part 9

212 29 29
                                    

"ASTAGA." Aku menatap takjub air terjun dihadapanku. Airnya berwarna biru kehijauan dengan derasnya. Di atasnya, terdapat pelangi cantik yang mengitari air terjun itu. Aku tidak percaya shuyang akan membawaku ketempat seperti ini. Ini, lebih dari indah.

"Shuyang?" Ucapku tanpa menatapnya.

"Hmm?" Shuyang hanya bergumam. Tangannya terentang. Cowok itu menutup matanya rapat-rapat, menarik dan menghembuskan nafasnya dalam-dalam.

"Ini..... keren" ucapku, masih termangu menatap sekeliling.

"Emang. Gue udah lama gak kesini sejak..." cowok itu terdiam, terlihat ragu melanjutkan ucapannya. Ia menunduk.

Aku menaikkan alisku.

"Sejak?"

Cowok itu diam tak berusaha menjawab. Aku mekmaluminya.

"Kalo belum siap cerita gak papa ko" kataku seraya menepuk pundakknya dan berjalan ke bebatuan besar didekatku. Kudaratkan pantatku di atasnya. Kulepas sepatuku dan kucelupkan kakiku hingga rasa hangat yang menenangkan menjalar di permukaan kulitku.

"Gilaa! Airnya anget banget" ucapku menatap shuyang.

Shuyang tersenyum tipis, sambil berjalan menghampiriku.

"Ini sih bisa buat otak jadi seger lagi" ucapku memainkan kakiku. Langkah shuyang berhenti. Aku menatapnya aneh.

"Kenapa berhenti? Sinih!" Aku menepuk-nepuk batu di sebelahku, menyuruh shuyang agar duduk disitu.

Shuyang tersenyum tipis lalu mengambil posisi duduk disampingku.

                        ***********

SHUYANG:

"Abis ini kita ke kafe ya? Matahari udah mulai mau terbit di atas kepala nih. Kelamaan disini nanti lo kepanasan" ucapku.

Marisa mengangguk.

"Yukk!" Cewek itu berdiri. Aku mengikutinya bangkit.

"Ya kaki gue basah nanti kalo gue pake sepatu, sepatu gue basah" marisa menunduk, menatap sepatunya yang ternyata basah. Aku menaikkan satu alisku.

"Jalan aja deh yu? Lagian gak banyak paku atau pecahan kaca, kan?"

Aku tertawa kecil dan menggelengkan kepala perlahan.
Tingkahnya selalu membuatku kembali tersenyum.

                         **********

MARISA:

Ini orang kenapa sih dari tadi diem aja? Gak jawab pertanyaan gue. Apa gue salah ngomong ya?

"Naik" ucap shuyang singkat.

Aku tersadar dari lamunanku dan menatapnya yang sudah jongkok didepanku.

"Naik?"

"Iya, lo tau lah maksudnya. Jangan pura-pura bego deh" ucapnya masih menatap lurus kedepan.

"Tapi kan ini jalanan tanah gak bakal ada peca----"

"Udah cepet! Gue gak mau ajak jalan-jalan cewek yang kakinya kotor"

Aku menaikkan satu alisku dan berkacak pinggang.

"Heh! Kalo gak niat ngajak pergi kalo gitu jangan nga----" ucapanku terpotong begitu saja ketika shuyang tiba-tiba menggendongku dibelakang punggungnya.

"SHUYANG, TURUNIN GUE, ATAU GUE BAKAL TERIAK KALO LO NYULIK GUE!!" aku berteriak. Namun tak berani berontak karena takut cowok itu  kehilangan keseimbangan dan jatuh.

WHEN HATE INVITES LOVE - BOYSTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang