thirty four-guanlin's side

6.9K 1K 224
                                    

"Lin? Kamu denger aku gak sih?"

"H-hah? Iya denger." Balas gue.

"Kamu kenapa sih gak fokus terus dari tadi?"

Gue sekarang lagi makan bareng Lucy.  Setelah gue dan Nadisha bener-bener memutuskan buat saling gak berhubungan sama sekali lagi, gue jadi kebingungan sendiri.

Udah berjalan beberapa bulan.

Entah, rasanya ada yang hilang.

Mungkin belum terbiasa.

Gue cuma bisa liat dia di sekolah, itu pun dari jauh. Gue juga sering liat dia di jemput Jinyoung.

Gue mencoba tersenyum membalas pertanyaan Lucy tadi,"Enggak, lagi pusing aja."

"Kenapa? Kamu sakit? Mau pulang aja? Nanti aku yang bawa aja mobilnya kalo gitu." Kata Lucy sambil mengecek suhu tubuh di kening gue.

Gue tau Lucy tulus, dia juga sayang gue seperti Nadisha menyayangi gue. Mungkin udah saatnya gue bener-bener menghapus Nadisha?

Otak gue berkata begitu, tapi hati gue rasanya menolak, masih ada perasaan gak rela.

"Enggak kok, aku gapapa. Lanjut aja makannya nanti keburu dingin gak enak." Balas gue.

"Bener? Kalo kenapa-kenapa bilang ya?" Balas Lucy lagi.

"Iya sayang."

Lucy tersenyum mendengar jawaban gue.

Yah, mungkin seperti ini lebih baik. Gue berhenti menyakiti keduanya baik Lucy ataupun Nadisha.

Setelah makan selesai, gue dan Lucy masih keliling. Waktu ngelewatin timezone, gue melihat seseorang yang sangat gue kenali.

Masih cantik seperti biasanya, apalagi dengan senyumnya.

"Lin, itu Jinyoung tuh." Tunjuk Lucy ke arah Jinyoung di sebelah si cantik itu.

Gue mengangguk,"Iya aku liat."

"Sama siapa ya? Gak keliatan aku." Lanjut Lucy.

Mungkin Lucy gak mengenali dia dari jauh, tapi gue sangat tahu siapa dia.

"Nadisha." Jawab gue.

"Oh..." Balas Lucy canggung.

"Maaf ya, gara-gara aku. Aku egois, harusnya aku yang ngalah. Maaf." Lanjut Lucy.

Gue menggeleng,"Semuanya salah aku. Baik kamu ataupun Nadisha cuma korban. Aku yang minta maaf karena udah ngebawa kalian ke dalam situasi kayak gini." Balas gue.

Lucy cuma diam gak membalas.

Tatapan gue gak sengaja bertemu sama Nadisha. Dia ngeliat gue.

Dia tersenyum ke arah gue, tapi senyumannya asing. Bukan senyuman Nadisha yang sedari dulu diberikan kepada gue setiap dia melihat gue.

Yah, memangnya apa yang gue harapkan?

Gue membalas senyumannya.

"Guanlin, Lucy!"

Gue sangat terkejut karena dia memanggil gue dan Lucy.

"Sini main bareng." Katanya sambil mengisyaratkan gue dan Lucy untuk mendekat.

Mau gak mau gue dan Lucy mendekat ke arah Nadisha dan Jinyoung.

"Ayo main bareng, santai aja kali, kabur-kabur aja kayak ngeliat setan." Kata Jinyoung.

"Ih gak kabur kok, tadinya gak mau ganggu kalian aja." Balas Lucy.

"Gak ganggu sama sekali kali, lagian kita cuma berdua. Sepi." Kata Nadisha.

[Not] My Boyfriend • GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang