Sebuah sekolah SMA ternama di Jakarta Pusat terlihat begitu hening dan tenang. Seperti di sekolah lainnya, para siswa dan siswi SMA Garuda juga rutin melaksanakan upacara bendera di hari Senin pagi.
Namun, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Seharusnya, para murid sudah masuk ke kelas. Apalagi upacara juga sudah dibubarkan. Sayangnya, mereka memilih diam di sana dan melihat seorang guru yang memberikan hukuman pada tiga orang siswa yang terlambat datang ke sekolah.
"Alvin Juliano. Kau terlambat datang ke sekolah lagi dan tak mengikuti upacara bendera. Dan Bapak lihat dari absen, bahwa di bulan kemarin, kau absen 10 hari tanpa alasan yang jelas." Seorang guru berperawakan tinggi berbicara dengan suara yang begitu tegas. Kakinya berjalan mengintimidasi ketiga murid nakal dan badung yang ada di sekolah itu.
"Adam Yudhistira. Hari Sabtu kemarin kau ketahuan merokok di dalam kelas sekaligus menjahili satpam sekolah. Di bulan kemarin, kau absen 14 hari tanpa alasan yang jelas." Guru itu kembali berjalan mendekati satu anak muridnya yang paling nakal.
"Rendra Rivano. Kau berkelahi dengan siswa sekolah lain sampai siswa itu masuk rumah sakit. Di bulan kemarin, kau absen 20 hari lamanya tanpa ada alasan yang jelas." Bukannya merasa malu karena kesalahannya diwawarkan oleh gurunya di lapangan sekolah dan ditonton ratusan murid, ketiga murid bernama Alvin, Adam dan Rendra malah terlihat acuh tak acuh.
"Hukuman kalian akan sangat berat," ucap guru bernama Anto itu. Dia berjalan mendekati Alvin dan menunjuk wajah Alvin.
"Kau Alvin. Bersihkan semua halaman belakang sekolah sampai tak ada satupun sampah yang terlihat. Satu lagi, kau harus mengerjakan 20 soal matematika dan 10 soal fisika. Di kumpulkan siang ini juga." Alvin yang mendengar melongo kaget. Padahal, matematika dan fisika adalah 2 pelajaran yang paling Alvin benci.
"Kau Adam. Bersihkan semua toilet sekolah sampai bersih dan jangan ada kotoran sedikit pun. Kau juga harus mencari nama-nama ilmiah dalam pelajaran biologi sebanyak 500 jenis beserta artinya. Di kumpulkan siang ini." Adam menghembuskan nafas pelan mendengarnya. Memang pada dasarnya guru killer, kalau kasih tugas gak kira-kira.
"Dan kau Rendra. Pulang sekolah nanti, kau harus menyapu dan mengepel semua kelas di lantai 1 dan 2. Lalu, kau harus membuat 10 pertanyaan sekaligus dengan jawabannya dari setiap mata pelajaran." Rendra yang mendengar ucapan Pak Anto yang menyebutkan semua hukumannya hanya diam tak berekspresi. Itu sudah biasa baginya. Lagi pula, saat pulang ya pulang saja. Masalah menyapu dan mengepel ada jadwal piket. Walaupun bagian piket, Rendra juga tidak pernah membantu.
"Kalian mendengarnya?" tanya Pak Anto dengan suara yang menggelegar. Para siswa yang melihat terlihat ketakutan. Tapi, tidak dengan tiga siswa yang dihukum itu.
"Sekarang, semuanya bubar. Masuk kelas masing-masing," ucap Pak Anto lagi. Tanpa memberi salam, Rendra berbalik dan melenggang pergi dengan wajah tanpa dosa. Melihat ekspresi Rendra yang kelewat datar, Pak Anto pun menggelengkan kepala. Tak menyangka jika dia akan mempunyai siswa sedingin dan senakal Rendra.
***
Seorang gadis berseragam putih abu berjalan anggun dengan beberapa buku di tangannya. Dia berjalan di koridor sekolah untuk pergi ke ruangan salah satu guru.
Setiap berpapasan dengan siswa lain, dia selalu tersenyum ramah walaupun orang yang dia beri senyuman malah menatapnya sinis.
Ya, dialah Laila. Gadis SMA yang terkenal ramah dan periang. Sayangnya, sikapnya yang ramah membuatnya dibenci para siswi.
"Laila, kamu mau kemana?" Mendengar namanya disebut, Laila pun berhenti berjalan. Dia menengok ke samping dan tersenyum pada orang yang bertanya padanya barusan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy
RomancePrequel Bad Girl. *** Laila Muti Anjani. Seorang gadis berusia 18 tahun yang memiliki sifat periang. Dia selalu tersenyum ramah pada siapa pun hingga tak sedikit siswi yang membencinya karena banyak siswa yang naksir padanya. Walaupun banyak siswa y...