Chapter 2

5.5K 604 4
                                    

Mereka sampai di tempat  penyebrangan dan lampu untuk pejalan kaki menyala hijau, Renjun dan Jeno segera berjalan menyusuri zebra cross, tetapi Mark tiba-tiba berjongkok untuk membetulkan tali sepatunya.

"Yak! Jaemin tunggu aku, tali sepatu ku lepas!" seru Mark pada Jaemin yang akan berjalan mengikuti Jeno.

Jaemin berbalik memperhatikan sepatu Mark dan mendengus kesal.

"Aku tidak sebodoh itu, aku tau kau memakai sepatu yang tidak bertali dasar Mark bodoh" protes Jaemin sambil menujuk sepatu Mark

"Hehehe" Mark tersenyum kecil karena kebohongannya terbongkar

Mark melihat Renjun dan Jeno sudah sampai disebrang jalan, dia lalu melihat pada Jaemin lagi dan mendekati Jaemin.

"Kalau begitu, ayo kita melarikan diri!" ucap Mark tiba-tiba dan menarik tangan Jaemin ke arah yang berlawanan

"Yak! Jangan menarikku, kau mau membawa ku kemana Mark bodoh!" Jaemin berteriak lumayan kencang, hinggan Jeno dan Renjun yang berada di sebrang mendengar teriakan Jaemin.

"Aku bilang melarikan diri!" ulang Mark sambil menarik Jaemin lebih kencang lagi

"Jeno, belanjaan selanjutnya aku serahkan padamu ya?!" teriak Mark pada Jeno yang ada diseberang jalan.

Mark tidak menunggu jawaban Jeno, dan mereka berdua langsung hilang dimakan keramaian jalan saat itu.

"Lewat sini!"

Mereka berdua berlari menyusuri jalanan, hingga akhirnya mereka sampai di sebuah lapangan yang luas, "Berhenti disini" ucap Mark sambil melepaskan pegangan tangannya pada Jaemin

"Disini?" gumam Jaemin dengan wajah bingung

Mark duduk dibawah pohon yang rindang untuk mengatur nafasnya, "Capeknya"

"Padahal belanjanya belum selesai" gerutu Jaemin lagi

"Soalnya, muka kamu cemberut kayak gitu sih, aku ngak bisa melihat mu seperti itu " Mark memberi alasan.

Jaemin ikut duduk disamping Mark, "Pasti Renjun tidak mengetahuinya kan, tentang aku yang menyatakan cinta ke pacarnya, kan? Tapi rasanya sulit sekali untuk bersikap seolah tidak terjadi apa-apa antara aku dan Jeno" Jaemin mengerucutkan bibirnya kesal

"Padahal sepertinya dirimu sendiri yang minta diperlakukan seperti biasa saja, kan?" tanya Mark untuk memastikan

"Ya, bener juga sih"

"Aku tidak tahu sakitnya perasaan cinta Jaemin, jadi aku hanya bisa membantu dengan ini"

"Kau benar, jadi aku setengah berterimakasih padamu. Melihat mereka bermesraan memang membuat hatiku sakit, tapi itu bukan berarti aku menyalahkan semuanya ke dia" Ucap Jaemin sambil tersenyum pada Mark.

Cowok itu juga ikut tersenyum lega melihat wajah Jaemin sudah bisa tersenyum lagi.


...


Pagi harinya saat Mark sampai diparkiran sepeda sekolah, ia melihat Jeno sudah berdiri disana dan sepertinya memang Jeno sedang menunggu dirinya.

"Ada apa, menunggu ku pagi-pagi begini? Kau marah tentang kejadian yang kemarin?" tanya Mark sambil berjalan melewati Jeno.

"Aku tidak marah, bukankah menyenangkan untuk memiliki waktu sendiri untuk kami berdua? Ini semua karena sifat yang kau miliki itu, dengan melibatkan Jaemin" ucap Jeno

Mark menghentikan langkahnya dan berbalik melihat Jeno dengan tersenyum sinis.

"Apa yang kau maksud tentang sifat ku?"

"Maksudku, jika kau bermain-main dengan hatinya, itu sudah pembicaraan yang berbeda."

"Kau pikir Jaemin itu siapamu?" kata Mark dengan ketus, "Kau tidak punya hak untuk mengatakan ini, dan kau tidak berhak untuk itu" lanjut Mark dan langsung pergi.


...


Saat pulang sekolah, Jaemin berjalan dengan cepat menuruni tangga stasiun dan ia terjatuh, Jaemin bangkit sambil menahan sakit dilututnya yang membentur lantai stasiun.

"Sakit sekali, sepertinya ini memar" gumam Jaemin sambil terus melihat ke arah kakinya

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya sebuah suara yang sangat dikenal oleh Jaemin

Jaemin berbalik dan melihat Jeno ada disana sedang tersenyum memperhatikannya.

"Oh hai Jeno!" seru Jaemin terkejut.

Melihat wajah Jaemin yang terlihat kesakitan, akhirnya Jeno mengajak Jaemin duduk di bangku sembari menunggu kereta mereka datang.

"Maaf, telah meninggalkan mu kemarin" celetuk Jaemin tiba-tiba

Jeno tersenyum, "Itu karena Mark kan? Sebenarnya dia anak yang baik-baik kok, tapi jika dia menggangumu, bilang saja padaku."

Jaemin tersenyum dan mereka terdiam.

"Oh iya" Jaemin teringat sesuatu dan ia membuka tasnya, mengambil sebuah bungkusan dan mengulurkannya pada Jeno "Mau cokelat?"

Jeno mengambil coklat tersebut dan tersenyum pada Jaemin, "Terima kasih."

Jeno segera memakannya, dan Jaemin terus memperhatikan Jeno yang sedang mengunyah hal ini  membuat Jeno jadi heran.

"Ada apa?"

"Menurutku laki-laki sepertimu kalau sedang makan cokelat itu lucu" jawab Jaemin dengan senyuman ynag lebar

"Kenapa?" tanya Jeno penasaran

"Karena kau terlihat seperti anak anjing, dan juga jarang ada laki-laki sepertiu yang suka makan makanan manis seperti coklat" jawab Jaemin dengan menahan rasa gemas ingin mencubit pipi Jeno

"Sebenarnya aku sangat suka makanan manis, tetapi setelah menjalin hubungan dengan Renjun aku jadi jarang makan makanan manis, karena Renjun harus terus menjaga pola makannya" ucap Jeno.

"Benarkah?"

"Karena tuntutan kerja, dia juga mengontrol asupan yang manis-manis. Dia mungkin juga berpikir aku tidak suka makan yang manis-manis."

Wajah Jaemin langsung berubah begitu mendengar betapa Jeno peduli dengan diet Renjun sampai cowok itu membatasi makan-makanan yang manis demi Renjun.

"Kau ini pria yang baik ya."

"Apa?" tanya Jeno karena dirinya terlalu fokus melihat hpnya

Jaemin menggelengkan kepalanya, tidak mau mengulang ucapan tidak pentingnya.

"Boleh minta lagi?" Tanya Jeno dan Jaemin memberikan 1 kotak coklat itu pada Jeno, "Ini untuk mu"

"Terima kasih" ucap Jeno dan kembali menikmati coklat itu.





----------

Ya emang ada scene yang dihapus sama ditambah dikit sih:) enjoyyy

Can You Love Me? (NOMIN) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang