Part 2

12 1 0
                                    

" Tan, yang ini Bagus nggak? " ucap Lio
" Bagus kok,eh yo gue tinggal bentar yah kayaknya boneka sebelah sana bagus deh buat nemenin gue tidur" ucap ku tersenyum
" Yaudah, deh"

Aku pun berjalan meninggalkan Virgillio yang memang sebentar lagi berjalan menuju kasir. Sesaat pandanganku teralihkan akan sebuah anak kecil yang menangis di ujung pojokan. Ku niatkan untuk sekedar mendekatinya.

" Hi, nama adek siapa? " ucapku melembut
" lendla " jawabnya dengan logat anak-anak
" Ngapain lo di sini?  Menjauh dari tuh anak! " ucapnya tegas dan cuek

Aku yang memang kala itu terkejut akan suara bariton itu secara spontan langsung berbalik. Dengan wajah polos ku yang memang kesal dengan tatapannya yang seakan menuduhku ingin mencuri anak itu.

" Gue gak ngapain kok,cuman ngeliat dia aja tadi nangis sendirian jadi gue deketin"
" Heh, Basi!!! Lo pasti cewek yang udah ngintain gue jadi lo sok-sok deket sama tuh anak biar lo dapet simpati dari gue terus gue ucapin Terima kasih" jawabnya dengan nada meremehkan.
" Maaf, mas, pak, atau siapapun Lo gue bukan cewek murahan sampe mikir kayak gitu"

Sesaat ku ingin melontarkan kata-kata untuknya. Namun, ku dengar Virgillio memanggil ku membuat ku secara spontan meninggalkannya.

" Lo, kenal sama tuh cowok? " Tanya Virgillio
" Nggak kok "
" Kok muka lo kayak kesel  gitu? "
" Ceritanya panjang yaudah yuk pulang"
" Oh, okay"

                        *******

" Thanks Yo,,, udah anterin gue" ucapku tulus
" Gue kali yang makasih, btw thnks yah udah nemenin gue jangan bosen karna cuman lu sahabat gue yang bisa di andelin gak kayak Keira kayak burung beo kebanyakan nyerocos"
" hahahahah,,, iya... Btw, hati-hati"

Sesaat ku pandangi jalan hingga motor virgillio menghilang di telan kejauhan aku pun masuk ke dalam kost an yang memang tempatnya cukup strategis tak terlalu jauh dari kampus.

Sesampainya di kost an akupun membersihkan diri. Setelah selesai akupun membuka laptop dan berniat menonton drakor sekaligus menghilangkan penat seharian. Karna aku termasuk mahasiswa kupu-kupu ( kuliah pulang kuliah pulang) jadi tak banyak yang kulakukan selain membaca novel-novel dengan selingan musik photograph-ed Sheeran sebagai teman penenang. Yang terkadang kuakui sesaat mendengarkan musik itu lagi-lagi air mata selalu meloloskan.

Kali ini aku teringat akan kejadian tadi siang.Kulihat wajahnya sesaat sebelum emosi ku terbit. Wajahnya cukup menarik, dengan rahang yang tegas alis yang tebal hidung yang mancung dan bibir yang cukup tebal namun sesuai.

Lagi-lagi mengingatkan ku akan Cio. Namun, mengingat mulutnya yang sangat jutek dan sadis itu membuatku ingin segera membekapnya. Untunglah Cio tak seperti itu, memang dia telah menyakitiku, teramat sakit hingga tak mampu membuat lembaran baru. Untung saja kala itu ada keluarga dan sahabat yang menemaniku.

Sahabat, iya sahabat dulunya sebelum dia menghancurkan mimpiku. Dimana, ia adalah tempatku mencurahkan segalanya, tempatku yang tak hanya bercerita namun menemani dalam suka dan duka. Ku akui tak semua sahabat begitu namun satu hal yang pasti dalam hidup ini sahabat juga manusia sama hal seperti kita, dan tak usang ia memiliki perasaan yang sama dalam diam dan kesendiriannya.

Untunglah, Keira tak seperti itu. Ku yakin dia lebih baik dari dia. Karna Keira apa adanya. Dan semoga kali ini aku tak salah.

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang