4. Bis

64 1 0
                                    

Hari ini Vanilla merasa enggan datang kesekolah. Tidak seperti biasanya. Dia selalu bersemangat untuk datang awal ke sekolah. Bukan tanpa alasan sebenarnya, ini karena Samuel. Ancaman Samuel, yang ingin mengajaknya jalan. Membayangkannya saja sudah mengerikan. Vanilla tidak mau karena hal ini dia jadi bahan perhatian oleh para fans Samuel si badboy itu. Vanilla tidak mau jadi pusat perhatian dan mendapat tatapan yang mengerikan.

Entah mengapa setelah kejadian di depan gerbang sekolah, Samuel jadi bersikap aneh kepada Vanilla, entah apa tujuannya. Tapi benar, ini sangat menyebalkan. Vanilla bukannya sok jual mahal, tapi entahlah setelah mendengar kejadian yang di alami mama dari papanya itu, Vanilla jadi enggan dekat dengan cowok. Vanilla selalu menutup hatinya rapat rapat saat cowok hendak mendekatinya. Sebenarnya pernah ada cowok yang mengungkapkan perasaan ke Vanilla, tapi sikap Vanilla hanyalah menjauh. Takut. Takut terhadap apa yang di alami Risa, akan sama dengan apa yang akan di alaminya.

Vanilla sedang mengikat pita tali sepatunya. Setelah selesai Vanilla pamit berangkat sekolah. Vanilla berjalan dengan gontai ke halte, menunggu bis yang akan menghantarnya kesekolah. Kalau saja ban sepedanya tidak di tusuk sampai bocor oleh Violet, Vanilla akan lebih cepat datang kesekolah. Sudah ampir 5 menit Vanilla menunggu. Dan akhirnya bis pun datang. Orang mulai berdesakkan naik ke dalam bis. Vanilla sudah biasa mengalami ini tiap pagi. Saat masuk ke dalam, ternyata kursi penumpang tidak tersisa untuknya. Vanilla harus berdiri sampai tempat tujuannya yang lumayan jauh.

Vanilla menatap lurus kearah kaca bis. Sampai akhirnya dia terkejut saat ada yang menarik tangannya, hampir saja ingin jatuh karena terseret oleh orang yang menarik tangannya. Orang itu melepaskan genggamannya. Terdapat cowok ber-hoodie hitam yang tadi menariknya. Vanilla mengambil botol air minum yang dia bawa dari rumah. Dan memukulkan botol itu ke orang yang menariknya tadi. Vanilla sangat takut cowok itu akan bersikap macam macam padanya. Makanya, dia bertindak seperti itu.

Vanilla terus memukulinya. Penumpang yang lain juga melihat cowok itu menarik paksa tangan Vanilla. Jadi penumpang lain semuanya melihat kelakuan Vanilla, tidak ada yang marah. Toh, memang tindakan Vanilla benar. "Ih! Nggak tau malu!"

"Woy! Woy! Argh..." seru cowok itu sambil membuka tudung hoodie nya. "Sakit! Woy!! Ini gue Samuel!"

Hah?!

Vanilla menghentikan aksi memukulnya. Dan dengan reflek menjatuhkan botol air miliknya. Betapa terkejutnya Vanilla saat mengetahui bahwa orang yang baru saja dia pukuli adalah. "Samueeel?!"

Cowok itu adalah Samuel. Samuel mengusap badannya yang terasa sakit. Baru kali ini tubuhnya terasa benar benar sakit. Padahal saat dia baku hantam dengan Leo atau musuh yang lain. Tidak sesakit ini. Dan baru pertama kali ada cewek yang memukulinya, dan cewek itu adalah Vanilla. Tubuh Vanilla bergetar hebat. Aduh... Kenapa harus dia-batin Vanilla.

"Aduh... Orang mau niat baik juga, gue mau ngasih tempat duduk biar lo nggak diri disitu. Eh, malah di pukulin." ucap Samuel yang masih menusap dahinya yang memar karena ulah Vanilla dan botol airnya.

Vanilla menundukkan kepalanya. "
"Gue-gue minta ma-maaf. Abisnya lo kayak orang jahat tau nggak. Lagi pula gue kan nggak tau kalau itu lo."

"Iyaiya. Tapi gue nggak maafin." seketika ada ide licik yang melayang di pikiran Samuel.

"Gue nggak mau cari masalah. Maafin gue?! Lagian lo-lo kok tumben naik bis bukannya lo naik motor?"

"Terserah gue dong. Hm, lo mau gue maafin? Tapi ada syaratnya."

"Emang dasar dukun! Yang selalu ada syaratnya!"

"Enak aja! Ada dua syaratnya yang lo harus kerjakan. Pertama kalau buku lo mau balik, lo harus jalan bareng gue. Yang kedua, kalau lo mau maaf dari gue, lo harus jadi asisten gue selama seminggu. Deal?" ucapnya dengan menaik kan alisnya dan tawa yang menjijikan.

Two Badboy vs Cold GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang