Requiem

1.8K 160 14
                                    

"The heart dies a slow death, shedding each hope like leaves until one day there are none. No hopes. Nothing remains."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Mari kita akhiri saja semuanya malam ini, Uchiha Sasuke." ucap Sakura datar.

Sasuke merasakan denyutan nyeri di dadanya ketika mendengar Sakura memanggil namanya dengan nada yang terdengar begitu dingin. Tidak ada lagi suara riang yang memanggilnya "Sasuke-kun". Pemuda itu tahu, gadis ini sudah terluka. Jika saja bisa, Sasuke ingin membawanya kabur sejauh mungkin. Menikah, membuat identitas baru, dan menjalani kehidupan normal. Tapi tidak akan semudah itu, orang-orang suruhan Shogun pasti akan mengejar mereka berdua hingga ke seluruh pelosok negeri. Di samping itu, Sasuke juga merasa sudah tidak pantas lagi mengharapkan cinta dan pengampunan dari seorang Senju Sakura.

"Mungkin setelah kematianku kau bisa berbahagia, karena dengan ini Uchiha lah yang memenangkan duel. Lanjutkan perjalananmu ke Sunpu. Aku sudah cukup sampai di sini, Uchiha-san."

"......"

"Kenapa kau diam saja, Uchiha-san? Kau pasti juga sudah mendengar tentang penyerangan klanmu kepada Senju, bukan? Kami sudah kalah. Kami tidak punya apa-apa lagi. Bahkan jika kau memintaku untuk menggores namaku di surat gulungan dengan darah, maka akan kulakukan! Senju Sakura sebagai Senju terakhir, dengan ini dinyatakan sudah mati."

"Cukup! Hentikan semua omong kosongmu, Sakura!" bentak Sasuke.

Sasuke menjatuhkan pedangnya ke tanah dan segera membalikkan tubuh Sakura. Memojokkan gadis itu hingga punggungnya membentur batang pohon sakura di depannya. Kedua netra berbeda warna mereka saling menatap satu sama lain. Iris onyx si pemuda tampak begitu sendu, sementara Sasuke hanya mendapati kekosongan di mata sang gadis, seolah jiwanya telah tercabik karena ditarik paksa dari raga indahnya.

"Kenapa? Kenapa semuanya pergi meninggalkanku? Ojiji, Ino, Hotarubi, Kakashi-sensei, Naruto-nii, bahkan Sasuke-kun? Kenapa aku ditinggalkan sendiri?" bisik Sakura.

Gadis itu terlihat seperti boneka rusak. Ia terus menggumamkan kata-kata yang membuat hati Sasuke semakin terasa sakit. Sasuke tidak sanggup melihat keadaan Sakura. Kami-sama telah menghukumnya dengan cara ini. Tidak ada luka fisik di tubuhnya, tapi entah kenapa rasanya jauh lebih sakit daripada luka terkena sayatan pedang.

"Kenapa Uchiha-san? Menurutmu kenapa?" Sakura terus saja memberondong Sasuke dengan pertanyaan yang melukai pemuda itu.

Sasuke membungkam bibir Sakura dengan ciuman yang panjang. Melumatnya penuh-penuh seolah ia tak akan lagi menjumpai hari esok. Ciuman itu mewakili semua rasa keputusasaannya, kegundahan, dan rasa bersalahnya. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulut sang gadis musim semi. Menyalurkan segenap hasrat dan kerinduan yang membuncah.

Sasuke melepaskan ciumannya. Menatap wajah cantik Sakura, namun hanya kehampaan yang terukir jelas di sana. Bahkan tidak ada respon sama sekali dari ciumannya. Sakuranya seperti sudah benar-benar mati.

Sasuke memeluk erat Sakura mencoba mati-matian menahan air matanya agar tidak tumpah. Gadis di pelukannya sedikit bergetar tapi tetap saja tidak ada ekspresi apapun di wajah cantiknya. Cahaya di kedua mata hijau teduhnya sudah benar-benar meredup

Uchiha Ninja ScrollsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang