"Dahyunnnnnnnnnn"
"Oppa????"
Gue kaget waktu balik ke apart seketika muka gue pucet.
"Dari mana?"
"Main"
"Udah berani ya sekarang ya"
"Mianhe oppa"
"Ngapain aja kamu disana? Huh?"
"Emang kenapa sih dahyun kan udah gede. Dahyun udah bisa jaga diri sendiri. Dahyun juga udah tau yang mana baik yang mana enggak"
"Dengerin ya dahyun semua hal yang dilakuin itu harus ada batasnya"
"Emang dahyun ngelewatin batas?"
"Iya belom nikah udah tidur bedua aja kamu"
"Lah oppa tau dari mana?"
"Jeni"
Gue langsung naik darah karena jeni bisa bisanya bilangin ke oppa jackson tentang ini.
"Oppa mianhe"
"Hmm jangan di buat lagi ya hyun."
"Hmm ara"
Gue masuk ke kamar dan bergegas mandi.
Setelah mandi oppa jackson ngajak gue jalan jalan karena dia kangen banget sama gue.
"Mau kemana?" -oppa
"Makan yuk laper" - dubu
"Pantes makin buntel"
"Oppa"
Gue merengek ala ala anak kecil. Gue sendiri juga jiji sebenernya.
Sesampainya di cafe gue sama oppa diem dieman sambil nikmatin minuman masing masing. Akhirnya oppa ngalah buat buka suara duluan.
"Jadi siapa nama pacarmu?"
"Jimin. Park jimin"
"Sepertinya gak asing"
"Memang dia terkenal"
"Jadi bagaimana hubungan kalian?"
"Biasa saja"
"Apa kalian tidak ingin menikah?"
"Jangan bicarakan tentang ku pikirkan saja hubungan oppa. Apa kau tidak ingin menikah?"
"Hmm masih ada yang ku tunggu"
"Apa ada masalah?"
"Hmm iya dia meninggalkan ku"
"Huh lihatlah betapa bodohnya oppa ku ini. Bagaimana bisa dia meninggalkan mu. Apa dia pikir melahirkanmu mudah."
"Dia sudah ada yang baru. Bisa kau carikan aku yang baru?"
"Mungkin tidak"
"Kenapa?"
"Aku sedang tidak di dalam mood yang baik"
"Terserah"