the snow heart

ketiga

Another day in my life- pikir Sasa
Sasa sedang lari dari terkaman geng queen Ajeng, karena tadinya Sasa tidak sengaja menabrak salah satu anggota geng itu. Dan sekarang Sasa sedang dikejar kejar seperti tahanan yang kabur dari penjara.
Sasa yang sedang berlari tak karuan itu, tanpa sadar menabrak Nabil yang sedang asyik dengerin lagu, hingga Nabil terjatuh ke genangan air yang ada dibelakang nya. Sasa tak peduli dan tetap berlari namun dicegat Nabil. Nabil memojokkan Sasa ke dinding dan menahannya dengan tangannya.
"Lepasin gw! " Teriak Sasa sambil berusaha melepaskan dirinya.
"Kalo gw gak mau?" Jawab Nabil dingin.
"Kalo gak gw bakal teriak nih."
"Silahkan"
"Serius? Kita lagi di depan ruang guru lho!"
"Seperti gw bilang tadi, si lah kan"
Tiba tiba guru BK lewat didepan Nabil dan Sasa.
"Hei hei ada apa nih?!" Marah guru BK.
"Dia buk!" Kata Sasa sambil menunjuk Nabil.
Nabil hanya memafsang tampang cuek saja.
"Sasa... Sasa! Jangan ngeles ya kamu!"
Kata guru BK itu sambil menjewer Sasa.
"Aduh buk.. ampun buk" seru Sasa kesakitan.
"Kalian berdua! Bersihkan gudang olahraga! Sekarang!"
"Baik buk" seru mereka berdua bersamaan.
Di gudang olahraga....
"Ini gara gara lho sih! Kalo lo biarin gw lari, pasti gabakal hi i jadinya!" Seru Sasa jengkel
"Lah, yang duluan siapa ferguso? " Balas Nabil.
Tiba tiba lampu diruangan itu mati. Dan terdengar suara tawa keras dari arah luar.
"Mati lampu?" Kata Nabil bingung.
Nabil berjalan ke arah pintu masuk gudang olahraga yang terbuat dari besi. Ia mencoba membuka pintu itu.
"Terkunci" katanya lirih.
"Apa?!" Jawab Sasa.
"Yah.. kayaknya kita harus bermalam disini deh"
Hari mulai gelap. Namun tak ada seorang pun yang menyadari bahwa Sasa dan Nabil terkunci di dalam ruang olahraga.
Hujan turun dan udara mulai dingin. Sasa kedinginan. Dia memang sedikit sensitif terhadap dingin.
"Brrrr..." Sasa menggigil.
Nabil menyadari keadaan Sasa itu. Dia melepaskan jaketnya, dan memberinya pada Sasa.
lalu memeluk Sasa. Sebentar. Lalu langsung memalingkan wajahnya dari sasa.
Wajah Sasa langsung memerah. Namun ia tersenyum tipis.
"Makasih" katanya sambil tersenyum.
Nabil meliriknya sedikit,lalu kembali memalingkan wajahnya.
Sasa yang sedari tadi kelelahan, mulai mengantuk. Tanpa sadar ia tertidur. Kepala nya tersandar ke bahu Nabil. Nabil meliriknya.
"Dasar" katanya pelan sambil menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.
Cahaya matahari menimpa Sasa. Membuat Sasa terbangun dari tidurnya. Begitu terbangun, Sasa melihat Nabil yang sedang mengotak atik sesuatu.
"Ngapain Lo?" Tanyanya
"Oh Lo dah bangun"jawab Nabil dingin.
"I..iya"
"Kayaknya ada satu cara supaya kita bisa keluar dari sini"
"Heh?! Serius Lo?"
"Ya, kita bisa lewat situ"kata Nabil sambil menunjuk ventilasi yang cukup besar yang berada diatas lemari.
"Gila Lo ya! Lo gak tau ini lantai berapa? Lantai 3 goblok!" Teriak Sasa.
"Lo mau berharap kita ditemuin orang? Ini hari libur mana ada orang di sekolah" jawab nabil heran.
"Huh!"
"Udahlah, ini gak bahaya kok! Soalnya ada kayu tukang disitu"
"Hem... Ok"
Mereka berdua naik ke atas lemari.
"Gw turun duluan" kata Nabil. Nabil langsung turun dan menunggu Sasa dibawah.
"Seriusan ni? Gw takut! " Kata Sasa.
"Cepatlah, gw tangkap Lo!"
Sasa keluar dari ventilasi. Nabil menangkap nya.
"Terus sekarang gimana caranya kita turun?" Tanya Sasa heran.
"Hm.. kayaknya..."
"Kyaaaaaa!!!" Teriak mereka berdua.
Belum selesai Nabil berbicara, ternyata kayu yang menjadi tempat pijakan mereka itu patah. Sasa menutup matanya takut.
Ya Tuhan apakah hidupku akan berakhir disini? Pikirnya
-------------------------------
Hai semuanya xD
Maaf kan ya atas keterlambatan up nya the snow heart.
Kalian pasti dah nungguin lama kan?
Gak ada yang nungguin lo Thor #plak -realita
Ya udah gpp deh
Thanks for reading.
Keep voment and support author terus ya!!!
-------------------------------------------
Cinta tidak pernah menjawab 'karena'. Jika cinta masih menjawab 'karena' maka artinya ia tak tulus.
-idk