Side 10

3.2K 425 23
                                    

Cute Side: Obsesi yang membuatnya menjadi imut.

"(Name), ada yang ingin kusampaikan padamu."

(Name) yang sedang menyesap cokelat panas buatan Ichiro menoleh ke arah sang kekasih, kemudian memiringkan kepalanya.

"Ada apa, Ichiro? Sepertinya ini penting sekali," ucap (Name) meletakkan minumannya di atas meja kemudian duduk menghadap Ichiro yang duduk di sebelahnya, tak lupa mengeratkan selimut yang melingkar di tubuhnya.

Suara hujan yang deras kini menjadi pengisi kesunyian yang ada di ruang TV keluarga Yamada. Ichiro hanya diam, sambil menghindari kontak mata dengan (Name)—serta samar terlihat pipinya yang memerah.

"Ichiro, apa kau demam?" tanya (Name) khawatir saat menyadari rona merah di pipi Ichiro.

"Tidak, aku hanya gugup," ungkap Ichiro menggaruk kepalanya.

"Ichiro?"

Kali ini Ichiro menatap (Name) dengan serius, membuat (Name) sedikit tersentak kaget.

"(Name), saat pertama kali melihatmu, aku bersyukur bahwa aku memilih untuk menyapamu ketimbang melewatimu seperti orang asing."

(Name) tersenyum kecil, rona merah kini ikut muncul di pipinya.

"Ya, aku terkejut saat itu, kau yang tidak kukenal, menyapaku tiba-tiba dan mengajakku berbicara," ungkap (Name).

"Saat kau memberitahuku bahwa kau mempunyai obsesi yang menurutmu 'aneh di mata orang lain', aku bersyukur saat itu kau memilih untuk memberitahuku, tanda kau percaya padaku."

"Dan aku juga bersyukur reaksimu tidaklah seperti yang kuduga," sahut (Name), "kupikir kau akan memandangku sebagai orang aneh, dan menjauhiku."

"Mana mungkin kujauhi kau, tepat setelah aku mengungkapkan perasaanku padamu."

(Name) hanya terkekeh mendengar respons Ichiro.

"Berhenti berputar-putar, kau membuatku malu," protes (Name) menutup kedua pipinya yang merah, "katakan saja apa yang ingin kau ungkapkan."

Tangan Ichiro masuk ke dalam saku celananya, dimana jari tangannya berhasil menangkap keberadaan kotak beledu, kotak kecil berisi cincin hasil simpanannya selama beberapa bulan ini.

"(Name) (Surname), maukah kau—"

"Kami pulang~"

Ichiro menghentikan ucapannya. Dia dan (Name) menoleh ke arah pintu masuk, dimana berdiri Jiro dan Saburo yang basah kuyup.

"Astaga kalian berdua!" pekik (Name) keluar dari kehangatan selimutnya.

Ichiro yang baru saja berencana mengeluarkan kotak cincin yang dia pegang mau tak mau kembali memasukkannya ke dalam saku celananya, lalu mengikuti (Name) yang kembali dari kamar mandi sambil membawa dua handuk untuk kedua adiknya.

"Apa kalian perlu kumarahi seperti Ichiro?" oceh (Name) mengeringkan rambut mereka satu per satu, "ganti pakaian kalian agar aku bisa mencucinya dan kalian masih bisa memakainya besok."

"Saat pulang hanya mendung tadi," sanggah Jiro.

"Saat sudah dekat tiba-tiba saja hujan," sambung Saburo.

"Kalian pikir kalian bisa membodohiku?" tanya (Name) menggelengkan kepalanya, "aku sudah di sini sejak siang dan hujan ini sudah awet dari tiga jam yang lalu."

Jiro dan Saburo langsung membuang pandangan mereka, dan itu membuat (Name) menghela napas lalu meletakkan kedua tangannya di pinggangnya.

"Aku akan menyiapkan kamar mandi untuk kalian, pakai sama-sama ok?"

Jiro dan Saburo langsung menoleh ke arah (Name) dengan ekspresi terkejut.

"Eh, tidak—"

"Jangan katakan tidak padaku," potong (Name) mengerutkan alisnya, "tidak setelah kalian berusaha membodohiku."

"... baiklah."

"Setelah kalian mandi akan kusiapkan cokelat panas, jangan bertengkar di dalam kamar mandi."

"Baik, Nee-san."

Kemudian (Name) menoleh ke arah Ichiro yang sedari tadi memperhatikan mereka.

"Maaf tadi ucapanmu terpotong," ucap (Name), "jadi kau ingin mengatakan apa tadi?"

Ichiro terdiam sejenak, sebelum akhirnya tersenyum lalu mengelus kepala (Name)—sedikit mengacak rambut (h/c) (Name).

"Jika ucapanku terpotong, tandanya waktunya tidak tepat," ucap Ichiro, "akan kukatakan saat waktunya tiba, oke?"

Namun (Name) mengerutkan alis dan mengembungkan kedua pipinya.

"Hei, tidak adil! Jangan membuatku penasaran sekarang!"

Problem Side: Kadang menjadi penghalang bagiku.

Her Obsession (Yamada Ichiro)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang