kedua

26 4 0
                                    


Sasa bingung dengan nasibnya sekarang. Tanpa ia sadari ia telah menerima tawaran bodoh dari berandal yang baru ia kenal. Namun liat sisi baiknya, ia masih hidup.
  Mata Sasa memandang gelapnya langit sore,
'sepertinya akan hujan' pikirnya
  Sasa mempercepat langkahnya. Hingga akhirnya sampai di apartemennya. Ia sangat lelah. Sasa merebahkan diri di tempat tidur nya. Menatap lekat lekat langit langit kamarnya.
" Kapan semua teror ini akan berakhir? " Gumamnya
  Ya, Sasa saat ini sedang di teror oleh orang suruhan omnya sendiri. Ayah dan ibunya sudah meninggal 2 bulan yang lalu, dan banyak orang yang dendam pada mereka. Mereka ingin melenyapkan Sasa yang tidak berdosa itu.
  Sasa lelah, tanpa sadar ia tertidur lelap.
Esoknya...
   Sasa berjalan di koridor sekolah dengan santai. Headphone putih terpasang di telinganya. Setidaknya kalau ia di sekolah, tidak ada yang bisa membunuhnya. Maka dari itu Sasa sangat senang berada di sekolah.
"Hoi" seru sebuah suara mengagetkan Sasa.
"Melamun aja lu"
Orang itu adalah Daffa  , teman Sasa dari kecil. Daffa selalu ada buat Sasa kapanpun.
"Daffa!!!" Seru Sasa girang lalu memeluk daffa.
"Eh..eh ngapain lu nih" kata Daffa. salting.
"Ih Daffa jahat deh! Sasa kan rindu sama Daffa!" Seru Sasa sambil memasang tampang aegyo.
  Bukannya protes, wajah Daffa langsung memerah. Ia segera mengalihkan pandangannya dari Sasa.
"Ih lu kenapa? Sakit?"
"G..gw gak papa! Duluan ya bye~"
"Hahaha.. dasar Daffa!"
  Sasa melanjutkan perjalanannya dan tiba di kelasnya. Sasa langsung duduk dan kembali serius mendengarkan musiknya. Tiba tiba guru pelajaran pertama langsung masuk.
"Anak anak... Hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silakan masuk dan perkenalkan dirimu."
  Murid yang dimaksud itupun masuk. Murid laki laki dengan warna rambut silver dan memakai Hoodie putih. Sasa sangat kaget melihatnya.
'kenapa dia sekolah disini?' pikir Sasa .
"Ayo nak perkenalkan dirimu"
"Gw Nabil"
' just that? WTF ni orang gak ada basa basinya' pikir... Satu kelas.
"Ehm.. ok Nabil silahkan duduk di tempat yang kosong, di sebelah Sasa"
'wtf me???!' pikir Sasa
  Tanpa basa basi, Nabil berjalan ke tempat duduk sasa, dan duduk disamping Sasa.
"Gw gak bawak buku, pinjem"katanya dingin.
'nih anak niat sekolah gak sih, ^-^° untung gw bawak buku kosong' pikir Sasa.
"Nih"
   Pelajaran dimulai. Selama jam pelajaran Sasa sama sekali gak fokus. Karena tatapan dingin dari Nabil.
"Kringggggg....."
'syukur dah selesai' pikir Sasa.
   Sasa segera berdiri bersiap ke kantin. Namun dicegat Nabil.
"Titip"
"Titip apaan?"
"Terserah lo"
'huffft.. untung gw sabar' pikir Sasa.
  Sasa berjalan dengan santai ke kantin. Tiba tiba ia disenggol seseorang. Sasa tidak mempedulikan nya.
"Aduh, sok amat deh dia itu."
"Iya kan padahal ortu nya juga baru meninggal tuh"
"Eh gaes, ngapa gak dia aja ya yang meninggal?"
'yah blablabla..  terserah mereka, aku gak peduli'
  Hidup memang keras kepada Sasa, namun Sasa tidak mempedulikan nya sama sekali.
"Kringggggg...."
  Bel masuk sudah berbunyi. Sasa dan Nabil cepat cepat menghabiskan makanan mereka. Sungguh Sasa sangat membenci pelajaran satu ini, ya matematika. Guru metematika pun masuk
"Baiklah semuanya, kerjakan hal 102 nomor 1-50, kalau gak siap kerjakan di rumah. Saya permisi"
  Dan dia pergi lagi.
'wtf, ni orang gak pernah apa ya Baek Baek Dikit ke aku? Mana 50 soal lagi'
  Sasa memegang kepalanya bingung.
Nabil melihat kearah Sasa dengan tatapan dingin.
"Lo gak ngerti?"
"I..iya"
"Oh"
  Nabil pun lanjut menulis.
'ni orang peka dikit napa-_-'
Akhirnya jam pulang pun tiba, dan Sasa sama sekali belum mengerjakan apapun.
'duh gw gimana nih? ' pikirnya
"Lo, ikut kerumah gw" seru Nabil tanpa sedikitpun melihat Sasa.
'lah dia mau ngapain aku? Aduh jangan jangan malah disuruh bersihin rumah lagi,aku ikut aja lah'
  Nabil membawa Sasa kerumahnya.
'hem... Rumahnya bersih, terus gw disuruh ngapain'
"Ehm.. jadi tugas gw apa nih?" Tanya Sasa penasaran.
"Masak"
"Biar gw kerjain pr lu"
Jawab Nabil dingin.
Nabil pun pergi
'wah ini mah aku nya yang enakxD'
  Sasa berjalan girang ke dapur rumah Nabil. Ia mulai memasak dengan bahan seadanya.
"Nabil! Dah siap nih!"
   Nabil datang ke dapur dan mereka pun makan berdua.
"Ehm... Enak gak?" Tanya Sasa ragu.
"Enak"
'yes berhasil'
  Nabil makan dengan lahap setelah selesai makan ia langsung mengantar Sasa pulang.
"Thanks for today bil!" Kata Sasa sambil berjalan girang ke arah rumahnya.
Entah kenapa...
Saat itu...
Untuk pertama kalinya...
Jantung Nabil berdegup kencang
--------------------
Hai semua!!!!
Maaf ya udah nunggu lama hehewh:3
Realita: gak ada yang nungguin lu thor #plak
Hehe abaikan..
Maafkan ya buat episode yang sangat berantakan ini
Author masih newbie
Btw makasih ya yang udah mau nyempatkan diri baca cerita author
Keep voment!!!!
Kalau ada kritik atau saran silakan chat aja:
Ig:@pockypiko
Line:fayicute
Gpp kok author gak gigit:3
Thanks for reading
-----------------------
Rindu ini jahat
Selalu bertambah
Tanpa tau cara nya berhenti
-awxaen

the snow heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang