03

3.6K 578 294
                                    

Ketika masih kanak-kanak saya sangat menyukai cerita tentang seribu satu malam yang mengisahkan Aladin si pemuda miskin yang jatuh cinta pada seorang putri.

Baekhyun duduk didepan audiens dalam sebuah seminar dikampus. Ia menjadi salah satu pembicara dalam mengangkat tema tentang cinta.

Matanya menatap langit-langit menerawang mengingat masa kecilnya.

Aladin yang hanya bisa bermimpi mempesunting seorang putri mendapat keajaiban bertemu dengan jin yang mampu mengabulkan keinginan. Lalu saya berfikir akan menyenangkan sekali jika kita bisa bertemu dengan jin seperti itu.

Tapi hanya 3 permintaan yang bisa dikabulkan. Itupun tak termasuk membuat sang putri jatuh cinta pada Aladin. Baekhyun merengut sedih.

Daehyun terkekeh mendengar penuturan gadis berkerudung merah salem yang duduk berjarak beberapa jengkal disampingnya.

Seiring berjalannya waktu, pemahaman tentang akidah saya diperkuat dengan belajar di pesantren. Bahwa meminta pada selain Allah adalah syirik. Ujar Baekhyun jenaka.

Suasana menjadi rius oleh tawa ringan audiens, tak termasuk aku yang termenung duduk paling ujung, bahkan tak bernafsu untuk tertawa. Pasalnya wanita yang aku cintai, dia begitu cemerlang diatas sana dan itu amat mengangguku ketika seorang pria gagah dengan segala kelebihannya duduk disamping Baekhyun dengan wajah kagum dan penuh damba.

Apa bisa aku setara dengan Daehyun?

Apa bisa aku seimbang dengan Baekhyun?.

Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya. Tapi jika mengandalkan waktu, apakah aku sanggup menunggu? Sedang perasaan ini sudah seperti erupsi vulkanik yang tak lagi dapat dibendung. Aku tau diri sebagai muslim tak ada cinta sebelum baiat dan berbaiat tak semudah membalikan telapak tangan ketika kau hanya seorang pemuda miskin yang menginginkan seorang putri.

...

Chanyeol keluar gedung aula dengan wajah kusut dan tak bersemangat, diusapnya wajah sambil beristigfar. Ia merasa sedikit stres akhir-akhir ini, perasaan tidak tenang karena sudah berbohong pada Baekhyun belum lagi tesisnya yang menemui kendala di bab bab tertentu.

"Hey tuan berkecil hati, apa rencana kita hari ini?."

Chanyeol menatap Kai heran. Pemuda yang menghabiskan waktu tidur siang sepanjang seminar itu balas menatap Chanyeol polos sambil menggaruk-garuk pipinya.

"Rencana saya hari ini banyak. Menemui santri untuk menerima storan hafalan, belanja untuk makan malam, menemui profesor ahmad untuk konsultasi tesis dan terakhir quality time dengan rumah mungil kesayangan saya. Tapi seingat saya tidak memasukan kamu kedalam daftar kegiatan saya hari ini."

Kai mencebik. Bersidekap tangan didada.

"Saya gak punya uang untuk dua bulan kedepan karena kabur dari ummi kemarin, kamu harus bantu saya nyari uang agar saya bisa bertahan hidup!."

"Kenapa harus ?."

"Karena kita sahabat sejati! Sahabat sejati harus bersama-sama dalam suka dan duka!."

"Sahabat sejati itu yan-."

"Yang mengingatkan dijalan Allah! Sudah khattam betul saya sama kata-kata itu!." Kai mengibas-ibaskan tangan diudara "Sudah ikut saja! Katanya Chen punya rekomendasi loker untuk kita magang sementara!."

Mahabah RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang