btw, aku up 2kali malam ini, jadiin hutang aja gara gara aku jarang update hehe.
~♡~
Bazar sudah selesai, semua murid bersorak gembira karena keseruan yang sangat menyorakkan bahkan mungkin bazar kali ini lebih seru dibanding bulan bulan kemarin.
Aku dan bryan bersiap siap pulang kerumah untuk beristirahat karena kepenatan yang extra hari ini.
"Na, nanti mau makan dirumah ga? Mama katanya masak banyak dan khusu buat lo." Ucap bryan sebelum memakai helm.
Aku berfikir sejenak, mungkin tidak masalah aku juga tak mau hidupku sepi dan aku butuh orang lain untuk membuat hidupku sedikit berwarna.
"Bolehdeh, tapi gue harus ngerawat nenek dulu sebentar, nanti gue gantian sama bibi." Ucap ku sambil menaiki motor sport merah milik bryan, kenapa tak ada kakekku dirumah karena ia sedang ditugaskan kepada atasannya untuk mengatur aparat kepolisian dibandung kakekku berprofesi sebagai mayor jenderal.
Hiruk-pikuk angin sepoi sepoi sangatlah terasa, hinga daun gugur berjatuhan dimana mana, sambil menikmati hawa dingin sungai aku memandangi spion motor yang menampilkan wajah damai bryan.
"Tampan." Ucapku tak sadar, semoga saja empunya tak mendengar.
"Ah apa?"
Shit! kenapa bryan harus bertanya tapi semoga saja yang didengar bryan tak jelas karena kemungkinan besar jika bryan mendengar semuanya dia akan jadi besar kepala.
"Eh engga kok, udah lanjut aja kendarain biar cepet sampe rumah." Ucapku sambil mengalihkan pembicaraan.
"Syukur kuping lo bolot yan." Batinku sambil tersenyum kecil.
~♡~
"Nenek udah makan belom?" Tanyaku sambil tersenyum kepada marni nenekku yang sudah berusia lebih dari empat puluh lima tahun dan tengah duduk dikursi roda.
"U-Udah na, ka-kamu sudah telpon ibumu?" Tanya nenek membuat senyumku memudar, kenapa aku harus diingatkan lagi dengan mama, orang yang tak pernah punya rasa peduli sedikitpun padaku.
Aku tak membalas ucapannya dan langsung melengos pergi kedapur untuk menyajikan makanan untuk nenekku yang paling ku sayang.
Setelah beberapa menit membua makan bubur tawar untuk nenek sudah siap, tanpa menunggu nenekku lapar aku langsung menyuap sendok demi sendok makan kedalam mulutnya.
"Nenek sayang banget sama kamu nas, dan nenek yakin kedua orang tuamu pun sama sayangnya denganmu, jadi jangan membenci mereka ya." Ucap nenek lebih tepatnya sindir nenek secara halus kepadaku. Namun, aku tak pernah membenci mereka sedikitpun aku hanya sedikit cemburu kepada kakak yang lebih beruntung dibandingku.
Tapi tak apalah, cukup nenek dan kakekku yang sangat sayang padaku aku sudah bahagia terlebih dari smp nenek masih saja memanjakanku.
"Iya nek, nana ga benci sama ayah dan mama kok. Nana bersyukur punya nenek dan kakek yang rela jadi orangtua buat nana." Ucapku sambil memeluk nenekku, aku tak bisa membayangkan betapa hancurnya aku jika dua orang yang kusayangi yaitu nenek dan kakek pergi meninggalkan ku seperti ayah, mama dan kak tata.
Mungkin aku sudah seperti serpihan kaca.
"Kata bu nina kamu mau kerumahnya, yaudah nenek izinkan. Kapan kamu resmi dengan bryan?" Tanya nenek ceplas ceplos mbutku langsung kaget, Resmi? dengan? Bryan? oh tidak tidak. Apa nenek sedang mengigau.
"Apasih nek, yaudah karena makanan nenek sudah selesai, Nana pamit kerumah bryan ya. Bi rumi sudah datangkan. Nanti kalo nenek mau apa- apa sama bi rumi aja yah." Ucapku sambil mencium punggung tangan nenekku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Diary (TAMAT)
Romance"Kaka talasya mau kemana?"tanya gadis kecil berumur 9 tahun kepada kakak gadisnya yang tengah membopong koper besar. "Aku mau pergi sebentar sama mama dan ayah. Kamu dirumah aja ya sama nenek kakek."jawab gadis yang diketahui bernama Talasya itu sam...