𝕕 𝕣 𝕒 𝕡 𝕖 𝕥 𝕠 𝕞 𝕒 𝕟 𝕚 𝕒

6 1 0
                                    

(n.) an overwhelming urge to run away.

Xiao Jun = Aksa.

"Hah, udah deh jangan ngaco. Yakali gue kawin lari sama si Aksa.", jawab gue sambil noyor kepala si Ranesha. Sumpah, orang dengan ide tergila pasti Ranesha juaranya. Aduh, udah deh kacau.

"Loh, gue serius. Lagian lo berdua cocok kok.", ujar Ranesha sambil mengelus kepalanya yang di toyor, "Eh kepala nih! udah di doaiin."

"Sori, sori lagian lo gila banget sih. Aska juga bakalan mikir kalo lo sinting bukan gila lagi."

Sumpah kadang hidup ini tuh aneh, iya gue tau kok omongan orang jaman dulu tuh pasti bener karena mereka udah pernah jalanin hal yang kayak kita. But, this is 2020. Gue rasa untuk soal menikah, pekerjaan dan penghasilan yang sederhana juga nggak masalah. Selama kita bisa saling bantu membantu.

flashback.

"Udah ya Ara! papa nggak suka kamu berhubungan lagi sama si siapa dia? pengamen jalanan?", bentakkan papa yang menggelegar seluruh ruangan, disampingnya ada mama yang lagi nenangin amarah papa.

"Apanya pengamen jalanan? dia musisi pa! udah deh nggak usah suruh aku jauhin dia. Aku bahagia sama dia.", aduh udah deh gue kesel banget semenjak papa tau gue berhubungan sama Aska selalu begini. Apa salahnya sih kalo dia jadi musisi?

"Papa nggak setuju kalo kamu nikah sama dia. Bisa hidupin kamu apa hah? kamu pikir musisi kayak dia bisa hidupin kamu? anak-anak kamu nanti?", bentak papa yang sedikit bikin hati ini panas.

"Pah...", lerai mama sambil memeluk lengan papa dan mengelus punggung papa untuk menenangkan.

"Nggak bisa ma! papa nggak rela kalo Ara hidupnya sengsara. Cowoknya itu nggak bisa menjamin kehidupan dia! pokoknya papa bakalan jodohin kamu.", keputusan papa bulat sambil pergi meninggalkan ruangan bersama mama.

end of flashback.

Sekarang gue lagi di apartemen Aksa, biasa saking bosennya di rumah kena omelan papa tiap hari mending di sini sama Aksa. Dan, iya dia sebenernya musisi, tapi gue nggak yakin sama omongan bokap gue. Aksa orangnya kerja keras banget, gigih, ide-ide dia tuh orisinil, out of the box. Dan, gue juga nggak peduli kalo dia nggak se-kaya orang-orang, Aksa orangnya sederhana, baik, tulus. Nggak ada yang bisa ngalahin dia. 

"Ra?"

"...."

"Hey."

"..."

"ARA!"

"Hua kodok rebus kodok rebus!" ujar gue kaget bikin gue sadar dari lamunan soal ucapan bokap gue tadi.

"Ngelamunin apa?" tanya seorang pria yang cukup bisa dibilang tampan dan cocok sebagai model. Aska.

"Hah, enggak kok tadi mikir aja kenapa kalo suit jepang gajah kalah sama semut." jawab gue asal sambil ketawa aneh. Aneh. Gue aneh banget masa nanya gitu, ketauan banget gue dongonya.

"Yeh, ngaco banget kamu. Aku tau kamu mikirin ucapan papa kamu tempo hari."

"Gimana ya ka, aku nggak suka banget cara papa rendahin profesi kamu! apa salahnya sih? lagu-lagu kamu juga enak, selalu top chart." jawab gue sambil natap mata coklat Aksa lekat-lekat.

"Mungkin papa kamu nggak yakin kalo kedepannya aku bakalan masih setenar sekarang, kamu tau kan saingan di dunia industri ginian tuh banyak Ara." jawab Aksa santai sambil nyeruput kopi yang ia bawa.

"Ya tetep aja lah! job aku juga cukup kok buat menuhin kehidupan kita nantinya, secara kita kan jarang hedon."

"Ara, yakali kamu yang kerja kalo kita nikah? ngaco banget. Ya boleh sih kamu kerja, tapi kamu nanti malah kecapean."

"Ya terus gimana Aksaaaa? aku nggak mau dijodohin! orang maunya sama kamu!"

"Masih banyak jalan menuju Roma, Araku sayang.", jawab Aksa gemes sambil unyelin kedua pipi gue.

"Contohnya?"

"Kawin lari misalnya."

HAHAHA, tolong. Kayaknya bukan si Ranesha yang sinting, tapi Aksa juga. Kenapa sih dua orang ini.

"Kawin lari, bikin identitas baru. Tempat tinggal baru, kehidupan baru. Gimana?", ujar Aksa sambil natap serius wajah gue.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Are you being serious right now, Sa?"

"I'm deadly serious. Run away with me?"

"I— sure, such a nice plan."

fabulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang