Part 12

28 2 0
                                    

  Pagi itu matahari terbit dengan kemilauan cahayanya. Aku terbangun dari alam mimpiku dan membuka mataku.
Kududukan tubuhku diatas kasurku, sinar matahari menyilaukan mataku ku lihat jendela kamarku tertutup gorden.
Aku bangunkan tubuhku dan membukanya "Surat? Dalam Balon? Siapa yang Kirim?". Ku ambil dan kubuka balonnitu, tidak kuletuskan karna aku akan meniupnya kembali.

~•~
Morning kakak...
Semoga dihari minggu ini kakak bahagia selalu...
Hari ini Nur ga bisa main sama kakak kaya biasanya untuk sementara waktu karna hari ini Nur diajak kak Nieke pergi ke Pasar.
Maaf ya kak, aku minta maaf karna akhiran ini aku kurang waktu main sama kakak, ini karna kak Nieke gak bolehin aku main sama kakak.
Sekali lagi maaf ya kak
Salam Nur...
~•~

  Tak kusangka air mata membanjiri pipiku lagi, aku sudah menduganya dari awal kak Nieke memang tidak suka denganku. Tapi aku tidak memperpanjang waku dan segera menghapus air mataku "pukul berapa ini?" 08.00 "apa PIM sudah buka?"
  Aku putuskan untuk keluar kamar "sepi?" apa semua keluarga pergi tanpaku? Sebenci apakah kak Nieke padaku?
  Aku berusaha mengendap ke kamar kak Nieke.

Sreeek!

  Kubuka pintu kamar tersebut. Hijau tosca menghiasi seisi ruangan, stiker bunga bertebaran di dinding kamar, tumblr lampu pelangi menghiasi kegelapan dengan langit penuh hiasan bintang, foto polaroid kak Nieke dan Nur bergelantungan di tumblr.
  Namun aku curiga dengan satu foto diantara foto-foto lain, aku mendekati foto tersebut lebih tepatnya hendak sebelum tiba-tiba seorang perempuan berambut hitam dan bertubuh tinggi datang.
  

"KAMU NGAPAIN DISINI NAFA?"
"Eh? Gapapa kok kak"
"TERUS KAMU DISINI NGAPAIN? BUKAN KARNA KAKAK GAK ADA KAMU BISA MAIN MASUK SEENAKNYA YA! SEKARANG KELUAR!"

  Aku tidak ingin memperpanjang omelan kak Nieke, aku langsung berlari menuju kamarku namun tepat di depan kamar aku dihentikan oleh seseorang. Ya, Rina.

     "Nafa? Ada apa? Kenapa kamu.         menangis?"

  Tanpa menjawab pertanyaan aku mendorongnya sekuat tenagaku, walau saat itu aku dalam keadaan lemah. Aku menngunci pintu kamar agar tidak ada siapapun yang masuk ke kamar, aku butuh sendirian.

Sister [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang