2

14.3K 1.3K 52
                                    

Laila berjalan menyusuri koridor menuju halaman belakang sekolah. Dia baru saja mendatangi UKS. Tapi, Rendra tidak ada disana. Dan Laila berharap kalau Rendra ada di belakang sekolah.

Langkah Laila semakin cepat karena dia tidak sabar untuk segera sampai di halaman belakang. Di tangannya ada kotak P3K yang pastinya akan dibutuhkan oleh Rendra. Dan Laila akan dengan senang hati mengobati luka-luka Rendra.

Beberapa saat kemudian, Laila sampai di halaman belakang. Matanya melihat sekitar dan dia tersenyum lebar melihat Rendra yang sedang duduk di sebuah bangku. Dengan berlari, Laila pun mendekati Rendra.

"Sudah kubilang jangan ikut campur." Rendra langsung mendesis marah saat dia menyadari kehadiran Laila di sampingnya. Mata Laila sudah berkaca-kaca. Tapi, dia berusaha menahannya. Tak mempedulikan penolakan Rendra, Laila pun membuka kotak P3K yang dia bawa dan mendekati Rendra.

"Lukamu harus diobati. Kalau tidak, nanti semakin parah," ucap Laila. Dia mengambil sebuah kapas untuk membersihkan darah yang mengalir dari sudut bibir Rendra. Tapi, seperti biasanya, Rendra menepis tangan Laila. Laila tetap tak putus asa dan berusaha mengobati luka-luka Rendra.

"Apa kau tuli? Aku sudah bilang jangan ikut campur!" Rendra yang marah membentak Laila. Tangan Laila sudah bergetar karena sedih akibat bentakan Rendra barusan. Muak melihat air mata Laila, Rendra pun bangkit berdiri untuk segera pergi. Tapi, Laila tak membiarkannya.

"Kau tidak boleh pergi! Duduk!" Laila berteriak kesal dan menarik tangan Rendra dengan sekuat tenaga. Setelah Rendra terduduk dibangku lagi, Laila langsung berdiri diam dihadapan Rendra. Tangan kirinya meraih dagu Rendra dan mendongakkan wajah Rendra dengan paksa. Setelah itu Laila dengan cepat membersihkan darah di sudut bibir Rendra. Rendra meringis perih karena Laila tidak pelan-pelan melakukannya. Tapi, Laila seperti itu juga karena kesal.

"Aku tahu kau itu kesepian. Maka dari itu, jangan sia-siakan orang yang peduli padamu!" Laila membentak Rendra. Air mata mengalir membasahi pipi Laila. Rendra yang melihat itu hanya diam saja.

"Kau itu egois! Dari dulu kau selalu begitu! Kau tidak pernah mau menghargai semua usahaku!" Laila kembali berbicara diiringi isak tangisnya. Tangannya dengan cepat mengobati luka-luka Rendra. Setelah selesai, Laila menghapus air matanya dan melemparkan kotak P3K yang dia bawa tadi pada Rendra.

"Kau kembalikan itu ke UKS," ucap Laila. Dia berbalik dan langsung pergi dari sana meninggalkan Rendra yang terdiam ditempatnya seraya menatap kotak P3K yang dilemparkan Laila barusan.

***

Dikelas, Laila tak henti-hentinya menangis. Itu membuat Lisa, teman sebangku sekaligus sahabat Laila kebingungan. Yang membuat Lisa bingung adalah bagaimana cara dia membuat Laila berhenti menangis. Sedangkan penyebab menangisnya Laila, Lisa jelas sudah tahu. Siapa lagi kalau bulan karena Rendra, si bad boy SMA Garuda yang membuat Laila cinta mati.

"La, udah dong. Jangan nangis terus. Percuma juga kamu nangis," ucap Lisa berusaha menenangkan Laila. Tapi, yang ada tangisan Laila malah semakin kencang membuat seisi kelas menatap Laila dengan bingung.

"La..." Lisa bingung harus bagaimana lagi menenangkan Laila. Karena itu, Lisa pun memilih untuk pergi membeli makanan saja.

"La, aku pergi beli makanan dan minuman dulu ya," ucap Lisa. Setelah berkata seperti itu, Lisa pun berjalan keluar dari kelas untuk pergi ke kantin.

Saat sedang berjalan menuju kantin, tak sengaja Lisa melihat Rendra bersama dengan Alvin dan Adam. Dengan sedikit keberanian yang Lisa miliki, Lisa pun berjalan mendekati tiga laki-laki itu.

"Rendra!" Lisa memanggil Rendra yang berjalan menjauhinya. Terlihat langkah Rendra berhenti dan dia berbalik menatap Lisa bersama dengan dua sahabatnya.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang