Dan sekarang, disinilah mereka. Di dalam kelas setelah bel pulang sekolah berbunyi. Mereka berdiskusi tentang rencana mereka minggu depan akan pergi mendaki gunung. Juan sebagai ketua kelas ada usul untuk pergi mendaki gunung, dan meminta pendapat kepada sahabat-sahabatanya terlebih dahulu. Untuk merayakan selesainya ujian semester I. Dan mengajak teman-teman lainnya.
"Gue ga setuju. Kalian tau kan, sekarang ini musim hujan. Gimana nanti pas kita lagi mendaki, trus tiba-tiba hujan turun." Ya, Jeny menolak.
"Elah Jen, itu cuma ada dipikiran lu doang. Lagian daki gunung paling kurang lebih sejam. Habis itu udah, tinggal nikmati suasana dipuncaknya." Jelas Juan memberi keyakinan kepada sahabatnya yang agak penakut itu.
Akhirnya setelah beberapa menit berdebat, rencana ini resmi dilakukan. Sebenarnya ini rencana para murid saja, guru-guru tidak ikut bahkan tidak mengetahui renca ini. karna mereka ingin bersenang-senang saja. Bukan study tour.
---
Tiba lah hari-H yang ditunggu-tunggu. Mereka berkumpul di aula sekolah bersiap-siap sambil menunggu transportasi tiba.
Jeny sudah sampai di sekolah dan mencari identitas sahabat nya, Dea. Namun dia tidak menemukannya. Akhirnya dia men-chat Dea.
Dea Yanti
Dea, lu dah dimana?
Aku lagi dijalan, Jen. Bentar lagi juga sampai
Oke
Dea tiba di sekolah. Karna ini hari libur, maka disekolah sepi. Guru-guru dan Kepala sekolah juga tidak ada disana. Hanya petugas satpam. Petugas satpam itu pamannya Dea. Setelah transportasi tiba, mereka berdoa terlebih dahulu dan naik satu-persatu.
Kevin sedang membaca buku. Dea sedang mendengar musik dan sesekali mengajak Kevin bercerita. Juan sudah tertidur lelap karena semalaman kurang tidur untuk mempersiapkan kebutuhannya. Disini, Jeny memakan kue, sambil mengkhawatirkan perjalanan mereka.
Apakah berjalan dengan baik? Bagaimana nanti jika ada yang pingsan? yang tidak sanggup? Bagaimana jika datang hujan di tengah pendakian? Akan kah ada yang terpisah? Semua itu ada didalam pikiran Jeny.
6 jam perjalanan tidak membuat mereka bosan. Mereka melakukan aktivitas yang baik. Waktu sudah 4 jam berlalu. Akhirnya Jeny memutuskan untuk memberitahu kekhawatirannya kepada sahabatnya. Mereka hanya menenangkan Jeny agar tidak perlu sekhawatir itu.
"Kita kan calon orang-orang hebat, Jen. Gini doang ga percaya diri. Katanya lu orang nya pantang menyerah, swag, trus penasaran". Kata Juan menghibur sedikit perasaan Jeny.
"Kita masih muda. Kita perlu merasakan, mencoba, melakukan, bahkan menciptakan sesuatu yang berbeda. Kita perlu pengalaman". Ucap Kevin menyemangati. (Kevin sering pake bahasa formal)
"Orang hebat kayak kita, butuh pengalaman yang hebat juga dong ;)". Lanjut Dea meyakinkan.
Jeny kemudian memandang sahabatnya satu persatu, mencari kepercayaan di mata mereka, dan kemudian sama-sama tersenyum.
Tak terasa, akhirnya tiba lah di tempat tujuan....
-Akan berlanjut-
^Aku gatau ada ga yang penasaran sama cerita ini. Aku juga semangat untuk up cerita ini^
Jangan lupa vote and komen. Terimakasih ❣

KAMU SEDANG MEMBACA
Young, Wild, and Free
AdventureKisah perjalanan dan petualangan sekumpulan anak muda yang tidak takut akan bahaya dan malah menantang risiko. Rasa ingin tau yang sangat tinggi melebihi pikiran orang dewasa. Keras kepala namun tetap rendah hati. Bagaimana kisah mereka? Simak cerit...