#kalimat tertampil miring merupakan ucapan si pembisik
Sudah lupakan, aku sudah mengetahui hasilnya. Kamu akan ditolak!
Kedua matanya terbelalak, mencari sumber suara yang muncul. Memastikan kedua telinganya yang dijejal dengan earphone sedang tidak mendengarkan iklan Youtube yang diputar otomatis. Menoleh kebangku sebelahnya, si Ryan. Seorang pria yang memiliki postur tubuh yang lebih besar dibandingkan dengannya. Sejak menduduki kursi penumpang dalam bus, sudah sibuk menggerus keripik kentang. Barang kali ini sudah ke tiga tabung silinder digerusnya sejak setengah jam kami meninggalkan hotel lalu berkendara dengan bus pariwisata ke Danau Batur.
Kedua mata mereka bertemu, Ryan menyodorkan tabung silinder dengan isi keripik kentang rasa rumput laut kearah Giri.
Dia menggeleng, Ryan kembali menoleh kearah jendela sambil terus menggeruk satu per satu keripik kentangnya.
Giri menegakkan sandaran kursinya, kedua bola matanya sibuk mencari asal suara yang menyerupai suara wanita, menoleh keseberang kursi penumpang, melihat si kembar Gena dan Geni yang terlelap. Tampaknya semalam mereka begadang di dekat kolam renang hotel bersama dengan gengnya.
Kedua mata Giri masih sibuk mencari, beberapa menyapa saat melihatnya memandangi sekeliling dalam bus pariwisata yang mereka naiki. Seseorang menanyakan mencari apa? Menanyakan apakah dia baik-baik saja?
Mungkin karena Giri terlihat sedikit berlebihan dan risau, menurut teman dalam satu busnya.
Mencari sebuah omong kosong yang bisa saja berasal dari iklan youtube yang didengarnya dari sepasang earphone yang terjejal dirongga telinganya.
Sebenarnya Giri memang bukan risau, hanya menyadari sedikit sikap berlebihannya dengan cara dia mencari tahu asal dan siapa suara itu. Berlebihan terhadap intuisinya akan sesuatu yang menarik. Berlebihan karena menganggap suara wanita yang mengetahui sebuah hasil akan perbuatannya nanti.
Karena tepat di danau nanti, Giri akan melakukan sesuatu yang berlebihan kembali. Mungkin, jika nyalinya cukup kuat mengalahkan dinginnya udara disekitar Danau Batur.
Beberapa menit setelahnya, Giri mengingat apakah dia memiliki pikiran kotor saat memasuki pura Tanah Lot atau melakukan hal-hal yang membuatnya dalam masalah mistis. Tidak separah Willy yang mengambil permen sesaji di depan toko kemarin. Apa karena dia ikut menertawakannya yang tersedak setelah dia membuka dan memasukkan permen kedalam rongga mulutnya?
Dia mengggeleng, mencari earphone-nya, memutar sebuah lagu dan menghentikan aplikasi youtubenya.
Kami berhenti kurang lebih setelah satu setengah jam sejak meninggalkan hotel, tiba untuk berjalan-jalan mengelilingi danau dan makan siang. Seperti kebanyakan siswa dan siswi, berbondong-bondong mencari oleh-oleh dan berselfie, tidak dengan Giri. Dia sibuk menjadi ajudan pribadi Erly sambil mengumpulkan dan menyusun kata-kata yang manis untuk dia rangkai dan sampaikan kepadanya nanti.
Nanti yang ketika mereka berdua, atau nanti yang dia ucapkan secara sepihak. Mungkin nanti yang tidak banyak disukai kebanyakan orang. Karena dua tahun kemudian juga merupakan perluasan makna nanti, bukan?
Bahkan tidak pernah mampu mengungkapkan juga merupakan makna nanti!
"Gak nyari sesuatu gitu buat oleh-oleh?" tanya Giri kaku.
"Emang mau buat sapa?" sahut Erly ketika ditanya soal oleh-oleh.
"Entahlah," balas Giri.
Giri tahu benar maksud dari jawaban Erly. Basa basinya kini membuat Giri terperangkap dalam kekikukannya.
Erly tersenyum, terhenti pada salah satu tepi danau, melepas sepatu sneaker putih dengan logo centang berwarna biru tosca. Duduk dan menenggelamkan sepertiga panjang kakinya didalam air danau yang dingin. Giri menemaninya duduk tak jauh darinya Erly. Hanya saja memilih tidak melakukan seperti Erly lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Universe [EDITED]
Roman d'amourDia, seorang wanita yang tidak benar-benar pernah aku ingat menjadi teman sekelasku, ingin menjadikanku sebuah alam semestanya. Aku, seorang pria yang tidak benar-benar menyadari bahwa seorang wanita yang tidak benar-benar aku ingat pernah menjadi t...