part 3

272 31 7
                                    

"BANGUN-Bangun!!!" Tubuhku tiba-tiba serasa diguncang tsunami dan gempa. Aku sudah tahu, ini pasti kerjaan niko yang loncat-loncatan dikasurku.

"Bang nikaaaa!! Bang niko nihh... ahhh!" Teriakku meminta pertolongan nika. Aku kembali memeluk gulingku erat-erat.

"Dek bangun! Ini udah pagi!"
Mataku membulat saat tahu ini udah pagi. Setahuku, tadi baru pukul 2 malam saat tengah malam aku terbangun. aku panik. Langsung kulemparkan guling kesembarangan tempat, lalu bangkit dan menyambar handukku.

"Baju seragam sekolah mana?!" Ucapku panik, mengobrak-abrik lemari pakaianku.

"Lo tidur apa mati dikamar sih, dek? Dari kemaren pulang sekolah, lo baru bangun sekarang?!" Niko memutar bola matanya malas.

"Setengah tujuh harus udah rapih! Gue tunggu dibawah!" Teriak niko saat aku sudah di dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, dengan gerakan cepat, aku memakai seragam sekolah. Aku memoleskan lipblam pada bibir tipisku dan memoleskan bedak tipis diwajahku. Masih sempat!

"Dekk!!" Teriak niko dari lantai bawah.
Aku menggeleng pelan dan menyambar tasku. Mengunci pintu kamar dan berlari kebawah dengan kecepatan penuh.

"Bun, Marisa berangkat!" Ucapku mencium pipi bunda sekilas dan menarik tangan niko.

"Sarapanya dibawa niko ya? Kamu sarapan dimobil aja!" Teriak bunda. Aku mengacungkan ibu jariku.
Aku melirik jam tanganku, setengah tujuh pagi.

"Kalo gitu, gue gak usah buru-buru buat berangkat kesekolah. Kita masuknya jam setengah depalan, bang" ucapku sambil naik kedalam mobil niko dan menghabiskan roti selai kacang buatan bunda.

"Gue kan bilang setengah tujuh harus siap. Berarti pas gue ngomong itu masih jam enam" ucap niko tidak terima. Aku mendengus.

"Gue baru nyadar ada satu yang ketinggalan!" Teriakku didalam mobil saat sadar akan sesuatu.

"Bang nika libur kuliah hari ini. Dia capek kalau harus anter kita" ucap niko.

Aku menatap niko, dapat kulihat rahangnya tiba-tiba mengeras.

"Bang?"

"Hmm?" Jawabnya.
Cowok itu masih terpaku pada jalanan.

"Kita gak ada masalah apapun kan, bang?" Tanyaku.
Entah kenapa aku merasakan ada sesuatu yang tiba-tiba membuat hatiku menganjal.

"Gak ada apa-apa" jawab niko datar.
Aku mengangguk paham dan menghembuskan napas lega. Niko memarkirkan mobilnya di parkiran mobil. Setelah terparkir rapi, Ku bergegas turun. Tiba-tiba saja. Tangan niko menggenggam tanganku erat. Aku menoleh, menatapnya dengan sorotan mata bingung.

"Bang, bener gak terjadi apa-apa kan?" tanyaku lagi. Aku masih yakin ada sesuatu dibalik ini. Tapi niko hanya menatapku dan mengeratkan genggaman tanganya. Seakan memberiku kekuatan jika suatu saat aku akan tahu sesuatu. Tapi aku tidak bisa membaca maksudnya.

"Belajar yang bener, jangan ngecewain bunda. Oke?" Niko mengacak-ngacak rambutku pelan saat sudah sampai didepan kelas.

"Liat deh.... niko sama adeknya romantis banget ya?"

"Iya sama adeknya aja romantis banget, apalagi sama ceweknya"

"Beruntung tuh yang bisa jadi pacarnya niko" bisik perempuan disekitarku.
Mereka hanya tersenyum tipis saat tahu aku menatap mereka.

"Janji sama abang" ucap niko.
Cowok itu masih berdiri didepanku. Mengeryitkan dahi, lagi lagi aku dibuat bingung. Pasti ada sesuatu.

"Janji" ucapku seraya masuk kedalam kelas. Niko menganggukan kepala dan berlari menuju kekelasnya.

WHEN HATE INVITES LOVE - BOYSTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang