5

12.5K 1.2K 43
                                    

Laila masih diam dan duduk di bangku penonton. Senyum menghiasi bibirnya melihat Rendra yang sedang bermain basket. Ah, betapa tampannya Rendra di mata Laila.

Setelah beberapa menit, ketiga pemuda itu memilih untuk istirahat dulu. Rendra pun duduk di samping Laila dan kembali meminum air mineral yang dibawa oleh Laila tadi.

"Ini, makanlah," ucap Laila seraya menyerahkan kotak makan miliknya pada Rendra. Isinya adalah nasi goreng buatan Laila spesial untuk Rendra. Tanpa berterima kasih, Rendra mengambilnya dan mulai memakannya.

"Lah, kayak orang pacaran saja." Ucap Alvin menggoda Rendra dan Laila. Laila yang mendengarnya tersipu malu. Tapi, Rendra tetap dengan wajah datarnya.

"Dia hanya memanfaatkan kau saja Rendra," cetus Adam. Laila yang mendengarnya langsung menatap Adam dengan tatapan tajam.

"Hey, jaga ucapanmu. Aku tidak begitu," protes Laila tidak terima. Bibirnya mengerucut dan dia jadi cemberut.

"Semua perempuan seperti itu," desis Adam dengan kesal. Laila memalingkan wajahnya dari Adam. Dia kesal Adam menuduhnya memanfaatkan Rendra. Padahal, dia tidak seperti itu. Dia menyukai dan mencintai Rendra dengan tulus.

Rendra memberikan kotak makan yang sudah kosong itu kepada Laila. Setelahnya, Rendra minum.

"Sebaiknya kau kembali ke kelas. Sebentar lagi masuk," ucap Rendra tanpa menatap Laila. Laila yang mendengarnya tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah. Terima kasih sudah mau memakan masakanku," ucap Laila dengan riang. Seperti kemarin siang, dengan berani Laila kembali mendaratkan sebuah ciuman singkat di pipi Rendra. Alvin yang melihatnya melongo kaget. Sedangkan Adam memicingkan matanya.

Rendra yang dicium oleh Laila terlihat masih diam dan tak bereaksi apapun. Hal itu membuat Alvin dan Adam keheranan. Hingga Alvin pun berpikir kalau Rendra sudah biasa menerima ciuman singkat di pipi dari Laila seperti barusan.

Rendra bangkit berdiri dan membawa tasnya. Dia berjalan keluar dari ruangan itu tanpa bicara apapun. Alvin dan Adam yang melihat kepergian Rendra pun langsung mengikuti langkah Rendra.

"Rendra, kau seharusnya tak membiarkan dia mendekatimu. Kau tahu sendiri kalau dia bukan orang kaya. Jelas dia mendekatimu hanya karena harta," ucap Adam dengan serius. Alvin yang mendengarnya menatap Adam tak suka. Karena menurut Alvin, semua usaha dan sikap Laila pada Rendra itu tulus.

Namun, Alvin bersyukur Rendra tak menanggapi ucapan Adam barusan. Rendra memang sangat tertutup hingga Alvin dan Adam yang merupakan sahabat Rendra juga tidak tahu apa yang sedang di pikirkan oleh Rendra.

***

Saat itu, Rendra baru memasuki gerbang sekolah. Dia terlambat datang karena motor yang dibawa mogok.

Tak sengaja, Rendra melihat seorang gadis yang sedang berjongkok dan memungguti barang-barangnya. Saat itu, Rendra ingin membantu gadis itu. Namun, gadis itu dengan cepat berlari hingga Rendra tak sempat membantunya.

Mengikuti langkah gadis itu, Rendra pun sampai di aula. Dia juga baru tahu kalau ternyata semua murid di kumpulkan disana.

"Kamu terlambat 2 menit. Jangan masuk." Rendra melihat gadis yang tadi jatuh ditahan oleh para senior karena terlambat. Melihat itu, Rendra pun berjalan mendekati pintu aula dan para senior itu. Sikap para senior saat melihatnya terlihat berbeda dengan saat melihat gadis itu.

"Biarkan dia masuk," ucap Rendra. Rendra bisa melihat tatapan kagum dari gadis itu lewat sudut matanya. Namun, Rendra mengabaikannya. Dia pun memilih masuk ke aula diikuti oleh gadis itu.

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang