Masih di hari yang sama, hanya saja saat ini sang mentari telah beristirahat dan tergantikan oleh sang rembulan.
Tepat pukul sembilan malam aku sedikit merasa lapar. Alhasil aku keluar dari kamar ku dan berniat pergi menuju dapur yang ada di lantai dua untuk mencari cemilan.
Dapur ruangan terletak tak terlalu jauh, hanya berjarak dua ruangan dari kamarku, dan dua ruangan itu dipisahkan oleh tangga yang menuju ke lantai tiga.
Yup, rumah Mafu ini memiliki tiga lantai, tetapi aku tak tahu ada apa di lantai tiga karna belum pernah mencoba memasukinya.
Aku mengedarkan pandangan ke penjuruh ruangan yang ku lalui. "Tak ada Sakata..." Ucapku pelan. "Hei tunggu, kenapa aku mendadak mencari Sakata?" Buru-buru aku menggeleng.
Setibanya di dapur, aku melihat Mafu, Soraru dan Kuroneko yang sepertinya tengah membuat adonan kue. Hal itu jelas terlihat saat Mafu menumpahkan tepung terigu di lantai, dan Soraru yang tengah mengaduk adonan dengan Mixer.
"Hoi! Mafu aho! Ngapain ditunpahin!" Seru Kuroneko yang kesal akan temannya itu.
Mafu terlihat gelagapan karna tepung yang tumpah, "G-gomen gomen!!" Mafu bergegas membersihkan tumpahan tepung yang berserakan itu.
Aku memgerjapkan mata beberapa kali lalu berjalan menuju ke arah Mafu dan membantunya membersihkan tepung. Mafu, Soraru dan Kuroneko tampak terkejut akan kehadiranku.
"Ano..... Kalian.... Sedang apa?" Tanyaku saat tepung itu sudah sepenuhnya dibersihkan dari lantai dapur.
"A-a... I-itu....." Kuroneko yang tadinya tengah memotong beberapa coklat hitam menjawab pertanyaanku dengan gugup.
Aku sedikit memiringkan kepala.
"Kalau kalian tidak ingin menjawabnya tidak masalah kok! Aku hanya ingin mencari beberapa cemilan," Ucapku sambil mengibaskan tangan. Dengan cepat kakiku melangkah menuju lemari pendingin dan mengambil sebuah apel untuk mengganjal perut.
Memakan buah-buahan atau kacang-kacangan saat merasa lapar di malam hari terbilang lebih sehat dari pada keripik kentang, nasi goreng atau makanan manis. Hal ini dikarenakan buah dan kacang-kacangan mengandung kalori yang rendah, makanan tersebut juga bisa mencegah rasa ketagihan yang memicu untuk makan berlebih saat malam hari.
"Oh ya, ngomong-ngomong...... Umm...." Aku malu ingin menanyakannya.... Tapi entah kenapa aku sangat ingin tahu di mana dia. Apa karna ilmuan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi? Hm... Mungkin
Dua orang di sana, Mafu dan Kuroneko, memandangku seakan menunggu apa yang ingin aku katakan. Aku mengambil nafas panjang, "S-sakata tidak ada di sini?" Tanyaku sambil mengalihkan pandangan. 'Hei tunggu- K-Kenapa suaraku terdengar gugup?!' Batinku
Hening sesaat. Soraru yang tadinya fokus mengaduk adonan, kini seakan tertarik untuk bergabung dan menjawab pertanyaanku, "Sakata ya... Dia kuliah di Tokyo, jadi biar lebih hemat, dia milih buat nge kos aja, makannya dia jarang buat mampir ke sin-" Ucapan Soraru terpotong oleh teriakan seorang pria.
"Woy ada orang kagak, gue bawa makanan banyak nih!"
Panjang umur.
"Orangnya dateng, pas banget lagi dicariin. WOY SAKATA SINI," Sakata yang mendengar panggilan dari Kuroneko langsung menuju ke tempat kami berada.
Sakata terlihat menenteng dua plastik yang lumayan besar. Ia meletakkan plastik itu di atas meja. Kini pria dengan surai merah itu menuju lemari pendingin dan mengambil sebotol air lalu meminumnya.
"Panjang umur lu Sakata, baru aja ditanyain sama cewek lu," Ucap Mafu.
Hening.
Sakata yang lagi duduk santai kayak di pantai tiba-tiba saja bangun lalu menggebrak meja sambil masang tampang bego gitu, "MAFU-SAN NGOMONGNYA SEMBARANGAN YA!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Memories! (USSS X Reader!)
Fanfiction15+ Sebuah kisah yang berawal dari suatu percobaan. . Kadang kesialan dan keberuntungan itu beda tipis. . WARNING!! Unsur cerita agak berat karna menyangkut hal hal yang berhubungan dengan mental, demi kemajuan jalan cerita. Tp ke belakang mereka ba...