Scene #2

1.4K 196 39
                                    

" Kai mengamuk katamu?" Seru seorang pria yang membuat orang sekitarnya menoleh kearahnya yang jelas membuatnya panik seketika. Dia bergegas merapihkan masker yang menutupi wajahnya dan mengenakan tudung hoodienya menyembunyikan identitasnya sebisa mungkin.

beberapa orang tampak mulai curiga dengan gelagatnya, mulai membuntuti pria itu dan membuatnya mendesis kesal.

" ah. . . Lebih baik kau jemput aku sekarang. Aku merasa tidak akan selamat dari tempat ini dalam beberapa menit kedepan" gumam pria itu pada ponselnya sambil menyeret kopernya yang cukup besar dan berjalan tak tentu arah.

" aku ada di depanmu" ujar seseorang dari ponselnya yang membuat pria itu langsung mengedarkan pandangannya dan tentu saja tak perlu banyak waktu untuk menemukan pria yang sekarang tengah berdiri dengan setelan jas rapih dan menjulang di banding orang-orang di sekitarnya meskipun sebenarnya dia tidak kalah jauh dari pria itu.

" Hyung." Sapa pria itu sambil menyodorkan kopernya ke pria itu yang langsung di terima tanpa banyak komentar dan langsung berjalan di sisi pria itu. Beberapa orang yang membuntutinya sekita berjalan mundur dan berbalik arah, mengingat wajahnya yang tidak bisa di bilang ramah.

" kau yakin dia mengamuk bukan karena ibu? Kau kan sekretarisnya, kau yakin tidak salah menyimpulkan?" Tanya pria itu yang masih penasaran dengan apa yang di dengarnya setelah tiba di bandara dan pria itu hanya mengangguk.

Hal ini juga yang membuatnya bergegas pulang ke Korea mengingat saudara kembarnya membuat masalah yang cukup menggemparkan bahkan menjadi headline 3 hari terakhir dan tentu saja membuat namanya juga terseret, mengingat wajahnya dan Kai hampir tidak memiliki perbedaan kecuali sifat mereka berdua yang bertolak belakang dan yang lebih parahnya dia lah yang di kenal orang sedangkan Kai selalu berada di balik layar.

"dan itu terjadi hanya karna seorang gadis kau bilang? Bukankah itu konyol. Kim Kai yang kukenal bukan orang yang akan melakukan hal seperti itu, dia penuh kontrol, hyung. " protes Jong-in yang masih mengekor setiap gerak gerik sekretaris kakaknya itu.

"aku melihatnya dan merasakannya secara langsung saat dia hilang kendali. Aku bahkan hampir dibunuhnya"

Pria itu hanya bisa menelan ludahnya dengan susah payah saat melihat lingkaran merah keunguan di leher pria itu. Bekas cekikan. Sepertinya kakaknya benar-benar sudah gila.

***

" Eonnie, kau bisa pulang aku baik-baik saja bukankah kau sudah mendengarnya tadi?" Ujar Kyungsoo yang membuat Luhan langsung melempar tatapan tajam kearah Kyungsoo yang membuat gadis itu hanya bisa menghela nafas lelah. Sudah beberapa kali dia merayu kakaknya untuk pulang tapi yang dia lakukan hanya mengomelinya setiap kali Kyungsoo menyuruhnya pulang.

" apa kau tidak kasihan dengan Jinyoung, kau meninggalkannya di rumah terlalu lama."

" bagaimana aku bisa percaya kau baik-baik saja?!" Sergah Luhan yang masih tidak mau beranjak dari kursinya.

" Demi tuhan aku baik-baik saja, setidaknya malam ini kau pulang. Apa kau mau membuat Jinyoung berpikir aku merebut ibunya? Demi tuhan aku bisa mengurus diriku sendiri."

" aku yang akan menjaganya. " celetuk Kai yang entah sejak kapan sudah berdiri di ambang pintu yang membuat Luhan seketika berdiri, tanpa segan pria itu membungkuk memberi salam. Kyungsoo hanya bisa menelan ludah susah payah melihat kemunculan pria itu. Dia masih tak terbiasa melihat sosok pria yang selalu muncul dimimpinya dan ini, terlalu nyata untuknya.

" kau dengar eonnie? Sekarang kau pulang."

" bisa ku titipkan Kyungsoo padamu?" tanya Luhan yang jelas mengabaikan ucapan Kyungsoo. Pria itu tampak diam menjeda sesuatu.

Agape : The dream of 100 daysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang