Prolog

3.7K 469 29
                                    

@eLfarhany

Cast :

Oh Sehun

Kim Kai

Baku!

Drama | Hurt/Comfort | Life | Romance

Warning Typo!Without Editing

HAPPY READING!

.

.

.

Hap!

Kim Kai, pemuda tinggi berkulit Tan itu mencegah tangan besar di depannya agar tak sampai menyentuh kulitnya. Lebih tepatnya kulit pipi kirinya. Mata bulat dengan manik jelaga Kai memicing, menatap tajam pada sang pemilik tangan yang kini ia pegang seerat mungkin, berusaha untuk tetap mampu menghalau tangan yang lebih besar darinya.

"Aku bukan lagi pemuda berumur dua puluh tahun, Sehun." Ujar Kai sarkas, menyentak tangan yang sebelumnya ia pegang erat. "Kau tak berhak untuk menyakitiku, aku bukan budakmu." Lanjutnya seraya melipat jemarinya satu persatu hingga menimbulkan bunyi tulang.

"Kau menggangguku." Desis Sehun.

"Lalu? Kau marah?" Kai tersenyum mengejek. "Aku tak pernah mencegahmu untuk tidur dengan siapapun. Tapi... tidak untuk di rumah ini."

"Kenapa? Kau cemburu? Kau takut sakit hati?" Balas Sehun dengan senyum miringnya.

"Tidak. Tidak sama sekali. Jangan terlalu percaya diri." Kekeh Kai membalikkan tubuhnya yang terbalut kimono cokelat, duduk di sebuah single sofa dan bertopang kaki menghadap Sehun. "Kita masih pasangan suami istri paling bahagia dan menjadi idaman semua orang."

"Jika kau lupa, aku mau menikahimu karena tak ingin ditendang dari ahli waris." Ucap Sehun mengangkat sebelah alisnya, seolah mengejek karena ia tau betul jika Kai menerima perjodohan mereka karena berfikir ia mencintai pemuda Tan itu.

"Aku tau." Ujar Kai santai. "Jangan berbelit-belit Sehun. Bawa wanita itu keluar dari rumah ini, sewalah hotel, jika perlu aku yang akan membayarnya. Kalian bebas melakukan sex hingga pagi."

Rahang Sehun mengatup keras, entah mengapa ia merasa di rendahkan oleh istrinya ini. "Baiklah. Bayarlah dengan uangmu. Terima kasih, istriku." Ia melenggang pergi membawa wanita yang entah ia dapatkan darimana.

Kai meremat lengan sofa dengan kuat, memandang punggung Sehun yang menghilang dibalik pintu utama rumah mewah mereka. Kemudian tak lama setelahnya terdengar deru mesin mobil yang menyala, meninggalkan halaman luasnya di tengah malam.

Kai menghela nafas berat, mengulum bibirnya kemudian memejamkan matanya sembari meredam kekesalannya yang sampai di puncak ubun-ubun.

Mereka, Kai dan Sehun menikah muda. Saat itu Kai masih berusia dua puluh tahun dan Sehun dua puluh empat tahun. Dulu, Kai sempat menolak perjodohan gila orang tuanya yang hanya ingin menggabungkan perusahaannya dengan keluarga Sehun. Klise memang, namun itu benar-benar terjadi. Setiap manusia selalu merasa kurang setiap detiknya, sama halnya dengan orang tua Kai yang seolah tak puas dengan apa yang mereka hasilkan dengan perusahaan besar yang telah dikelola selama puluhan tahun. Tetapi semuanya berubah dalam waktu singkat, Kai menerima perjodohan tak masuk akal itu dengan ikhlas karena perangai Sehun yang menurutnya baik. Pemuda berkulit putih dengan tubuh jangkungnya itu selalu memberikan hadiah untuknya. Dan Kai yang saat itu masih terbilang muda dengan gampangnya terjerat dan akhirnya masuk dalam kehidupan rumah tangga suram.

Beberapa hari setelah menikah, Kai merasa cukup baik-baik saja meski Sehun jarang tersenyum padanya. Tetapi setelahnya, Kai merasa ia sedang berada di ujung jurang. Setiap harinya Sehun menunjukkan sifat aslinya sedikit demi sedikit, pulang larut atau bahkan tak pulang semalaman, mengancam Kai agar tak mengadu pada orang tua mereka, bahkan tak segan untuk memberi kekerasan pada Kai. Pukulan seperti menjadi makanan sehari-hari untuk Kai, dan titik akhirnya jatuh ketika Kai hampir meregang nyawa karena Sehun mencekiknya.

Sejak saat itu Kai bangkit, tepatnya saat ia berusia dua puluh empat tahun. Ia berubah menjadi cuek setelah menyempatkan diri untuk memata-matai Sehun, mencari tau apa yang selama ini Sehun lakukan. Setelahnya Kai memilih untuk fokus pada perusahaan milik orang tuanya yang telah jatuh di tangannya. Tetapi tak lupa untuk tetap berpura-pura bahagia dengan Sehun setiap kali kamera menyorot. Mereka adalah pengusaha muda terkenal, dinobatkan menjadi pasangan fenomenal dan menjadi idaman bagi setiap pasangan diluaran sana. Kai terpaksa melakukannya karena ia tak ingin mengecewakan orang tuanya, toh ia sudah tenggelam pula. Dan kini usianya sudah beranjak dua puluh tujuh tahun, ia masih bertahan pada rumah tangga suramnya bersama Sehun tanpa seorang anak. Kai merasa saat ini karirnya lebih penting, karena kekuasaan dan uang membuatnya lebih mudah bergerak, jika mau, Kai bisa juga mencari lelaki lain untuk tidur dengannya. Tapi itu jarang Kai lakukan, ia lebih memilih untuk bermain bersama anak-anak pada salah satu panti asuhan yang sering ia beri sumbangan. Kai merasa hidup disana.

Drrt drrt

Kai membuka kelopak matanya, merogoh saku kimononya dan memandang layar ponselnya yang menampilkan nama Taeyeon Noona.

"Halo, Noona." Sapa Kai.

"Maaf menghubungi tengah malam. Tapi.., aku tidak tau harus meminta bantuan pada siapa."

Kening Kai mengernyit, ia merasakan nada cemas pada suara Taeyeon. "Tidak apa-apa Noona, aku bahkan belum mengantuk. Ada apa? Ada masalah?"

"Jisung sakit, demamnya tinggi sekali. Mobil panti sedang mogok dan.., kau tau kami tidak pernah memesan taksi online."

"Aku kesana Noona, tunggulah sebentar." Balas Kai cepat kemudian memutus sambungan setelah mendengar jawaban ya dari Taeyeon.

Kai beranjak dari duduknya, masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Selesai, Kai bergegas keluar rumah dan memasuki salah satu mobilnya. Tak lupa ia mentransfer biaya hotel Sehun sebelum mengendarai mobilnya.

.
.
.








TBC/Delete?

Ff baru again padahal banyak utang hmm :')
Tapi diusahakan untuk up tepat waktu.
Terima kasih❤

Life Scenario [Hunkai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang