Jangan Malas!

483 15 0
                                    

Oleh Regina Nuchar

Sorak sorai terdengar meriah di halaman sebuah sekolah, Sekolah Menengah Pertama Panji Harapan. Hari itu, hari Kamis, memang adalah pengumuman kelulusan dari hasil Ujian Nasional tingkat SMP.

Tampak papan pengumuman sudah mulai miring akibat desak-desakan siswa yang ingin melihat namanya, putih abu-abukah tahun ini? Atau masih harus mengenakan putih-biru lagi sampai tahun depan?

Akhirnya,.... Ya, akhirnya papan pengumuman yang berwarna hitam itu harus merelakan ujung kanannya somplak dan kaca pelindungnya mulai bergetar, sebentar lagi akan copot lalu jatuh dan berantakan....

"Awas, awas.... Minggir dulu semuanya!" terdengar suara bentakan melengking seorang wanita. Begitu suara ini terdengar, suasana langsung hening, saat itu juga .... Hening!

Inilah suara Ibu Kepala Sekolah, semua siswa sudah pasti kenal, kenal sekali malah, dengan suara lengkingan seperti ini. Sesosok tubuh, langsing dengan perbandingan tinggi-berat yang sempurna, berjalan perlahan mendekati papan pengumuman. Tidak ada komando, tidak ada aba-aba, otomatis semua siswa mundur menjauhi papan pengumuman itu.

Sang Ibu Kepala Sekolah mendekati papan pengumuman. Nampak wajah yang sudah sangat matang berjalan semakin dekat dengan tersenyum, mungkin maksudnya tersenyum namun begitu menarik bibir, tampak dua gigi taringnya yang panjang menyeruak keluar, mendahului gigi lainnya. Mirip drakula perempuan, seperti yang di film-film itu. Untung si Ibu tidak pakai baju dan jubah hitam!

"Anak-anak kalau melihat pengumuman, lihatlah dengan antri dan tertib, yang sudah melihat namanya, langsung keluar dari antrian, agar siswa yang lain mendapat giliran, ya..." Suara si Ibu terdengar lembut kali ini, namun jika melihat seringainya..... Ih! Sontak, semua anak pun berbaris dengan rapi, mengantri untuk melihat papan pengumuman.

Tiba saatnya, untuk empat sekawan, yaitu Riri, Nia, Rina dan Ria untuk melihat papan pengumuman. Jantung berdegup kencang, dan penuh kecemasan. Apakah mereka lulus semua? Apakah mereka mendapat NEM seperti yang diharapkan?

"Riaaaaa! Selamat, ya! NEM kamu paling tinggi! Aku bangga!" sorak Riri, kencang.

"Ah masa? Mana aku mau liat." Kata Ria

"Ih beneran! Selamat Riaaa!" sorak Rina dan Nia berbarengan.

"Oh iya. Makasih teman-teman. Aku juga bangga sama kalian! Ke kantin, yuk, aku traktir mie ayam Pak De!" ajak Ria

"Asikkk!"

Dengan hati riang, mereka pun bergegas jalan ke kantin untuk makan mie ayam Pak De. Kapan lagi? Kan dibayarin? Hehehe..

" Pak De! Mie ayamnya empat, ya.." pesan Ria ,:

"Wuih, beneran ditraktir, nih? Makasih ya, Siswa nilai tertinggi." Kata Nia.

"Beneran, dong. Aku malu ah. Nilai kita semua juga tinggi, kok." Balas Nia

"Ah, tinggi apaan? NEM aku kecil banget, cuma 31,5. Mau SMA dimana, ya dengan NEM segitu?" ujar Riri yang memiliki NEM terkecil di antara mereka.

"Gapapa, Ri! Segitu mah udah bagus tau, bersyukur! Btw, kalian semua mau SMA dimana?" kata Rina

"Aku di SMA 3 deh kayaknya, disuruh mama, katanya deket sama rumah." Kata Nia

"Aku masih bingung antara SMA 3 atau SMA 2. Aku pengen SMA 3 kayak kamu, tapi jauh banget dari rumahku, Ni haha.." kata Rina

"Pilih yang deket aja Rin, yang aku denger sih sekarang masuk SMA ditentuin zona gitu." ujar Riri

"Oh gitu ya.. Makasih loh infonya, Ri. Kalo kamu, mau SMA dimana?" Tanya Rina

"Gimana kalo SMA 1, Ri? Sama aku! Kan deket dari rumah kamu juga.." ajak Ria

Kumpulan Cerita pendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang