3 || Awal

45 7 3
                                    

Tiada awal, tiada akhir.

☆☆☆

Pagi pun tiba hari dimana yang paling Agatha benci.

"Thaaa.. bangun, " ucap seseorang yang mengetok pintu kamar Agatha. Itu Satya, sepupunya yang tinggal bersamanya untuk menjaga Agatha.

"Iya, Sat.. ngumpulin nyawa dulu... " jawabnya dengan  mengantuk.

"Udah jam 06.55 ini. Gue gak mau telat gara gara lo ya!"

"HAHHHHHH????!!!!!!!.... " Agatha kaget pastinya, karena sekolahnya masuk jam 07.00.

"Miiiawww... meowww.." Shiro--kucing Agatha, ia mengelus kaki Agatha.

"Wahai Shirooo... tukeran yuk kamu sekolah aku tidur, enak banget jadi kamu pus"- hayal Agatha.

"Dah ya gue tunggu di meja makan. Lima menit belum turun, gue tinggal!"

Agatha mandi dengan cepat tapi, ia memastikan badannya wangi dahulu baru keluar. Walaupun Agatha pemalas, dia selalu menjaga penampilannya.

Ia memakai seragamnya lalu turun kebawah untuk sarapan.

Agatha mengambil roti yang sudah disiapkan oleh Bi Ina.

"Ayo Sat, nanti terlambat."

Agatha pergi ke sekolah bersama Satya. Syukurlah Agatha sampai tepat saat bel berbunyi "Gak telat kan?" ucap Satria seraya berjalan menuju kelasnya.

"Eh.. ada sok cantik sok pinter sok manis plas kegatelan"- berkata kompak geng nya Ghea

"Duh plus Mba Princess yang cetar mebahana kaya kartun babi eh maksudnya barbie, sebelum nyinyir cek mbah google dulu sana." Sahut Agatha, entah kenapa pagi ini rasanya ia ingin membalas ucapan Ghea yang biasanya ia diamkan.

Geng Ghea pun meninggalkan Agatha dari lorong dengan terkejut. Sebab, tidak biasanya Agatha membalas ucapan mereka.

Agatha menaruh tasnya, biasanya di bawah kolong mejanya selalu ada surat cinta dan cokelat.

Agatha begitu famous karena paras nya yang cantik, rambut dan body nya goals tapi tidak dengan perilakunya, perilakunya itu bagaimana cara orang lain memperlakukanya.

Seperti geng Ghea mereka selalu menghina Agatha dan Agatha memperlakukannya seperti babi babi ups.

Itu lah yang Agatha maksud kenapa dia benci hari senin awal masuk sekolah dan juga ia merasa untuk apa sekolah? tidak ada yang berteman dengannya...

Mungkin ada? Ebina dan Rena, tapi mereka seperti bukan teman Agatha. Buktinya, mereka hanya menyampiri Agatha saat ingin ke kantin. Bangke :'3 :")

Sembari menunggu guru masuk ke kelas Agatha merenung, memikirkan rasa sakit yang mendalam.

Kalian tau apa yang aku rasain? Punya paras cantik. Aku sih bersyukur ya..
Dan kalian mengira aku itu sempurna.
Tapi, aku gak sesempurna itu.

Kalian tau gak?
Aku selalu mendam rasa sakit.
Aku yang di perlakukan buruk, sama orang yang gak suka sama aku.

FireworksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang