Chapter 6

4K 419 18
                                    

Jaemin berlari keluar kelas mengejar Jeno yang sudah akan pulang.

"Jeno" panggil Jaemin, dan Jeno menoleh ke arah Jaemin

Jaemin berdiri didepan Jeno "Ini hoodiemu, terima kasih ya"

"Sama-sama" Jeno memasukkan hoodie itu ke dalam tasnya "Masih belum mau pulang?" tanya Jeno

Jaemin menoleh ke dalam kelas, disana kedua sahabatnya memberi isyarat agar Jaemin pulang lebih dulu bersama Jeno.

"I-ini s-sudah mau pulang kok" ucap Jaemin dengan gugup

"Ajak pulang saja Jeno, kami masih harus menyelesaikan beberapa tugas" ucap Chenle dengan suaranya yang kencang.


...



Jeno dan Jaemin akhirnya pulang bersama, Jeno tiba-tiba menghentikan langkahnya dan merasakan angin yang berhembus. Jaemin juga melakukan hal yang sama, dia tersenyum merasakan angin yang berhembus.

"Musim panas dan musim gugur semua bercampur diudara" gumam Jaemin pelan

Jeno mendengarnya, ia kaget Jaemin juga bisa sepikiran dengannya. Jaemin lalu berjalan pelan sambil bersenandung lirih.

"Hei, lagu itu pas banget dengan melodi yang ada" ucap Jeno terheran

"Wah kita berpikiran yang sama ya" sahut Jaemin tersenyum

"Kebetulan" Jeno tersenyum

"Apa yang ingin kamu lakukan di musim gugur ini?" tanya Jaemin didalam kereta

"Musim gugur? Membaca novel yang belum sempat kubaca"

"Ternyat kamu suka membaca, aku tidak menduganya" Jaemin tersenyum.

Jeno menoleh pada Jaemin yang duduk disebelahnya, Jaemin ikut menoleh memperhatikan Jeno, alu keduanya sama-sama tertawa.


...


Besoknya disekolah Jaemin bertemu Jeno di loker seperti biasanya.

"Selamat pagi" sapa Jaemin

"Pagi" jawab Jeno dengan tersenyum

Jaemin melihat Jeno sedang memakai earphone di salah satu telingannya.

"Kamu sedang mendengarkan apa?" tanya Jaemin dengan wajah penasaran

Jeno berjalan mendekati Jaemin dan memberikan ujung earphone satunya ke Jaemin. Jaemin mengambilnya dan ikut mendengarkan.

"Oh, lagu ini" seru Jaemin.

"Ini lagu yang kamu senandungkan kemarin, aku mencarinya dan terus mendengarkannya" ucap Jeno dengan nada bangga

"Memang bagus ya lagunya" sahut Jaemin tersenyum, mereka terus mendengarkan lagu itu sampai kedua sahabat Jaemin datang.

Jaemin melepas earphone ditelinganya dan memberikannya pada Jeno, "Terima kasih"

Jeno menerima lalu pergi ke kelas lebih dulu, diam-diam dari jauh Haechan melihat semua itu.

Belum sempat Jaemin menyapa kedua sahabatnya, Haechan menarik Jaemin untuk mengajak Jaemin berbicara berdua.

"Bisakah kamu tidak terlalu dekat dengan Jeno?" ucap Haechan, "Saat SMP aku merusak hubungan antara Mark dan Jeno"

"Apa maksudmu?" tanya Jaemin

"Karena aku memanfaatkan Mark untuk berada di dekat Jeno" lanjut Haechan

Jaemin baru tersadar, "Kalau begitu sahabat Mark yang dia maksud itu adalah Jeno"

"Karena Mark begitu baik ia tidak mau berkencan dengan pacar temannya. Lalu akhirnya merekapun menjaga jarak, aku benar-benar menyesal telah melakukan hal semacam itu. Itulah sebabnya aku mendengar kamu jatuh cinta dengan Jeno, kalau memang begitu perasaan mu hanya akan membawa masalah untuk Jeno. Seperti yang terjadi padaku pastinya jarak diantara mereka berdua akan lebih renggang. Itu sebabnya, mulai sekarang tolong jangan mendekati lagi Jeno"


...


Sekolah sudah mulai sibuk dengan kegiatan antar kelas, Jaemin melihat Mark dan Jeno sedang berbicara dan ia memperhatikan keduanya dengan tatapan sedih.

Jaemin dan kedua temannya sedang membuat tulisan dengan cat dikelasnya. Kedua sahabatnya menyadari ada yang berbeda dengan Jaemin.

"Jaemin, akhir-akhir ini kamu sepertinya jarang berbicara dengan Jeno"

"Benarkah?" jawab Jaemin acuh, dia merasa tidak bisa terlalu lama menyembunyikan sesuatu dari sahabatnya, "Aku mau mencuci kuas cat ini dulu" pamitnya.

Jaemin lalu pergi ke tempat wastafel sekolah untuk mencuci peralatannya, Jeno yang mau mencuci juga melihat Jaemin yang terlihat murung, dia berdiri disamping Jaemin.

"Sepertinya hari ini kamu kurang semangat apa terjadi sesuatu?" tanya Jeno dengan tangan yang sibuk mencuci

"Masa sih, aku merasa baik-baik saja" bantah Jaemin dan mencoba tersenyum.

"Jaemin terlihat nggak bersemangat, itu membuatku khawatir."

"Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku benar-benar baik-baik saja" bantah Jaemin lagi.

"Baiklah kalau begitu"

Mereka terdiam dan sibuk mencuci perlatan mereka.

"Anu Jeno bagaimana hubunganmu dengan Mark waktu di SMP?" tanya Jaemin.

"Aku dulu penyendiri orang yang mengajak aku berbicara adalah Mark, walaupun obrolan dia tidak penting sama sekali tapi aku sangat senang" jawab Jeno sambil mengingat masa-masa SMP

"Begitu ya"

"Meskipun dia tau aku adalah orang yang nggak punya teman tapi dia pura-pura nggak memperdulikannya dan menyelamatkan ku dari situasi seperti itu, itulah Mark" lanjut Jeno

Jeno menoleh pada Jaemin, "Cerita ini, pertama kalinya aku cerita pada seseorang"

Jaemin akan berjalan pergi saat Jeno melanjutkan kalimatnya   

"Kalau bukan kamu, aku tidak mungkin menceritakannya"

"Terima kasih telah menceritakannya pada ku, kalau begitu aku pergi dulu" pamit Jaemin

Jaemin lalu berjalan pergi ke kelasnya, Mark saat itu juga sedang akan mencuci peralatan jadi ia melihat Jaemin dan Jeno baru saja berbicara.

Jeno menoleh pada Mark yang sedang berjalan ke tempatnya berdiri.

"Aku mulai menyukai Jaemin" kata Jeno pada Mark sebelum ia pergi.


...



Saat pulang sekolah hujan turun sangat deras, karena tidak membawa payung, Jaemin tetap berjalan dibawah hujan. Seseorang dari belakang tiba-tiba memayunginya.

"Apa yang harus ku lakukan untuk menggantikan tempat Jeno untuk mu?" kata Mark pelan dan berdiri didepan Jaemin, "Aku harus bagaimana, agar kamu juga mencintaiku?"

"Mark" gumam Jaemin menatap Mark, dia lalu berbalik Mark mencegahnya, laki-laki itu lalu memberikan payungnya pada Jaemin dan ia langsung berlari pergi menembus hujan deras itu.

Jaemin hanya bisa memperhatikan punggung Mark yang menjauh itu dengan tatapan sedih.






----------
Gelar sadboy diberikan pada yang terhormat MARKEU (ya ampun maaf ya Mark)

Can You Love Me? (NOMIN) [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang