You are all I long for
All I worship and adore
In other words, please be true
In other words, I love you
- Frank sinantra•
•
•
AleJarum jam menunjukan pukul 2 dini hari dan ia masih di rumah sakit dengan tumpukan dokumen yang mengharuskan dirinya terjaga.
Sesekali matanya melihat ke arah gadis yang tertidur di atas ranjang rumah sakit.
Kali ini Marie bergerak ke kanan dan ke kiri dan mengigau ketakutan.Mimpi buruk.
Dengan gontai ia mendekat dan memegang tangan Marie, berharap apapun yang menghantuinya akan pergi.Ia mendesah lelah sambil menatap wajah tidur gadis kesayangannya.
Tidak ada rumah sakit dalam rencananya.
Ia hanya ingin bertemu dengannya di Cafe miliknya.Apa yang terjadi dengan mataharinya?
Itulah yang sering ia pertanyakan saat melihat gadis itu tenggelam dalam dunia di tengah hiruk pikuk dunia.Ini bukan pertemuan pertama.
Ale mengenalnya dari foto-foto yang di kirim Gevan.
Ia bahkan memiliki folder tersendiri di dalam laptop dan handphonenya yang berisi potret pribadinya.
Ia bukan stalker.
Gevan, teman kecilnya berulang kali ingin menjodohkan dirinya dengan Marie, teman yang di anggap adik oleh Gevan.
Ale selalu menolak bertemu dengannya.
Waktunya terlalu padat bahkan untuk cafe yang mereka pernah rintis berdua saat masa kuliah.
Ia tidak memiliki waktu untuk dibagi dengan gadisnya.
Hasilnya Gevan dengan pantang menyerah selalu mengirimkan foto-foto terbaru gadis itu. Tentu saja, Ale dengan senang hati menyimpannya. Hanya saja ia tidak akan bertanya tentang gadis itu, karena jika ia menanyakan sesuatu maka Gevan pasti langsung bertindak seperti Mak comblang. Dan hal itu sangat mengerikan jika ditambah dengan Puan.Sampai suatu saat ketika Gevan sedang honeymoon dengan Puan, akhirnya Ale yang datang ke cafe milik mereka untuk memeriksa keadaan cafe. Kegiatan yang biasanya dilakukan Gevan.
"Sorry".
Satu kata kala itu.
Gadis itu hanya melirik ke arah tangannya untuk memastikan handphonenya tidak terjatuh dan kembali ke kasir untuk memesan.Ale hanya terdiam kaget.
Gadis itu ada disini.
Mataharinya.
Dengan menggunakan kaus motif zebra kebesaran, celana jeans belel berwarna abu tiga perempat dan rambutnya di cepol ke atas membuat gadis itu terlihat lebih muda dari usia aslinya.Dan dengan bodohnya ia ikut mengantri, membuat pegawainya terlihat kaget melihat bossnya ikut mengantri.
Hampir saja mereka memanggil boss kalau Ale tidak memberi isyarat tutup mulut.Gadis itu kembali dari kasir membawa sepotong cake coklat dan cappuchino dan tentu saja Ale meminta dibawakan yang sama.
Sesaat setelah pesanannya tiba, ia duduk di belakang kursi Marie dan melihat seorang lelaki seumuran dengannya menyapa gadis yang terlihat sedang sibuk mengetik dari laptopnya.
Rupanya lelaki itu adalah kenalan Puan, atau mungkin kencan buta yang diatur Puan untuk Marie.
Ternyata bukan hanya dirinya yang dijodohkan dengan Marie.
Entah mengapa ia sangat kesal membayangkan banyak lelaki sudah melihat senyumnya sebelum dirinya.Lagi-lagi gadis itu hanya menjawab dengan formal dan tidak berusaha untuk membuat percakapan.
Kadang ia melihat gadis itu melihat pintu keluar saat lelaki itu menceritakan tentang dirinya. Percakapan mereka terhenti karena dering alarm dari handphonenya. Ia bergegas merapihkan laptopnya tanpa memperhatikan lelaki di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ringelblume
RomanceAku selalu melihatmu. Kamu selalu tergesa-gesa melewati harimu. Apa yang sedang ingin kamu lewatkan? -David Alexander D'artgan- Bagaimana bisa aku melihatmu? Aku hanya seseorang yang boleh berlari maju. -Marie Paradisa-