2. OupsㅡKesempatan

848 79 0
                                    

ㅡModus

sydneysingapore present,

Park Jisung x Lee Donghyuck (Haechan)

🍃

Donghyuck itu ceroboh, sudah aku bilang sebelumnya bukan?

Jadi ketika dia sedang asyik mengobrol dengan kedua temannya itu, dirinya akan sangat ekspresif. Bergerak tidak melihat sekelilingnya. Selalu bercerita dengan memperagakan apa yang diceritakannya, tidak mengenal tempat. Dan itu harus aku akui bahwa Donghyuck semakin menggemaskan berkali-kali lipat, jadi dengan begitu aku bisa menggunakannya untuk mengambil sedikit kesempatan.

Iya anggap aja seperti itu.

Jadi, saat dirinya sedang menggerakkan tangannya kesana kesini dan badannya yang tidak jelas bergerak sambil terus nyerocos bersamaan dengan kedua temannya tersebut, maka aku pun mengambil langkah sedikit mendekat kearahnya senatural mungkin, supaya tidak ketahuan sedikit modusku ini.

Dan akhirnya badannya pun menyenggol badanku secara tidak langsung ㅡnamun sedikit sengaja dariku.

Seolah-olah kebetulan belaka.

Aku pun menjalankan aksiku dengan menoleh ke arahnya ㅡpura-pura terkejut.

"Oups... Sori." ucapku singkat dengan muka datar tentunya. Tapi, hayolah, jangan perhatikan mukaku ini. Kalau itu sudah sedari dulu memang seperti ini ㅡmungkin bahkan sejak lahir.

Yang sebenarnya terjadi itu, aku menampilkan muka kikukku yang aku sendiri pun tidak tau harus berekpresi seperti apa ketika berhadapan dengan kakak kelasku ini.

Huft.

Donghyuck malah terlihat lebih panik, atau lebih terlihat takut ㅡmungkin.

"Ah, maaf.. Maaf. Aku nggak sengaja eumㅡ", ucapnya tertahan, mendengar suaranya yang bingung membuatku berusaha untuk tidak tertawa.

Kalau aku tertawa sudah pasti lelaki yang lebih tua dariku ini akan merajuk, merasa permintaan maafnya tidak ditanggapi dengan serius. Meskipun sudah pasti tidak demikian kejadiannya.

Melihatnya belum juga meneruskan ucapannya yang sempat tergantung itu, aku pun sembari mengatur detak jantungku yang ribut seperti habis lari marathon.

Ah, apakah Donghyuck sedang berusaha keras mengingat siapa namaku? Atau bisa jadi Donghyuck tidak tau namaku sama sekali.

Menyedihkan.

Tapi kalau boleh jujur, aku sangat menikmati raut mukanya yang sangat menggemaskan itu.

Bolehkah aku membungkusnya untuk dibawa kerumahku?

Aku pun segera menggelengkan kepalaku kecil.

Apa yang kau pikirkan Park Jisung?

"Kau tidak apa-apa kan, Jisung?"

Saat Donghyuck mengucapkan namaku ㅡsedikit bergetar, namun sudah membuatku hangat.

Aku suka caranya memanggil diriku,

"Aku nggak sengaja..." cicitnya pelan.

Aku pun menganggukan kepala, "aku tau, gapapa sunbae".

Donghyuck merasa menyesal, dan aku dapat merasakannya itu. Sangat jelas terlihat di mukanya manisnya itu.

Dengan begitu aku berusaha menampilkan senyumku, supaya tidak ada kecanggungan di antara kami berdua, namun sepertinya tidak kentara sama sekali. Lagipula, sejak kapan Donghyuck yang notabennya adalah kakak kelas si pembuat onar itu sedikit menundukan kepalanya?

Kemudian aku pun melangkahkan kakiku menjauhi Donghyuck, lalu kedua temannya pun yang langsung mendekatinya.

"Kau benar-benar dalam masalah, Huck..."

"Hah? Yang bener aja, Njun?"

"Kau tau dia itu siapa kan?"

"Ah, bagaimana ini? Tolong aku, Jaemin..."

Aku mengernyitkan dahiku,

Apa-apaan mereka?

Omong-omong, aku masih bisa mendengar pembicaraan mereka yang seperti bisik-bisik namun nyatanya terbilang cukup kencang tersebut. Mungkin memang sengaja supaya aku mendengarnya.

Lalu aku pun hanya bisa menghembuskan napasku kasar.

Seharusnya, Donghuck tau kalau aku tidak bisa mengeluarkan suaraku lebih banyak karna grogi.

Iya grogi,

Aku payah dalam hal yang berhadapan dengan sosok kakak kelasku yang sangat menggemaskan itu.

Jadi aku tidak perlu menjabarkan panjang kali lebar alasannya, kan?

Ya, bagaimana pun aku selalu minder sama dia.

Donghyuck merupakan kakak kelas yang terkenal seantero sekolah, dia juga terpilih sebagai ketua tim futsal, lalu menjadi anak kesayangan para guru-guru karna nilai akademisnya yang membanggakan, belum lagi dia orang yang baik, meskipun terlihat menyebalkan.

Sedangkan aku hanyalah seorang siswa biasa yang betah duduk berjam-jam diperpustakaan. Berhadapan dengan buku setebal matematika pun tidak akan membuatku deg-degan atau malah grogi seperti itu.

Lee Donghyuck itu memang rumit.

Ya, hanya dengan berhadapan dengan Donghyuck saja yang membuatku berpikir keras untuk sekedar mengeluarkan kata-kata yang lebih banyak.

Otak cerdasku tidak berfungsi disaat aku membutuhkan olahan kata yang baik ketika berurusan dengan manusia yang bernama Lee Donghyuck itu.

Tapi, seakan termakan rumor yang beredar itu. Aku paham, bahwa dia tidak akan pernah tau semuanya. Karna Donghyuck hanya menganggap aku seorang adik kelas yang dingin tidak bersahabat dan irit dalam berbicara.

Huft.

Menyebalkan.

Desember, 2018🐣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Desember, 2018🐣

How Are You Today (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang