"Navia bangun cepetan, terus temenin mbak Umi ke pasar."
"Navia bangun udah jam 7!"
"Uang jajan kamu mama diskon 50%."
Suara bantingan pintu terdengar di penjuru rumah. Rupanya Navia, langsung bergegas ketika mamanya bilang kalau uang jajannya mau didiskon.
"Ayo mbak Umi, kita let's go!"
"Neng Pia gak mandi dulu?" tanya mbak Umi
"Cuma ke pasar ini ngapain mandi." katanya, enteng sekali.
"Ya seenggaknya kamu cuci muka kek, tuh liat, kamu habis bikin jejak aliran sungai sama bebatuan di bibir sama mata kamu. Cuci muka dulu sana!" perintah mama
Dengan tingkat kemalasan di pagi hari yang jika dipresentasekan bisa mencapai 80%, Navia langsung masuk ke kamar mandi lalu membasuh muka dan juga berkumur dengan mouthwash.
"Ayo mbak Umi, Pia udah siap!" katanya sambil memutar-mutar kunci motor di jari telunjuknya
Pletak
"Aaaa mama sakit,"
"Makanya pagi-pagi gak usah coba ilmu. Sana cepetan ke pasar, keburu rame ih pasarnya!"
Iya, tadi jidatnya kena kunci motor.
Kena karma juga kan lu Pi.☘☘☘
"Mama mau masak apa sih mbak Umi?"
"Ibu sih tadi katanya pengen bikin sop ayam sama pepes ikan,"
"Yaudah ke orang jualan ikan aja dulu."
First impression kalau ketemu sama Navia pasti langsung mikir kalau dia anak yang manja dan gak bisa jauh dari orangtua. No no no, kalian gak boleh nilai orang dari luarnya aja. Navia ini sosok perempuan yang punya mental baja, kuat dan gak gampang rapuh. Nangis juga cuma pas kucingnya mati sama pas dia brojol ke dunia. Udah itu aja.
Navia emang imutnya kebangetan, cantiknya apalagi, tapi siapa sangka kalau tangannya itu cekatan buat kerjain kerjaan rumah. Apalagi urusan dapur. Dulu waktu masih duduk di bangku SMP, dia sempat dilarang sama mamanya supaya gak sentuh-sentuh dapur, karena mamanya takut dapur cancinya kenapa-napa karena tangan Navia.
Tapi sewaktu mamanya ada seminar di Semarang selama seminggu, pada kesempatan itulah dia ngacak-ngacak dapur mamanya bareng mbak Umi. Pengen coba ilmu katanya. Dan hasilnya gak gagal-gagal banget. Menu pertama yang Navia buat bareng mbak Umi itu sayur asem sama kolak pisang.
"Mbak, Pia mau bikin kolak lagi." katanya saat melewati kios penjual pisang
"Mau?" tanya mbak Umi yang hanya dijawab anggukan kepala dan mata Navia yang nampak berninar
"Yaudah, ayo beli pisang."
"Kalau kolaknya tambah sama ubi enak gak mbak?"
"Wuih ya enak dong, bikin kenyang itu." kata mbak Umi
"Hehehe, emang mbak Umi tuh yang paling wokeee!"
"Jangan lama-lama neng di pasarnya, nanti ibu nyari. Ayo buruan beli pisang sama ubinya."
☘☘☘
"Ih kamu mah, gak bilang-bilang mau bikin kolak."
"Yaudah nih Pia bilang, ma Pia mau bikin kolak ya sama mbak Umi."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUY 1 GET 1, FREE •
Fiksi Penggemar"Kalau dia main ke rumah sambil bawa anak kecil gak papa?" "Ponakannya?" "Anaknya ma." "Dia duda?" "Iya." "MBA UMI! TOLONGIN! INI MAMA PINGSAN!" Cerita perjuangan Navia yang berusaha meyakinkan kedua orang tuanya, tentang dia yang dilamar oleh seora...