𝕟 𝕖 𝕝 𝕚 𝕡 𝕠 𝕥

17 4 0
                                    

(n.) one who walks barefoot.

Hendery = Arjuna.

Aresya tau, masa – masa sma emang paling berkesan, apalagi saat – saat yang paling ditunggu Prom Night, di mana bakalan ada beberapa orang yang bakal ngajak lawan jenis buat jadi Prom Date mereka nanti. Tapi, kalo di pikir – pikir, emang penting datang harus berdua? pasangan cewe cowo? Dia kira dengan teman perempuannya pun sudah cukup.

Minggu pun terlewati, para murid di sekolahannya pun kesana kemari untuk menawarkan diri mereka sebagai date,dia mengira teman – teman perempuannya, akan mengajak dia. Ternyata, salah. Teman – temannya pun seakan akan tidak peduli dengannya dan menerima ajakkan para kaum adam.

"Well, it wouldn't hurt right come by yourself? Lagian nanti kalau udah di sana pasti pada pisah dari pasangannya. " ,ujarnya untuk meyakinkan diri.

Berbulan bulan mereka menyiapkan semua hal di acara pesta itu, hingga sukses besar seperti hari ini. Memang teman temannya pisah dari pasangannya namun, Aresya yang tidak kuat lagi berdiri lama lama di acara tersebut Ia pun pergi ke taman belakang dan menghampiri salah satu bangku taman sambil melepas heels yang menyiksa kakinya dan melemparnya.

" Aresya? ", seseorang memanggil namanya dan dia pun mendongak untuk mengetahui siapa pemilik suara berat nan indah yang familiar baginya.

" Eh-? " , dia kaget. Gimana enggak? Seorang lelaki yang memiliki postur tubuh yang ideal bak seorang model, seseorang yang sudah ia kagumi beberapa tahun terakhir ini berdiri di depannya sambil membawa sepasang sepatu heels yang ia lempar tadi. Arjuna.

" Ini sepatunya kenapa di lempar? Bagus loh. " , ujar Arjuna sambil memberikan sepatu itu.

" O-oh . . . e e makasih ya, tadi kaki gue pegel terus lecet – lecet jadinya gue lempar aja soalnya sebel hehe. " , ujar Aresya yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu sambil menerima sepatu yang di beri oleh lelaki di depannya ini, canggung, malu. Itu yang Ia rasakan.

Lelaki itu pun duduk di sebelah Aresya, yang sedang kikuk itu.

" Nggak pulang? ", ujar Arjuna sambil melihat gadis disebelahnya.

" Iya nanti gue pulang kok . . " , ujar Aresya sambil memikirkan kata – katanya barusan, dia pulang sama siapa? Tebengan aja enggak punya.

" Gue tau kok lo nggak ada tebengan, lagian rumah kita searah. Pulang bareng? " , Aresya kaget bukan main, mungkin sekarang dia udah keliatan kaya kepiting rebus kali ya, salting sih.

" Pakiran mobil gue agak jauh dari sini, dari pada nanti kaki lo malah makin parah, gue gendong belakang ya? Daripada nyeker, hehehe."

fabulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang