"Gimana hm? Jihoon nya mana?!" Pekik cewek itu, Yein.
Iya, Jung Yein. Cewek yang udah ngerebut Jungkook dari dekapan Airin selama 3 tahun.
"Mau lo apa hah?" Bentak Airin.
Yein tertawa kecil lalu mengambil pisau kecil dari saku roknya.
"Mau gue ya? Hm, bunuh lo keknya seru." Ucap Yein sambil mainin pisau nya.
Airin yang melihatnya langsung bergidik ngeri.
"Lo jangan main-main sama gue!" Pekik Airin.
Yein lantas menutup mulutnya, bermaksud meremehkan Airin. "Ups, jadi lo mau nya langsung mati?"
Airin berdecih lalu menendang tubuh Yein dengan kakinya, membuat kakak kelasnya itu terhuyung ke belakang dan menabrak tembok.
"Berhenti main-main sama gue. Gue gak selemah yang lo tau, jalang!" Pekik Airin.
Ia langsung menghampiri keberadaan Yein, dan merebut paksa pisau ditangan Yein lalu membawanya menuju pintu keluar toilet.
Ia mencoba merusak gembok yang bertengger di pintu dengan pisau tadi.
"Jangan coba-coba keluar!" Teriak Yein.
Airin pun segera mempercepat aktivitasnya. Dan akhirnya pintu bisa terbuka.
"Lo pantesnya dikurung disini, mati sampe membusuk. Dan tinggal di neraka!" Teriak Airin.
Ia pun segera keluar. Beberapa orang yang berdiri di depan toilet dengan mimik wajah khawatir cukup mengagetkan jantung Airin.
"AIRINNNNNNNN!"
HAP!
Jihoon berhasil memeluk tubuh Airin setelah berlari dari kejauhan 10 meter tersebut. Tidak peduli dengan tatapan banyak orang disekitarnya.
Ia mengusap pelan surai rambut gadis yang ia peluk saat ini. Jihoon benar-benar khawatir.
Sedangkan Airin masih hening di dekapannya.
"Lo gapapa kan?" Tanya Jihoon.
Airin tidak bergeming sama sekali. Saat ini Ia benar-benar sangat malas untuk berbicara.
Tubuhnya terasa remuk akibat bertengkar dengan Yein tadi.
"Lo gapapa? Jawab gue." Ujar Jihoon.
Airin pun menggeleng. "Bawa gue pulang."
Jihoon menghembuskan napasnya kasar. Ia pun segera menuntun Airin keluar dari kerumunan.
——
Airin minum segelas susu yang Jihoon kasih ke dia beberapa menit yang lalu.
Hari ini kebetulan kedua orang tua Airin lagi di rumah sakit menjenguk neneknya. Jihoon yang berniat menelpon pun dilarang Airin.
Akhirnya, Jihoon lah yang harus ngerawat Airin.
"Gimana udah baikan?" Tanya Somi.
Oh iya, jangan lupakan sahabat-sahabatnya yang sempet kalang kabut ngedenger berita kalo Airin hampir dibunuh Yein.
"Cuma rada pegel doang kok." Balas Airin.
Doyeon tiba-tiba mendecak kesal.
"Tuh cewek maunya apa sih? Udah dapet Jungkook tapi masih tetep aja gangguin lo." Cuap Doyeon.
Yoojung pun menambahi. "Iya tuh. Maunya dia apa sih?"
"Udah ah udah. Dia gak sepenuhnya salah." Lerai Airin.
Sahabat-sahabatnya tertegun mendengar ucapan Airin.
Apa maksudnya dengan kata 'dia gak sepenuhnya salah'?
"Maksud lo apaan, Rin?" Tanya Yoojung.
Airin mendengus kesal. "Ya Yein gak sepenuhnya salah guys."
"Kok bisa?" Sekarang Somi yang gantian nanya.
"Ya bisa lah. Soalnya 3 hari yang lalu, Kak Jungkook ngajak gue balikan." Ujar Airin.
Sahabat-sahabatnya langsung tak bergeming. Cukup terkejut mendengar ucapan Airin. Suasana pun mendadak menjadi canggung.
"Yakin, Rin? Terus jawaban lo?" Tanya Yoojung mencairkan suasana.
Airin mengangguk sembari tersenyum. "Belom gue jawab, tapi rencana gue bakal balikan sama Kak Jungkook."
"HAH?! WHAT?!"
"Lo bego ya Rin? Keknya lo harus sering-sering deket Jihoon biar bisa move on deh." Ucap Somi.
Airin mengedikkan bahunya. "Buat apa? Toh Kak Jungkook udah balik lagi ke dekapan gue.—"
"—toh gue deket sama Jihoon cuma iseng doang."
PLAK!
Doyeon reflek menampar pipi mulus Airin. Bagaimana pun Jihoon adalah sepupunya, dan dia merasa tidak terima dengan ucapan Airin.
"Lo ternyata sama busuknya dengan Yein, Rin. Brengsek!"
Doyeon lantas pergi keluar dari kamar Airin, tangannya membrutal saat membuka pintu.
Sampai ia tidak sadar bahwa sedari tadi Jihoon berada dibalik dinding, dan menguping pembicaraan mereka tadi.
Nampan ditangan Jihoon pun lantas jatuh dari genggamannya setelah mendengar penuturan Airin.
"Eh?"
Yoojung dan Somi terkejut dengan suasana yang tiba-tiba menjadi kejutan hari ini.
Mereka berdua tidak habis pikir dengan pemikiran seorang gadis yang sangat beruntung ini. Bisa-bisa nya Ia berkata dengan mudah seperti itu setelah sudah cukup dekat dengan Jihoon.
"Rin, maaf. Lo licik."
"Gak gue sangka, mending gue pulang."
Yoojung dan Somi bergegas keluar dari kamar Airin. Perasaan mereka cukup kesal.
"Berhenti."
Langkah mereka berdua terhenti ketika lengan tangan yang panjang menghalangi langkah mereka.
Saat mereka berdua mendongak, betapa terkejutnya mereka melihat wajah Jihoon dengan mimik yang suram sedang menatap mereka berdua dengan tajam.
"Eumm, yang diucapin Airin tadi... Bohong kan?" Tanya Jihoon.
Yoojung menelan salivanya dengan susah payah.
"Gak. Gue gak pernah bohong. Jadi jangan berharap lebih sama gue."
Airin angkat bicara untuk menjawab pertanyaan Jihoon. Dari arah tempat tidur, Airin tersenyum meremehkan melihat keberadaan Jihoon di ambang pintu.
Kedua telapak tangan Jihoon terkepal. Amarahnya benar-benar memuncak saat ini.
Diraihnya nampan berisi semangkok bubur tadi, dan di lemparnya kearah tubuh Airin.
PRANGGG!
"LICIK LO, JALANG!"
Jihoon berlalu dengan amarah yang mencuat, diikuti oleh Yoojung dan Somi. Meninggalkan Airin sendirian dengan tubuhnya yang kotor karena terkena bubur panas buatan Jihoon tadi.
Mereka hanya bisa memuncakkan emosi tanpa mengetahui apa sebab dari semua emosi yang mereka torehkan.
——
Huhu, udah lama banget ga update. Sekali update malah jadi sad gini :( enaknya sad ending deh keknya wkwkwkwk
Keep vomments ya guys🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On | Park Jihoon✔
FanficSemoga lo bisa move on dari gue. 🎖1 in comedyromance 15.12.18 [[20.06.2017]] emaarhm, 2017.