14:: Perasaan yang tersembunyi

190 19 2
                                    

"Bagaimana keadaan Akira?!" Darren menyerobot masuk ke dalam UKS setelah mendengar ada sebuah kecelakaan yang menimpa Akira.

Aika yang bertugas menjaga Akira pun menolehkan kepalanya ke arah pintu, lalu berdiri dari tempat duduk yang berada di samping kasur dimana Akira terbaring. Masih tak sadarkan diri.

Aika menangkupkan kedua tangannya di depan dada,"A-Akira baik-baik saja, hanya-"

"Bagian mana yang terluka?" Darren terlihat sangat khawatir sambil mendekat ke arah Akira dan mendapati sebuah perban yang melingkari lehernya.

Darren menatap wajah Akira yang matanya tak kunjung terbuka, tangan kanannya bergerak mendekati puncak kepala gadis itu dan mengusapnya lembut. Lelaki itu tersenyum, rambut Akira terasa sangat lembut di kulitnya. Lalu, tangannya bergerak menangkup pipi kiri Akira dan menggerakan ibu jarinya, bermaksud untuk membelainya dan merasakan betapa dinginnya kulit Akira.

Di belakangnya, Aika memperhatikan Darren tanpa mengalihkannya sedikit pun. Ternyata Darren memiliki sisi yang lembut, Aika baru mengetahui itu. Tangannya yang bersidekap di depan dadanya mengepal kuat, lalu bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis nan tulus.

Walaupun dia merasa tak adil dengan keadaan yang dia dapat, Aika tetap berusaha untuk menunjukan kebahagiaannya karena Akira memiliki seseorang yang peduli dengannya. Aika mencoba untuk mengesampingkan perasaan yang dia miliki terhadap Darren, lalu berjalan mendekati Akira.

"Dia baik-baik saja, Darren. Aku akan menjaganya," Aika mengenggam telapak tangan Akira yang berada di samping tubuhnya.

Darren menoleh ke arah Aika, lalu tersenyum."Terima kasih, Aika."

Aika yang mendapat senyuman dari Darren pun bersusah payah untuk menyembunyikan kegugupannya dan membalas senyuman Darren dengan senyuman tipis.

"Ah ya, tolong jangan beritahu Akira kalau aku kemari."

Aika menoleh dengan kening mengerut,"Kenapa?"

"Tak apa, hanya saja dia pasti tak akan suka mendengar hal itu."

Aika menunduk dalam, menatap tangan kirinya yang kini juga sedang di perban, sebuah luka hasil dari dirinya yang berusaha menyelamatkan Akira dari si kapten basket.

Saat kejadian berlangsung, Aika mendengar sebuah keributan dari arah ruangan klub basket dan secara kebetulan pintu ruangan tersebut terbuka setengah. Dapat Aika kenali dari suara yang dia dengar adalah suara Luziel dan Akira. Dengan keraguan, Aika mendekat ke pintu itu secara perlahan dan awas. Matanya membulat tatkala mendapati Akira yang sudah tak sadarkan diri dengan Luziel yang mengenggam sebuah pisau lipat di tangannya.

Nafas Aika seakan tersumbat oleh sesuatu karena tak menyangka seorang Luziel yang terkenal dengan kepedulian dan keramahanya kepada semua orang adalah sosok yang tak jauh-jauh dari seorang psikopat.

Saat Luziel akan kembali menyayat leher Akira di tempat yang sama, Aika dengan seketika berteriak,"LUZIEL, HENTIKAN!!!"

Lelaki itu menoleh dan mendapati Aika yang berlari mendekat. Gadis itu hendak merebut pisau yang Luziel pegang dengan paksa, tapi lelaki itu menahannya hingga tanpa sengaja telapak tangan gadis itu tersayat dan membuka sebuah luka dalam.

Aika meringis dan mengepalkan tangannya yang terluka agar darah yang mengalir tak terus menerus keluar. Luziel pun terkejut saat mendapati telapak tangan Aika terluka, dia sama sekali tak bermaksud untuk melukai gadis itu.

"M-maaf, aku tak bermaksud melakukan itu." Luziel melempar pisau lipatnya ke sembarang arah.

"Mengapa?" tanya Aika saat tangan Luziel yang bebas hendak menggapai dirinya.

Blue RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang