Chapter 2. Strong Ice and Black Fire

39 10 2
                                    

Chapter 2. Strong Ice and Black Fire

Di kejauhan terlihat Pemuda Gagah dengan tinggi 150an. Dia terlihat seperti remaja yang sudah matang. Tapi nyatanya dia Anak baru hari ini berusia 10 Tahun. Dengan kulit putih dan fitur wajah yang bisa dibilang tampan, serta aula mulia yang dipancarkannya. Pasti bisa langsung memikat hati wanita siapapun yang melihatnya.

"Ayah, Ibu. " seru Roku dari kejauhan

Mendengar suara itu, lantas kedua Orang Tua berbalik dengan senyum bahagia terpampang di wajah mereka.

"Roku bagaimana? Apakah anda gugup? Hahaha, dulu Ibu dan Ayah juga gugup saat membangkitkan sihir, jadi jangan terlalu banyak Memikirkannya. " Seru orang tua dengan senyum samar

"Bagaimana mungkin saya gugup ayah, ibu!? Err, Mungkin juga saya sedikit gugup, Hehe. "

Melihat senyum malu Roku, kedua Orang Tua itu saling melirik. Kemudian tertawa lepas.

"Kau Anak Nakal. ayo cepat pukul prasasti itu. Biarkan Ibumu melihat bagaimana perkembangan kekuatan anda tahun terakhir ini. "

Mendengar perkataan ayahnya, Roku tanpa berbasa-basi langsung maju dan cepat meninju prasasti itu. Dengan cepat cahaya muncul, menuju garis pertama dan cepat menuju garis kedua prasasti. Tetapi setelah 3/4 garis, cahaya itu mulai melambat, dan akhirnya berhenti sedikit dekat dengan garis kedua prasasti.

"180 Kg? Tidak buruk. Tampaknya peningkatan kekuatanmu tahun-tahun ini cukup membaik. Sekarang anda mungkin bisa bertarung seimbang melawan Penjaga Gerbang Manor. " kata Ayah tertawa.

"Oh benar, Ayah Ibu. Kalian tidak pernah mengatakan elemen sihir apa yang kalian berdua miliki. Ayo cepat tunjukan dan biarkan aku melihatnya! "

Mendengar permintaan anaknya, kedua orang tua saling melirik dan tertawa.

"Baiklah Ibu dan ayah akan menunjukan kepadamu elemen sihir kami. Kamu harus mundur sedikit dan juga jangan menyebutkan ini kepada orang luar. "

Roku mengangguk mendengar perkataan ibunya. Auntumn tersenyum melirik Roku. Kemudian kaki kanannya bergerak satu langkah dan segera lapisan es muncul di bawah kakinya. Lapisan es terus menyebar sampai menutupi seluruh lantai ruang latihan dan akhirnya berhenti ketika lapisan es akan memanjat ke dinding.

(Ribet mau pake ayah ibu mulu jadi gw ganti. Auntumn Snow : Ibu Roku. Simon Kanata : Ayah Roku. )

Roku terkejut sampai melompat mundur dan tersandung. Dia tidak mempedulikan rasa sakit menyengat di pantatnya dan mengamati secara cermat lapisan es dibawahnya. Dia terus mengetuk lapisan es dan kemudian mencoba memukul lapisan es. Roku tercengang, bahkan tidak ada goresan di tempat yang barusan dia pukul. Kemudian dia mencoba lagi memukul sekuat tenaga, hanya untuk berakhir dengan tangan bengkak.

'Wow, lapisan es ini sangat keras. Juga bagaimana Ibu bisa mengeluarkan sihir tanpa melafalkan mantra. Juga ini adalah elemen sihir es. Salah satu elemen paling langka untuk penyihir. Jika Ibu sudah sekuat ini, lalu bagaimana dengan Ayah? ' pikir Roku tanpa sadar melirik Simon.

"Haha, sekarang giliran Ayah! "

Sepertinya Simon mengerti apa yang di pikirkan Roku. Segera dia menjentikan jarinya dan api hitam ber'ukuran kelereng muncul di tanganya. Kemudian dia menjentikannya seperti koin dan api hitam melayang di udara. Tepat setelah api hitam menyentuh tanah, seluruh lapisan es di lantai berubah menjadi kabut. Setelah beberapa detik seluruh kabut menghilang. Roku memeriksa hanya untuk melihat seluruh lapisan es sudah menghilang. bahkan tidak sedikit bekas air tersisa di lantai.

(Sama seperti hukum mencair dan menguap. Tapi karena suhu yang terlalu tinggi, es melewati langkah pertama dan langsung menjadi kabut. )

Roku tidak berbicara. Dia menatap kedua orang tuanya dengan tatapan pemujaan. Jika bukan karena mereka ayah dan ibunya, dia mungkin sudah bersujud dan meminta mereka menjadikannya murid.

(Dalam cina kuno, jika ada guru ingin menerima seseorang menjadi muridnya. Dia perlu bersujud 3x atau bisa juga menyajihkan teh sebagai tanda penghormatan untuk guru. Guru sehari untuk ayah selamanya)

Melihat ekspresi Roku, Simon dan Auntumn tidak tau harus tertawa atau menangis. Mereka ingin berbicara, tapi cepat disela oleh Roku.

"Wow Ayah Ibu, kamu berdua sangat kuat. Apaan-apaan es yang keras itu, bahkan dengan kekuatanku, aku bahkan tidak bisa meninggalkan goresan. Juga api hitam kecil itu sangat sengit. Aku tidak pernah mendengar elemen api hitam, tapi aku yakin itu pasti sangat kuat. Kenapa Ayah dan Ibu tidak berbicara sebelumnya tentang sihir anda. Oh benar jika berita ini bocor bukan saja Kota Azure, bahkan Kerajaan Nusantara akan terguncang oleh berita ini. Jangan khawatir, percaya pada anakmu. Bahkan jika Anakmu mati, aku takkan pernah membiarkan berita ini bocor. "

Mendengar perkataan Roku yang nyerocos seperti bus tayo. Simon segera maju dan menjitak kepala Roku.

"Anda anak nakal. jika anda ingin seluruh dunia tahu, maka teruslah berteriak, dan lihat bagaimana Ayah akan menghukum anda. "

Roku hanya cepat menutup mulutnya. tapi itu tidak sedikitpun mengurangi pemujaan di kedalaman matanya.

"Baiklah kalian Ayah dan Anak selalu seperti itu. ayo cepat kita menuju aula kebangkitan sihir. Jangan membuat Paman Feng anda menunggu terlalu lama. "

Simon dan Roku mengangguk. Kemudian mereka berjalan menuju aula kebangkitan sihir.

King of Sword : Rise in Time Fighter(HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang