2

929 75 14
                                    

Mungkin alur disini agak membingungkan maaf.....

Author's pov

Seorang pria dengan ke perawakannya yang tampan dan tinggi itu melangkah dengan tegap serta tatapan tajamnya, bahkan jika aku menatapnya mungkin aku akan lari terbirit-birit. Lengkap dengan senjatanya yang merupakan senjata api jenis hybrid, mungkin aku tidak perlu menjelaskan apa senjata itu yang penting jika kau kena senjata itu mati lah kamu ditempat.

"Ah, sudah lama sekali aku tidak menyentuh dan menggunakan senjata ini benar bukan, Daehwi?" Tanya pria berparas tampan itu.

Yang ditanyai sebut saja Daehwi hanya bisa menunduk dan menangis didalam sekapan pada bagian mulutnya.

"Kenapa kau tidak menjawabnya? HAHAHA APAKAH KAU TAKUT? HAHAHA" Baiklah tawanya tak hanya membuat si pemuda yang umurnya baru menginjak 18 tahun itu.

Tanpa ragu laki-laki itu membidik pemuda tadi dan tersenyum simpul melihat kucing buruannya meraung meraung tak ingin di buru.

"Kucing manis, apakah kamu ingin mengucapkan selamat tinggal dengan kedua orang tuamu itu? Ah kurasa tidak usah sebab kau akan bertemu dia nanti di surga"

DOR!

Tepat di titik vital pemuda nahas itu. Apakah kalian ingin ku beritahu dimana bagian itu?. Bagian itu tepat di jantungnya dan jarak dari penembak dengan pemuda itu tidaklah jauh, sehingga peluru itu menembus lapisan kulit punggungnya.

"AAAA DAEHWI-YA!!"
Teriak orang tua dari pemuda bernama Daehwi itu.

"Ong Seongwoo bisakah kau memaafkan kami? Kami mohon Seongwoo-ya"
Pinta ibu itu kepada pemuda yang sudah kalian ketahui namanya adalah Ong Seongwoo.

"Hahah, tidak semudah itu ahjumma"

DOR!!

"Maafkan aku ahjumma aku hanya membantumu untuk dapat bertemu dengan anak mu lebih cepat"
Ujar Seongwoo sambil mengusap lubang yang ia buat di kening wanita tua itu.

Drrtt drtt drrt

Telepon genggamnya bergetar didalam saku jas hitamnya, dan niat awal si pemilik telepon genggam itu adalah mematikannya, namun apa salahnya jika ia menjawab telepon itu?

"Ya sunbae ada apa kau meneleponku? Kau masih ingin bertanya apakah aku sudah membunuh ibu dan anak ini? Maafkan aku sunbae aku belum membunuh ayah dari anak ini"

Terdengar tawaan renyah dari si penelepon, dan Seongwoo hanya bisa menyerenyit keningnya bingung akan sunbae nya itu.

"Hai Ong Seongwoo, bukankah sudah kali ketiga aku berkata kepadamu? Jangan lagi kau berurusan dengan adik penyakitan mu itu, dan aku akan mengirim foto dimana adikmu terluka parah akibat seorang kakak yang tidak mau menaati perintah sunbae nya ini?"

From : 010-1234567
[Send a picture]
Mungkin ini yang terakhir kalinya kamu melihat dia hahahahahah.

Terkejutlah Seongwoo saat mendengar dan melihat bagaimana ia menyebutkan kata "adik" dan mengirimkan foto adiknya tekapar begitu saja, bagaimana tidak baru kemarin ia menengok keadaan sang adik, untuk mengetahui apakah sang adik sudah makan? Apakah sang adik sudah minum obatnya? Apakah ia baik baik saja?, ia tahu bahwa ia melakukan hal itu bisa saja membuat adiknya lebih terluka.

Time [Wanna One]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang