Prolog

7.4K 271 16
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Berpisah, bukan berarti tak menyimpan hati."

______________

Seperti biasa saat masih sekolah, kita pasti akan selalu disibukan oleh berbagai tugas. Tak terkecuali dengan Alysa Nazila Rahma. Gadis berjilbab syar'i itu nampak terlihat selalu sibuk dengan berbagai bukunya.

"Sa, udah kelar ngerjain tugasnya?" tanya salah seorang temannya saat jam kelas masih berlangsung.

"Udah, baru dikit tapi," jawab Alysa.

"Gue lagi males nih hari ini."

"Males? Jangan males dong."

"Eh by the way, lo tau gak soal ketua OSIS?" tanya teman Alysa yang tiba-tiba beralih topik.

"Ketua OSIS?" Alysa membeo.

"Iya ketua OSIS, si Ikfan anak IPA satu."

Seketika, saat itu juga Alysa terdiam setelah mendengar nama seseorang yang disebutkan oleh temannya itu.

"Lo tau gak?" Tanya Fira.

Ya nama temannya Alysa yang satu ini adalah Fira. Fira adalah teman sekelas Alysa.

"Ngga."

"Lo harus tau Sa," ucap Fira bersemangat.

"Tau apa?"

"Kemarin tuh ya, gue denger si Ikfan baru aja dapet coklat." Fira mulai bercerita.

Alysa tak menanggapi ucapan Fira, ia malah terlihat sibuk merapikan buku-bukunya yang berada di atas mejanya.

"Dapet coklat dari adik kelas." Sambung Fira.

"Terus?" Alysa mulai tertarik dengan topik pembicaaran Fira, sampai aktivitas membereskan bukunya tadi terhenti dan diganti dengan menatap wajah Fira penasaran.

"Ya terus gitu deh, semua anak-anak heboh. Lo tau 'kan notaben si Ikfan itu kayak apa?"

Alysa kembali terdiam.

"Si Ikfan itu udah ganteng, pinter, kalem, salih, ah... pokoknya calon imam ter ter deh," sanjung Fira.

"Banyak yang suka lagi." Celetuk Alysa menambahkan pendapat Fira tanpa ragu.

"Nah iya, dia itu banyak yang suka. Saingan ketat deh kalau mau dapetin dia." Kata Fira.

Alysa bergeming.

******

Saat jam pulang sekolah tiba, sebelum pulang seperti biasa Alysa selalu menyempatkan dirinya untuk sholat ashar terlebih dahulu di masjid sekolah, mengingat ia selalu pulang pukul 2 siang ketika masih duduk di kelas XI SMA.

Kini Alysa tengah melepas sepatunya dan menaruhnya kemudian di rak sepatu yang tersedia di depan masjid khusus akhawat.

Namun saat hendak memasuki masjid melalui pintu masuk akhawat, Alysa dikejutkan dan terdiam saat melihat seorang lelaki yang selama ini namanya selalu ia selipkan disetiap do'anya. Saat ini Alysa tengah berdiri di dekat ambang pintu masjid yang saat itu masih nampak sepi.

ALYSA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang