Prolog

27 7 39
                                    

Warning!!!

Dalam cerita ini terdapat unsur - unsur Agama, mohon pembaca dapat memakluminya.

Sorry for typo

Happy Reading!!!

Author POV on

   Seorang gadis bersama dengan 2 sahabatnya dan adiknya yang belum lama ini naik kelas berjalan menuju koridor sekolah mereka dengan semangat. Etta, sebagai yang paling tua,selalu bertanggung jawab atas Grace,Amel,dan Karen.

   Mengingat Grace dan Amel hanya tinggal berdua di rumah, karena mereka yatim piyatu. Grace sebagai kakak selalu bertanggung jawab mengenai Amel. Amel terkadang memiliki masalah, dan Grace yang akan menjadi ibu sekaligus ayah bagi Amel. Amel pun merasakan kehangatan kedua orang tuanya begitu memeluk kakaknya, yaitu Grace Azenna Tesalonikka. Walaupun Amel tahu kakak nya sangat sibuk saat dulu menghadiri rapat wali murid saat dia masih menduduki kelas 7,tapi Grace tetap semangat dan itu membuat Amel semakin bangga memiliki kakak seperti Grace. Dia menggantikan tugas seorang ibu, yaitu memasak, mencuci dan mengajarinya pelajaran. Tugas sebagai seorang ayah, Grace bekerja di menjadi seorang model setiap pulang sekolah. Walaupun seorang model, Grace belum begitu terkenal karena berasal dari perusahaan kecil. Kedua orang tua Grace meninggal dunia saat Amel berumur 7 tahun. Grace yang mengetahui seberapa depresi adiknya saat itu langsung menenangkannya.

   Saat sudah sampai di kelas, Grace langsung duduk di tempatnya. Grace memberi senyum ramah ke seluruh murid kelasnya.

   " Hai,,, Azenna...? " Sapa seorang siswa laki - laki melihat nama yang tercantum di bagian dada atas. Grace menoleh, karena jarang - jarang ada yang memanggilnya Azenna. Dia mencari orang yang memanggilnya.

   " Hey, gue disini. " Ucap lelaki itu, sambil duduk di seberang kursi Grace. " Ooh, hai. " Grace menyapa balik dengan ramah. Kemudian Grace kembali melanjutkan kegiatannya yaitu membaca novel nya yang hampir selesai, sekitar 50 halaman lagi. Tapi walau begitu, ia sadar laki - laki yang tadi menyapa nya menatapnya aneh.

   "...apa? " Grace bertanya sambil mengerutkan keningnya. " Oh, nggak. Cuma, nama kita mirip aja " Kata laki - laki tadi. Grace sekali lagi mengerutkan keningnya.

   Hah? Nama kita mirip? Maksudnya? Namanya 'Zen'? Wah. Kebetulan pikir Grace. " Iya, kenalin. Nama gue 'Yoël Yeremia Zen Maleakhi' " ucapnya menjawab pertanyaan Grace. Grace pun terkejut mendengar namanya, sangat panjang dan cukup rumit. Tapi, Grace berpikir, kenapa cuma aku yang disapa? Tapi dia berpikir lagi, mungkin karena dia memang belum kenal aku,jadi dia menyapaku.

   Bel masuk pelajaran pun berbunyi, namun hari ini dia mendengar bahwa guru yang akan mengajar di jam pertama tidak masuk,karena ditugaskan ke luar kota. Akhirnya karena belum ada ketua kelas, mereka semua memutuskan untuk voting pemilihan ketua kelas.

   Grace diminta untuk mencalonkan diri oleh Karen, akhirnya karena Karen terlalu mendesak Grace mencalonkan diri.

   Tentu saja hampir semua siswa/i di kelas senang karena Grace masih mencalonkan diri, apalagi Grace ini terkenal cantik,tinggi,dan pintar. Yah, itu tidak berlaku di sekolah ini. Walau begitu, Grace tetap berpikir bahwa tidak akan ada yang memilihnya menjadi ketua kelas. Dia merasa tidak mampu. Namun, setelah hasil vote dikumpulkan, poin Grace adalah yang paling banyak. Murid di kelas ini ada sekitar 40 anak,sedangkan yang tidak memilih Grave hanya ada 15 orang. 15 orang itu memilih orang - orang yang berbeda,untuk menjadi wakil, sekretaris, dan bendahara.

   " Yeay!! Akhirnya lo jadi ketua kelas!! Sebelumnya, lo kan cuma jadi wakil kelas, Na " pekik Karen sambil memeluk tubuh sahabatnya itu. Grace hanya tersenyum tipis melihat tingkah Karen yang kesenangan.

   "ih, tapi kok dia yang jadi ketua kelas? Gue nggak setuju!!"
"iya,tampang begitu modal muka doang! Ga ada pinter - pinternya!"
"ih, cabe. Dia ngerebut Yoël dari gue"
"gue punya pengalaman, dulu pas gue SD itu punya temen kaya dia juga, cantik. Tapi sayangnya? Bego dia."
"iya gue masih inget. Dia nggak punya sopan santun, kalau di depan baik tapi belakang busuk! Pasti dia salah satu orang begitu, cantik diluar dalemnya  nggak sama sekali. Serius deh,gue punya temen kaya dia dulu, nggak punya sopan santun."
"iya,ga punya sopan santun sama sekali. Nggak diajarin orang tuanya, karena banyak rumor yang bilang kalau orang tuanya itu sama - sama pelaku korupsi"
Bisik mereka semua. Grace seketika keringat dingin, namun Karen menenangkannya. " Jangan di dengar. Mereka nggak tahu apa - apa tentang lo. " Karen menepuk punggung Grace pelan.

   Selanjutnya kelas menjadi ribut,Karen  sebagai wakil ketua kelas mendiamkan karena Grace hanya memberi saran.

   " Berdasarkan saran dari ketua kelas, karena hari ini kita gabut jadi kita bakal main games. " Ucap Karen.

   Semuanya langsung senang karena mendapatkan ketua kelas yang menyenangkan. Selagi sekretaris meminta tugas, semua siswi diberi kertas kecil untuk menulis nama panjang diri sendiri. Sekretaris kembali beberapa menit kemudian namun tidak ada tugas apapun. Jadi, Grace meminta agar mereka semua tidak ribut dan menikmati games dengan tenang. Setelah membagikan kertas kecil itu dan menuliskan namanya masing - masing, semua kertas tersebut dikumpulkan. Di kelas ini ada 20 siswi dan 20 siswa. Jadi, masing - masing akan mendapatkan 'penjaganya' sendiri.

Nama games itu adalah
'The Guardian Angel'

TBC

Bonus pict:

Zen my darling aaaaa 😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zen my darling aaaaa 😍😍

Bye - bye all. Muah 😘
















사랑해요❤❤

The Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang