02

29 1 0
                                    

I’ve got that candy for you, all flavors just in one bite..
That ain’t true, none of it is all that just true..
-AberdeenftJasmine-

Marie


"Happy birthday dear".

Gadis itu tersenyum saat Albar, tunangannya memberikan kadonya di depan teman-temannya.
Dua minggu lagi mereka menikah dan ini adalah kali pertama Albar diperkenalkan di depan teman-temannya.
Marie adalah gadis yang tertutup untuk masalah pribadi, baginya urusan pribadi tidak perlu dibeberkan di depan publik.

Awalnya mereka bertemu karena perjodohan keluarga. Orang tuanya terlalu khawatir jika gadisnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai lupa menikah.
Sudah dua tahun gadis itu mengenal Albar tapi Marie tidak terlalu mempedulikan Albar.
Ia lebih menyukai pekerjaannya.
Tunangannya memang tampan tapi ia sadar ini adalah perjodohan politik.
Ia hanya akan mengabaikan lelaki itu sampai ia lelah. Begitulah pemikirannya sampai suatu hari ia pingsan saat laporan akhir tahun di perusahaan ayahnya.
Saat mendengar Marie pingsan Albar langsung menyusul di tengah malam. Lelaki itu bahkan meninggalkan mobilnya yang tengah mogok dan berlari menerobos hujan besar.
Saat itulah ia sadar Albar tidak buruk untuk menjadi suaminya.
Gadis itu tersenyum kecil saat teman-temanya memuji calon suaminya.

"Apakah ini tunanganmu?" Tanya Aruna kala itu saat Marie dan Albar sedang meminum minumannya.
Gadis itu bangkit dengan canggung sambil menggengam tangan tunangannya.

"Ya, dia Albar tunanganku dan sayang ini Aruna teman kuliahku".
Albar tersenyum sedikit kaku sambil menjabat tangannya.

Aruna hanya tersenyum tipis saat membalas tangan Albar.
Seharusnya saat itu Marie menyadari tangan Albar yang gemetar saat menyalami Aruna bukan karena tunangannya terlalu gugup.

"You look pretty happy" . puji Aruna kala itu.
Ia tidak sadar pertanyaan itu bukan untuknya dan tertawa kecil sebelum menjawab.

"Am I look happy that happy?".
Ia bertanya pada tunangannya dengan wajah merona malu.
Lelakinya menatapnya dalam sebelum memeluknya.
Sepertinya ia terlalu menunjukan rasa bahagianya sampai teman yang tidak pernah ia temui selama ini mengatakannya.
Ah dua minggu lagi mereka akan menikah.
Tentu saja ia bahagia.
Sangat bahagia sampai tidak sadar kalau lelaki itu memeluknya secara berlebihan.

"Yes we are, she's so adorable before she meet me. And now she look perfect with me".
Jawab lelaki menggantikannya sambil mencium pipinya dengan lembut.
Teman-temannya berteriak riuh.

Jantungnya berdegup kencang.
Albar tidak baik untuk kesehatannya.
Harusnya ia meminum obat penguat jantung lain kali.

Sudah 30 menit Marie menunggu di ruang tunggu pengantin. Albar tidak juga datang.
"Apa lelaki itu baik-baik saja?".
Ayahnya masuk dengan wajah pias.
Firasat buruknya datang.

"Dengarkan ayah dan jangan berfikir macam-macam. Albar mengalami kecelakaan saat berangkat kesini."

Gadis itu segera berdiri.

RingelblumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang