Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"LEE CHAEWON BURUAN MANDINYA! GUE KEBELET BOKER!"
"LEE FELIX YANG BUDIMAN, BAIK HATI, RAJIN MENABUNG, DAN TIDAK SOMBONG, TOLONG DIAM, YA. PRINCESS LAGI BERENDAM."
felix merosot di depan pintu kamar mandi. mukanya melas, udah gak terdefinisikan pokoknya.
"alah chaeee, udah diujung banget tau!"
cowok itu gedor-gedor pintu kamar mandi yang lagi ditempati chaewon, bikin kakak kembarnya itu mau gak mau cepet-cepet nyelesaiin acara mandinya. gak lama kemudian chaewon keluar, mukanya ditekuk.
"biasanya gak pernah boker pagi-pagi juga! rusuh aja!" omelnya.
felix ngedorong chaewon supaya gak nutupin pintu kamar mandi kemudian buru-buru melesat masuk dan ngebanting pintu tepat di depan gadis itu.
"kayaknya gara-gara semalem gue makan seblak!" sahutnya dari dalem. chaewon gak mau peduli dan pergi ninggalin felix yang lagi setor.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
chaewon lagi-lagi muter bola mata. kesel sendiri ngeliat kelakuan kembarannya yang sekarang lagi ngider kesana-kesini entah apa yang dicari. cewek yang sekarang lagi ngoles selai di roti itu mendengus lalu nyamperin felix.
"ngapain sih lo tuh?" keluhnya. "bikin sakit mata."
"nyari dasi." jawab felix singkat, masih ngider kesana kemari.
chaewon balik duduk lalu gigit rotinya. "ah, elah. beli di kopsis, dong. miskin banget lo."
"gue miskin juga gara-gara elo!" jawab felix, ngegas. "yang kemaren pinjem duit buat beli kuota siapa, ya? nih sampai sekarang belum balik."
chaewon cuma cengengesan.
"dah dah sini duduk," cewek berambut panjang itu gerakkin dagu ke kursi kosong di hadapannya, kode biar felix duduk. "sarapan dulu. nanti gue beliin dasi."
felix cemberut tapi tetep duduk di depan chaewon. cowok itu ngambil selembar roti kemudian ngoles selainya ogah-ogahan. "sarapan roti mulu ah, kayak bule aja."
chaewon keselek.
"KAN EMANG BULE!!!"
giliran felix yang cengengesan. "iya. bulenya nurun di gue doang, elo mah versi kearifan lokalnya."
