Chapter IV ( Caesar )

33 7 0
                                    

(Caesar)

=====================================================================

Saat matahari belum menampakkan sinarnya, kami sudah berlari mengitari taman komplek hingga keringat mulai bercucuran membasahi pakaian yang kami kenakan. Namun tak membuat kami berhenti menggerakkan kaki ini.

"Rey!! woi Rey!!! berhenti dulu, istirahat lah bentar" teriak Tio, salah satu temen yang menemaniku lari pagi ini.

"Lu serius kita berhenti baru juga mulai Iio" balasku saat kulihat Tio mengajak berhenti sejenak, katanya istirahat.

"Lu bilang kita baru mulai, seriously!!! sebenarnya lu ada otak kagak Rey. Lu nggak bisa liat jam atau kagak punya jam, liat jam lu Rey ini udah jam berapa. Udah jam 7 lu bilang kita baru aja mulai. Bangkee!!!" suara teriakan Tio membuatku malu saja.

"Ok ! kagak usah ngamuk sambil teriak gitu, kita istirahat sejenak" putusku akhirnya.

"Lu kenapa Rey ada masalah, jangan bilang nggak ada, muka lu tuh kusut banget"ucapan Irwan membuatku tersentak walau ia berkata sambil berbisik.

"Lu udah kayak hantu, kepo!" balasku kejam

"Alay" balasnya sambil teriak di telingaku.

"Gue beli minum dulu ada yang mau pesan"tutur Tio

"Lu mau Wan, oke gue sama Irwan mau"

Saat melihat Irwan mengangguk, Tio pun bergegas menuju minimarket dekat dengan taman ini. Sambil menunggu Tio membeli minuman aku dan Irwan duduk di atas ayunan, memandang sepanjang jalan taman ini ntah kenapa perasaanku tidak tenang, serasa ada sesuatu hal yang akan terjadi mengahapiriku namun aku tak tahu apa itu.

Semakin lama perasaan ini semakin gelisah membuatku semakin tak tenang. Kupandangi setiap jalanan namun tak nampak ada yang aneh, malahan taman ini sangatlah sunyi sangat aneh ku tak ada satupun manusia yang ada disini, kurasa hanya ada kami yang berada di taman ini mungkin karna hari ini harinya orang - orang beraktifitas bukan hari libur.

"Rey. . . hey Reynad woii..." tepukkan dari Irwan menyentak lamunanku

"Hahh!! sorry, kenapa?" jawabku datar

"Lu kenapa ada masalah cerita sama gue, kayaknya berat banget masalah lu" 

"Nggak sih, cuma gue aneh aja, kayak ada hal yang bakalan terjadi cuman gue nggak tau apa itu" paparku menjelaskan.

"Aneh!!" sungut Irwan.

Senyap keadaan saat ini mulai senyap kala Irwan tak lagi mengajukan pertanyaan - pertanyaan konyolnya menurutku. Mungkin sebagian orang menilai diriku adalah seseorang yang sombong, bahkan sebagian dari keluargaku sendiri berasumsi bahwa aku ini adalah lelaki kejam, minim expresi, dingin,dan sombong. Hufftt!! bukan mauku seperti ini, namun ini sudah menjadi karakterku mau kuapakan lagi pernah mencoba menjadi seseorang yang lebih hangat, namun aku  gagal tersenyum saat menatap orang lain, aku merasa aneh pada diriku sendiri.

Banyak dari mereka mengatakan kalau aku ini terlalu dingin, tatapanku saat menatap seseorang itu sangatlah tajam, wajah yang selalu datar, minim expresi, hahh!!! serba salah.

Aku sendiri juga merasa seperti itu, betapa anehnya diriku namun semua itu tak bisa ku sangkal, mungkin semua yang ada padaku ini hasil didikan dari ayahku yang juga seorang prajurit militer beliau selalu mendidiku agar menjadi lelaki yang kuat, menjadi lelaki yang tak hanya bisa mengandalkan perasaan semata namun juga memliki fisik yang kuat. Baiklah kuperkenlakan diriku.

Aku adalah anak bungsu dikeluargaku menjadi anak bungsu tidaklah membuatku menjadi anak yang paling dimanja atau pun yang paling disayang, namun aku di didik sangatlah keras oleh ayaku, mungkin kedua kakak - kakakku tak ada yang bisa mewujudkan mimpi serta karirnya di militer, yang berakhir aku menjadi harapan satu - satunya. Aku terlahir dari pasangan seorang suami istri yang sangat mencintai, dimana seorang suami yang berprofesi sebagai prajurit militer yang sangatlah dihormati dan seorang istri yang sangat mencintai suaminya serta berprofesi sebagai dokter spesialis anak.

Kelahiranku sangatlah ditunggu - tunggu oleh ayahku, ia berharap kelak putranya yang ini akan mewujudkan semua mimpi - mimpinya. Maka dari itu ketika aku lahir mereka langsung saja menamaiku Caesar Reynand Achilles Brigit.

"Rey!!! woii Rey!! aiihh. . . melamun lagi, Woiii!!!" Tepukkan dipundakku membuatku tersadar

"Hah!!"

" Nah minuman lu, bengong bae lu dari tadi" suara Tio membuatku menatapnya dan mengambil sebotol air minum darinya.

********                                                                                                                ********

                *******************************************************

"Tolong!!"

"Tolong!!"

"Tolong!!"

Deg

"Tolong!!"

"Tolong!!"

"Tolong!!"

"Heh!! siapa itu minta tolong"suara Tio menyentakku kembali

"Tolong!!"

"Tolong!!"

"Tolong!!"

Brrrrr!!!

"Kayaknya dari angkot itu, nah benerkan" ucap Tio kembali

"Ya ampun, apa lagi ayo kejar angkot itu" perintahku pada mereka

"Ayo cepat, kayaknya perempuan itu di pukuli, cepat" teriak Irwan sambil berlari mengejar

Apa ini, ini kah kegelisahanku dari tadi. Ya tuhan lindungi gadis itu, ini tidak bisa dibiarkan satu - satunya cara adalah menembakkan peluru pada ban mobil angkot itu.

"Wan lu kesamping kiri dan lu Tio kesamping kanan, gue aka menembak ban mobil ini agar mereka berhenti,siap!" perintahku pada mereka.

Dorr!!

Ckiittttt

"Berhenti, atau saya akan menembakkan timah panas ini pada kalian" gertakku 

"Keluar kalian, lepaskan gadis itu"

"Cepat lepaskan"

"Dorr!!"

Teriakan dari Tio serta Irwan membuat mereka yang ada didalam angkot segera keluar, mereka sepertinya ketakutan dengan suara tembakkan. Saat kuperiksa keadaan gadis ini sepertinya gadis ini tak sadarkan diri, bahkan kondisi nya sangatlah memperhatinkan banyak sekali luka pukulan diwajah cantik ini.

"Wan lu bawa antek - antek ini ke kantor polisi, gua biar bawa korbannya kerumah sakit buat di obati"

"Baik Ndan laksanakan. Ayo jalan cepat!!".

Hai Iam combek, akhirnya finally ketikanku susah banget dapat ide nya :( minta votenya ya, hargai tulisanku hargainya bukan uang aku nggak muluk kog, cuman minta kalian yang baca vote ceritaku udah seneng banget aku dah

makasih ya ^,^9

makasih ya ^,^9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story About USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang