Chapter I "The Story of Arshi"

47 5 0
                                    

( The Story of Arshi)

=====================================================================


Arshi adalah namaku, nama yang diberikan oleh kedua orangtua kandung ku, namun aku tak tahu dimana mereka sekarang.

Gadis yang malang itulah panggilan yang cocok untukku, kurasa.

Kala dimana aku merasa bahwa aku adalah anak yang tak diinginkan oleh kedua orangtuaku. Namun hal itu langsung di tepis oleh tanteku, yang tidak lain adalah adik dari papaku.

"Awan hitam selalu mengikuti kemana kaki ini melangkah,kurasa langit selalu cerah...
Bergemeletuk gigi ini saat dingin mengampiri tubuh ringkih itu. Adakah yang tau bahwa tubuh ringkih itu telah terbalut selimut nan tebal? Namun mengapa tubuh ringkih itu masih kedinginan? Karna tubuh ringkih itu hanyalah sebuah tubuh anak kecil yang sangat merindukan pelukan kedua orangtua nya.
Orang tua? Ya orang tua kandung pemilik tubuh ringkih itu. Sedari kecil ia bahkan tak pernah merasakan pelukan dari kedua orangtua yang telah membuat nya ada di dunia ini.
Rasa sakit yang dirasakan nya selama ini. Membuat nya selalu bertanya - tanya apa yang membuat mereka membuangku sehingga aku dibesarkan oleh tante dan om ku. "

Tes... Tes... Tes...

Lagi dan lagi air mata ini selalu jatuh kala Arshi menulis sepenggal perasaan nya sambil mengingat, apa salah nya sehingga kedua orangtua nya membuang nya.

Ingin Arshi mengerti tentang semua namun sungguh tak bisa kala Arshi ingat tak pernah ada orangtua nya disisi nya selama ini.

Ingin Arshi merasakan pelukan hangat dari seseorang yang melahirkan nya kedunia ini, seseorang yang bernama Ibu. Namun ntah kapan Arshi harus mendapatkan pelukan hangat itu.

Ingin juga Arshi merasakan sebuah perlindungan dari seseorang yang bernama Ayah. Perlindungan ketika Arshi di sakiti oleh orang lain dan sang Ayah lah yang melindungi nya. Namun Arshi juga tak tahu kapan merasakan hal seperti itu.

Arshi hanyalah seorang gadis biasa saja. Gadis yang berasal dari kalangan biasa, hidup sederhana bersama Tante, Om dan Kakak sepupu nya.

Bahkan Arshi hanya menamatkan sekolah nya sampai jenjang sekolah menengah atas, atau setingkat dengan SMA. Meskipun Arshi termasuk siswi terpintar disekolahnya, namun itu semua tak menjamin Arshi bisa melanjutkan pendidikan nya sampai keperguruan tinggi. Walaupun sekarang ada beasiswa khusus bagi anak pintar sekalipun, itu sungguh tak menjamin.

"Berhenti lah.. menangis Arshi" lirih ku pada diri sendiri.

Hiks... Hiks... Hiks...

Cklek...

"Arshi.. Sayang Tante mohon jangan lah kamu menangis lagi, air mata mu terlalu berharga sayang?"

Tante Anaya masuk kedalam kamar keponakan kesayangan nya, bahkan ia sudah menganggap Arshi itu seperti putri kandung nya sendiri. Hati nya sakit melihat serta mendengar tangisan pilu milik gadis itu. Mengapa kakak kandung nya sendiri tega terhadap putri mereka, apa salah gadis malang ini.

"Tante.. Apa salah Arshi tante, dimana mama dan papa berada. Arshi ingin bertemu dengan mereka, Arshi mohon.. " mohon ku pada tante Naya.

Isakan Arshi makin lah kuat kala ia merasa tante Naya enggan memberitakan dimana papa dan mama nya.

"Sudah lah sayang.. Kau tak bahagia bersama kami di sini?" ucap tante Nanya seraya menghapus buliran air mata ku.

"Apa maksud tante.. Aku sangat senang dan bahagia disini. Tante dan Om lah yang membesarkan Arshi dengan penuh kasing sayang selama ini" ucap ku sambil menatap tante.

Story About USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang