Makna dari bahagia itu sendiri
Bukanlah kekayaan
Maupun kecantikan
Melainkan... Sesuatu...
Yang dapat mengisi...
____________________________________________________________________
Aku terlahir di keluarga berada, hidupku memang sempurna. Namun aku tidak dikaruniai dengan perasaan, aku mengerti penderitaan, aku mengerti putus asa, aku juga mengerti benci serta dendam. Tapi aku tidak dikaruniai dengan perasaan cinta juga bahagia, namun... semua itu teralihkan dengan tugas yang diberikan ayah untukku, ayahku memberikan tugas berupa melindungi para Ghoul tak berdosa. Ayah memasukkan aku kesekolah baru dekat distrik 20, aku dimasukkan ke kelas XI - 1.
"Salam semuanya, namaku. Mizuki Michiyo, aku pindahan dari distrik 1. Sekarang aku tinggal di daerah dekat Cafe Anteiku, yoroshiku onegai shimashita. "
Aku duduk di bangku kosong dekat jendela, disini aku berusaha menjadi murid teladan bagi semua angkatan. Meskipun sebenarnya itu semua adalah drama, menyebalkan memang. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus menjadi sempurna didepan semua orang. Saat waktu pulang datang, aku segera pulang dengan mobil jemputanku. Aku menikmati perjalanan menuju rumah dengan pandangan kosong, hingga mobil berhenti di garasi.
Aku mengambil tasku dan segera keluar dari dalam mobil, dan pergi ke kamarku lewat dapur. Setelah mengganti seragamku dengan pakaian sehari-hari, aku turun ke bawah untuk memakan camilan sore. Aku pergi ke dapur untuk mengambil camilan yang berada di kulkas serta membuat secangkir coklat panas untuk menemani diriku belajar, setelah mengambil persediaan perang keruang keluarga. Aku menyalakan TV untuk melihat berita sembari memakan cemilan serta mengerjakan soal latihan, hingga bunyi bel pintu terdengar beberapa kali.
Tingtung... Tingtung... Tingtung...
"Iya, sabar-sabar! Aku sedang kesana."
Satu-satunya orang rusuh yang membunyikan bel sepulang sekolah adalah kakak laki-lakiku yang selalu rusuh bin ceroboh bin sotoy, setelah kubuka kan pintu barulah dia berhenti membunyikan bel rumah. Dia masuk sembari melempar tasnya ke sofa dengan pas (kyknya pake fisika dulu biar pas masuknya :v), setelah melepaskan sepatu beserta kaus kakinya... Ia langsung berlari menuju dapur mengambil es teh manis yang dia taruh di kulkas.
Aku kembali duduk di sofa ruang keluarga untuk melanjutkan makan camilan juga mengerjakan soal serta menonton berita, kakakku ikut duduk di sebelahku sembari menyesap es teh manisnya serta memakan camilan yang sama denganku. Kakakku memindahkan saluran tv yang menyajikan info terbaru yang terjadi di dalam maupun di luar negri, kami menikmatinya dengan biasa. Hingga sebuah berita mengenai pembunuhan yang diakibatkan oleh serangan Ghoul yang sedang menjadi trending topic, aku mengerjakan soal ku sembari melihat tv karena penasaran.
Kami menikmati waktu bersama yang membosankan ini hingga pukul 08:30 p.m. kami bersiap-siap memakai seragam kebanggaan kami, seragam SHO (Shiori Hoshi Organization) yang menandakan bahwa kami adalah petugas yang melerai pertarungan antara manusia dan Ghoul. Aku dan kakakku berangkat menggunakan mobil sport milik kakakku menuju daerah sepi di Tokyo, setelah sampai di tempat sepi. Aku dan kakakku berpencar untuk mengamankan malam, namun saat aku melewati sebuah gang gelap. Aku melihat seorang anggota CCG sedang bertarung dengan seorang Ghoul yang tengah menggunakan kagunenya, aku bersembunyi terlebih dahulu untuk menikmati tontonan langka ini sampai anggota CCG itu menyerah, barulah aku akan membantunya.
Setelah satu jam pertarungan, barulah anggota CCG itu menyerah dengan luka di sekujur tubuhnya. Saat kagune Ghoul itu menyerang anggota CCG dengan cepat, segel pelindung muncul saat kagune itu hampir menyentuh kepala anggota CCG, aku turun ke Medan pertempuran itu dengan cepat. Aku gunakan kekuatanku untuk membawa anggota CCG itu ke rumah sakit khusus CCG, setelah itu aku pulang ke rumah karena besok masih ada hari sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Feeling
Fiksi PenggemarMizuki Michiyo adalah gadis yang penuh dengan misteri, tidak ada yang tau apa yang sebenarnya dia pikirkan. Semua pemikirannya begitu rapih dan sulit di tebak, dia tidak pernah mengerti hal yang disebut perasaan. Hingga akhirnya dia bertemu dengan s...