Shifted to Prohibited

4K 327 8
                                    

Di bandara, nggak ada salam perpisahan yang standar kalo di sana ada Mama Sabaku. Wanita yang bahkan di saat seperti sekarang masih aja sempet mikirin bakal gimana dirinya tanpa Gaara-chan, ngasih hadiah khusus buat Gaara dan Hinata.

Satu t-shirt warna putih berukuran all size buat Hinata, dan satu lagi berwarna hitam buat Gaara.

Untuk Gaara, huruf kapital yang dicetak degan warna emas menulis, 'The Real Rock Star'. Dan untuk Hinata, dicetak dengan warna merah ber-glitter adalah 'Only Date The Real Rock Star'. Secara nggak langsung, t-shirt kembaran itu ngejelasin bahwa Hinata cuma mau nge-date sama Gaara. Ampun, ibu yang satu itu, emang iseng banget. Mama juga minta mereka segera ganti biar seragaman.

"Mama sengaja beliin kalian t-shirt yang matching. Keren, kan?" Buat sekarang, Gaara nggak punya pilihan selain nurut.

Para Hyuuga segera nyingkir. Khususnya Hiashi yang takut dijadiin bahan obsesi fashion Mama-nya Gaara. Jangan-jangan, nanti Mama beliin dia t-shirt yang bertuliskan, 'Jacob is Hotter Than Edward' atau 'Bieber's Dad'. Oh tidak, Hiashi nggak niat mempromosikan perseteruan antar dua kubu Twilight apalagi jadi bapaknya siapa pun itu yang bernama Bieber.

"Besan," panggil Mama ke Hiashi. "Punya akun di facebook?" Meski nggak suka OL, Mama nggak mau ketinggalan jaman.

Beruntung, saat itu suara panggilan untuk para penumpang diperdengarkan pihak bandara. Gaara berharap liburan gratis yang cuma tiga hari ini cepat selesai, biar dia bisa balik ke kehidupannya yang lama. Agenda jadi pasangan juga bisa cepat selesai, dan Gaara bisa enjoy lagi sama hobinya memberantas korupsi. Ehm, mungkin nanti. Gaara yang sekarang nggak ngurusin masalah anak TK, cukup anak SMA yang sengaja menantang sang Gaara dari Suna aja. Ya, itu kedengaran lebih masuk akal untuk dijadiin elemen tambahan dalam sebuah penpik.

Begitulah, author yang gak tahu berapa lama penerbangan dari Narita ke Nevada, akhirnya membawa kedua tokoh utama tiba di tujuan dalam chapter yang sama. Lebih cepat dari pesawat mana pun, kan? Cukup ketahui aja sedikit cerita bahwa sepanjang perjalanan yang melelahkan itu, Hinata menikmati tidur dengan mimpi aneka warna dan rasa, sementara Gaara cuma bisa berpikiran untuk menuntut pihak produsen pil tidur yang dia konsumsi karena nggak kasih efek ngantuk atau apapun yang mendekati itu.

Di bandara, seorang perwakilan dari produk perawatan rambut yang kasih liburan gratis ini, telah siap sedia. Dia berdiri di antara orang-orang bule yang ngantri buat jemput. Pria tinggi berpotongan rambut aneh itu membawa sebuah papan dengan tulisan, 'Tuan dan Nyonya Sabaku yang berbahagia, selamat datang di kota impian'.

"Kita ke sana," kata Gaara, menunjuk ke papan yang terang-benderang berkat pencahayaan tambahan yang berkelap-kelip dengan tenaga baterai.

"Kalian, ya?" Si pria memerhatikan Gaara dan Hinata dengan saksama dan dalam tempo yang cukup lama. "Kok muda banget?"

Muka Hinata berubah pucat. Gaara cuma membenarkan posisi tali tas ransel di bahunya dan bilang, "Lo ada masalah? Emang kenapa kalo kita muda? Nggak boleh?" Ini nanya apa ngancem, sih?

Pria itu gak terlihat terkejut. Dia malah nyengir sebelum memeluk dua orang yang terpaksa menerima pelukannya. "Oke, tak kenal maka tak sayang. Dan karena semboyan manis itu, maka akan kuperkenalkan diriku." Posenya berubah, dari berdiri tegap ke pose aneh yang semakin mendukung senyumnya yang juga nggak normal. "Aku adalah Maito Gai. Tapi cukup panggil aku Mighty Gai. Pria karismatik di industri sabun, dan kini telah merambah pada produk perawatan rambut." Gai menyibakkan rambutnya yang tebal. "Lihat rambutku, model sempurna produk kami."

"Nggak usah masang iklan, kita nggak ada waktu." Pasti para pembaca udah bisa nebak siapa yang ngomong. "Kita cabut!"

"Cabut? Apanya yang dicabut?"

Flirt With the DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang