Tetapi ia dan Ade memiliki satu kesamaan nasib yang pedih. Sama-sama tak dapat merasakan bagaimana sosok ayah yang baik dalam hidupnya. Hanya kesamaan itu. Sesosok ayah yang pergi begitu saja dengan meninggalkan ibuya dan dia tanpa meninggalkan apapun. Bahkan sebutir beraspun tidak ada. Kembali teringat dibenaknya bagaimana ibunya bersusah payah untuk mendapatkan sesuap nasi buat Ardi. Ia tidak akan pernah melupakan hal itu. Tetapi ia sangat bertolak belakang dengan Ade. Ardi bahkan tak pernah berjualan Koran dan membantu ibunya untuk berkeliling berjualan. Yang Ardi kecil lakukan hanyalah belajar dan belajar. Ia selalu memegang buku dan selalu fokus terhadap cita-citanya.Ia bertekad bahwa tak ada satupun yang dapat menghentikannya untuk meraih mimpinya. Bahkan ayahnya sekalipun. Hal itulah yang membuat Ardi selalu membenci sosok ayah. Bahkan ia selalu sensitif setiap kali ada yang membahas tentang ayahnya. Ia tak segan untuk pergi dan bersikap seolah sosok ayah memang tak pernah ada dihidupnya. Sosok ayah memang tak pernah pantas untuk dapat hadir dihidupnya. Begitula Ardi remaja. Hingga sekarangpun. Ia tetap Ardi yang keras kepala.. Ardi yang sok kuat dan tegar padahal ia sewaktu-waktu pasti memerlukan wadah untuk air matanya. Tetapi ia terlalu malu untuk memberitahu bahwa ia masih memiliki lumbung air mata yang pasti akan mengalir kapan saja. Ia terlalu malu mengakui bahwa ia masih memiliki air mata dan perasaan pedih serta masa lalu kelam yang terbungkus erat menjeratnya. Ia tersadar terlalu jauh bernostalgia dengan semua masa lalu kelamnya. Ia kembali tersadar. Bocah disampingnya sudah tidak bersuara. Tak ada air mengalir lagi dipipinya saat Ardi menoleh sedikit kearah bocah itu. Ia tertidur pulas sekali. Begitu dalam Terlukis jelas sekali diwajahnya rasa pedih dan beban yang berat yang seharusnya anak seusianya tak alami. Ardi berhenti sejenak dipinggir trotoar. Ia mengusap wajahnya kasar. Ia membuang nafasnya dengan berat

YOU ARE READING
Jahitan Malaikat Lara
Teen FictionAde. Seorang bocah penjual koran keliling yang bercita-cita menjadi arsitek namun harus mengubur dalam - dalam impiannya tersebut karena ia tidak pernah mengenyam bangku Pendidikan formal. Hingga suatu hari,Malaikat yang buta dan kering hatinya jatu...