5. Toko Buku

29 1 1
                                    

Vanilla dan Samuel sudah berada di tempat parkiran sekolah. Niat Vanilla untuk kabur dari Samuel gagal, karena Samuel tau bahwa Vanilla pasti akan mencoba untuk kabur darinya. Samuel mulai menaiki motornya, memakai helm, dan memberikan helm lain kepada Vanilla. Vanilla heran kenapa tiba tiba motor Samuel sudah terparkir disini, sedangkan tadi dia kan naik bis.

Vanilla belum memakai helmnya. "Bukannya tadi lo nggak bawa motor, ya?"

Samuel yang sedang menaikan standar motor, terkekeh karena pertanyaan Vanilla. "Tadi gue cabut pas istirahat, ngambil motor di kantor Papa yang nggak jauh sih dari sini, yaudah naik."

Vanilla mulai naik dan memakai helm. Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan diantara mereka. Dan tiba tiba Samuel berhenti kepinggir jalan. "Tunggu, sebenarnya kita mau kemana sih?" tanya Samuel.

Vanilla tercengang terhadap apa yang ditanyai Samuel. Dia yang ngajak dia yang nggak tau mau kemana?! Aneh-batin Vanilla. "Nggak tau." ucap Vanilla dengan muka tanpa ekspresi nya.

"Lo mau nya kemana?"

"Pulang."

"Masa pulang. Gimana kalau kita ke mall?"

"Gue nggak suka tempat rame."

"Oke. Kita kekuburan." ucap Samuel hendak menjalankan motornya.

Tapi saat hendak pergi, Vanilla malah memukul helm Samuel. "Mau ngapain kekuburan?!"

"Katanya nggak suka tempat rame, ya. Berarti kita kekuburan kan sepi."

"Ya-ya nggak kekuburan juga lah! Terserah deh! Yang penting jangan sampai malem."

"Oke."

Samuel menyalakan motornya dan mulai pergi ketempat yang dia tuju. Entah mau kemana Samuel mengajak Vanilla. Yang jelas sekarang yang Vanilla mau adalah pulang ke rumah. Pasti Violet sudah menunggunya dirumah, entah kejahatan apalagi yang akan diperbuat Violet. Yang pasti sudah menunggu sasarannya pulang, yaitu Vanilla.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang mau bersuara terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan hanyalah kesunyian diantara keduanya. Sebenarnya Samuel mau kemana sih, kok nggak sampai sampai dari tadi? Cuaca mulai tak mendukung. Langit yang tadinya terang seketika muncul awan hitam. Bertanda akan turun hujan. Samuel mempercepat laju kendaraannya. Dan Vanilla dengan tidak sengaja, melingkarkan tangannya di tubuh Samuel. Sudut bibir Samuel naik, senyum miring mulai terlukis di bibir Samuel.

Vanilla masih memejamkan matanya dan masih melingkarkan tanganya di tubuh Samuel. Tanpa di sadari ternyata motor Samuel telah berhenti. Samuel menoleh ke belakang. "Udah sampai tujuan mba, jangan lupa bayar, ya?"

Vanilla tersentak. Bodoh! Bodoh! tadi gue ngapain coba?!-batin Vanilla. "A-ah. Sorry!" ucap Vanilla dan langsung turun dari motor dengan ekspresi datar. Vanilla benar benar canggung, ini kali pertamanya naik motor bersama cowok. Dan cowok itu adalah orang yang Vanilla benci.

Vanilla melihat sekelilingnya. Dia ada di mall tempat paling dia hindari. Kalau sebagai besar cewek suka di mall. Beda dengan Vanilla yang enggan dan menghindari tempat yang satu ini. Karena terlalu ramai dan berisik yang pasti. Vanilla tidak suka dengan tempat ramai. Lebih baik dikamar daripada di tempat seperti ini. "Mau ngapain sih?! Kan gue bilang gue nggak mau ke mall!"

"Nggak semua bagian di mall itu rame, ada kok tempat yang lumayan sepi dan tenang, ayo."

Kalau bukan karena bukunya yang sangat penting. Vanilla tidak akan mau menuruti semua perintah Samuel. Vanilla terus mengekori Samuel. Sampai Samuel pun berhenti di salah satu toko dan Vanilla menabrak tubuh kekar Samuel karena tidak tau kalau Samuel akan berhenti secara tiba tiba. Lagi lagi Samuel di buat tertawa dengan sikap menggemaskan Vanilla. Vanilla mendongak dan membaca tulisan yang terdapat diatas.

Two Badboy vs Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang