My life is brilliant
My love is pure
I saw an angel
Of that I'm sure
-James blunt•
•
•
"You are beautiful" puji lelaki itu setiap kali gadis itu merasa tidak nyaman dengan penampilan barunya."Sure, the beauty of money right?".
Jawabnya kali itu setelah ia mendiamkan lelaki itu selama pestanya."How about a little thank. I like you with or without those make up, Love".
Gadis itu mendesah kalah saat lelaki itu lagi-lagi memanggilnya love saat mereka berdua. Tidak mungkin mereka bertengkar di depan umum.
"Thank you, tapi lain kali biarkan aku yang melakukannya sendiri".
Lelaki itu mengangguk menyetujui, walau ia tidak yakin akan menurutinya. Ia tidak bisa membiarkan kekasihnya dipandang rendah oleh lainnya.
Marie mendesah sedih menatap bayangan dirinya di pantulan kaca. Disana terlihat sosok Marie yang lama dengan gaun indah, wajah yang dihiasi dengan make up tipis serta perhiasan yang menghiasi leher, telinga dan jemarinya.
Ia tidak ingin kembali ke masa lalu.
Sore itu Marie seperti berjalan ke dalam skenario yang sudah Ale siapkan sejak ia mengiyakan ajakan Ale untuk datang. Lelaki itu bahkan mempersiapkan sebuah gaun strapless berwarna hitam yang entah bagaimana sangat pas di tubuhnya. Ia bahkan mengundang Mike dan Laura, salah satu make up artist terkenal untuk mendandaninya. Seakan Ale tahu dirinya tidak akan menolak tawarannya.
Tangannya tidak pernah menjauh dari tubuhnya, entah itu mengenggam tangannya, merangkul pinggangnya kadang kala saat ia berbicara dengan kliennya, ia dengan sengaja menempelkan telapak tangannya yang panas di punggungnya terbuka. AC yang dingin ditambah sensasi sentuhan tangannya yang panas membuatnya gelisah.
Sial, lelaki itu malah tertawa kecil saat melihat Marie berusaha fokus pada obrolan mereka."Bisakah kamu melepaskan aku, aku bisa berjalan sendiri?" bisiknya.
"Nope". Ucapnya tidak terbantahkan. Gadis itu seperti bunga yang dipamerkan kemanapun mereka berada.Dan sialnya, kantor baru yang disebutkan oleh Ale adalah penerbitan tempat Marie bekerja. Tentu saja kedatangannya bersama pemilik baru penerbitan itu membuatnya momok pembicaraan diantara para karyawan yang hadir saat itu. Wajahnya yang memucat saat pertama kali masuk pesta tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi Ale.
"Kenapa kamu tidak bilang pestamu itu adalah pesta penyambutan bos baruku di tempat kerjaku, Boss?" tanyanya sambil berbisik saat tidak ada orang yang mengajaknya berbicara. Tentu saja dari kejauhan terlihat sangat intim karena lelaki itu hanya tertawa kecil.
"Dan melewatkan semua kejutan ini?".
Gadis itu mencubit pinggangnya dengan kencang agar lelaki itu melepaskan pelukannya Tentu saja walau menggeliat kesakitan, ia tetap mengeratkan tangannya di pinggangnya."Terimakasih Mr. Alexander, aku sangat terkejut bahkan hampir pingsan. Sekarang bolehkah Cinderella ini pamit pulang?"
Lelaki itu mencium punggung tangannya sesaat setelah melepaskan pelukannya.
"Maaf, Love. Saat aku bilang ingin memperkenalkan dirimu sebagai pasanganku, tentu saja itu dimulai dari orang yang kita kenal. Tentu saja, besok semua orang yang tidak kenal akan tahu" ucapnya sambil mengisyaratkan beberapa orang yang Marie duga adalah wartawan.
Marie menatapnya bingung.
"Kau tahu kita baru bersama kurang dari 24 jam?".Lelaki itu mengangguk.
"Dan kamu ingin mengenalkan aku ke semua orang seakan-akan kita sudah berkomitmen lama".
"Time is an abstract consept. Sehari atau satu tahun tidak penting dalam percintaan".
"Like is not love". Imbuh gadis itu.
"Not yet, but one day you love me like I do today". Sanggah lelaki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ringelblume
RomanceAku selalu melihatmu. Kamu selalu tergesa-gesa melewati harimu. Apa yang sedang ingin kamu lewatkan? -David Alexander D'artgan- Bagaimana bisa aku melihatmu? Aku hanya seseorang yang boleh berlari maju. -Marie Paradisa-