Yang ia lihat hanya sebuah ruang putih tak berujung.Ade bingung. Ia takut Semakin ia berlari semakin pula sesak nafasnya. Tempat putih tak berujung itu merampas udara yang dihirup Ade . Ade mulai panik dan menangis. Memanggil Ibu dan Santi, kakaknya. Namun tak ada getaran bahkan suara yang keluar dari tenggorokannya. Hingga akhirnya ruangan yang putih tak berujung lagi sesak itu tiba-tiba tergantikan oleh sebuah tempat yang Ade bahkan tidak bisa meliihat tempatnya. Ya, seluruh tempat itu gelap gulita. Tak ada setitik cahayapun menyinari.Ade tetap merasa sesak. Bahkan semakin parah sesak nafasnya. Ia merasa lehernya tercekik. Ini lebih mengerikan daripada tenpat putih tak berujung tadi , pikir Ade. Ade pasrah, ia hanya bisa menangis tanpa suara dan terus mengigat ibunya. Mengingat keadaan ibunya jika ia harus pergi saat itu juga. Pasti ibunya sangat sedih. Lalu sedetik kemudian, Ia merasa udara yang telah dirampas darinya perlahan kembali. Ia mulai mengatur nafasnya, meskipun masih tersengal-sengal.Kemudian, lambat tapi pasti ia melihat setitik cahaya kecil datang kearahnya. Lalu tiba-tiba BRAKK. Ade langsung bangun terduduk dihalte karna suara gemuruh Petir yang baru saja didiengarnya. Ia termangu. Ternyata itu hanya mimpi. Semua ruangan putih dan ruangan gelap yang tak berujung itu, semua hanya mimpi. Sekalipun titik putih yang mendekatinya secara perlahan. Itu semua hanya bunga tidurnya. Ia kembali melihat jam dihalte. Pukul 03.00 AM. Rasanya ia baru tertidur sekitar 15 menit yang lalu. Tapi waktu bergegas begitu cepat. Sekarang sudah tak hujan lagi, tetapi jalanan yang masih becek dan basah membuktikan bahwa hujan baru saja berhenti. Mungkin sekitar 30 menit yang lalu. Ade bergegas berjalan menuruni tangga halte dan berjalan secepat mungkin yang ia bisa menuju rumahnya. Koran yang ia peluk tadi agar tak basah sudah hancur bentuknya. Lenyak dan sulit untuk dibaca lagi. Ia tetap berjalan. Terkadang ia berlari kecil disepanjang pinggir jalan dan berharap bisa sampai dirumah sebelum jam 5.
![](https://img.wattpad.com/cover/168738750-288-k277137.jpg)
YOU ARE READING
Jahitan Malaikat Lara
أدب المراهقينAde. Seorang bocah penjual koran keliling yang bercita-cita menjadi arsitek namun harus mengubur dalam - dalam impiannya tersebut karena ia tidak pernah mengenyam bangku Pendidikan formal. Hingga suatu hari,Malaikat yang buta dan kering hatinya jatu...