part 8

182 29 6
                                    

HARI ini hari Minggu. Hari kebahagiaan setiap murid sekolah karena dapat istirahat dan bersantai-santai di rumah. Seperti hari minggu biasanya, yang gw lakukan hanya berbaring di atas kasur.

"Kenapa rasanya males banget bangun?" Ucap gw seraya menatap langit-langit kamar yang dipenuhi wallpaper galaksi bintang luar angkasa.

Tok... tok... tok...

Gw masih menatap langit-langit kamar. Tak bergerak sedikit pun. Rasanya tubuh malas sekali untuk beranjak.

"Mar?"
Gw gak memedulikannya walau gw tau itu adalah suara niko.

DAK... DAK!!

Niko menggedor pintu kamar gw, kesal.

"Masuk aja napa sih!" Gw teriak, mengubah posisi tidur gw menjadi menyamping menghadap tembok. Satu tangan gw terentang bebas.

Ceklek!

Pintu kamar gw terbuka. Di ambang pintu, niko berdiri, menatap gw dengan tatapan tajam. Niko menghampiri gw dan menjewer telinga gw dengan pelan namun keras dan penuh penekanan.

"Aw... aw!" Pekik gw.
Gw bangkit, mengikuti arah kemana niko menarik telinga gw.

"Bangun!" Niko menatap gw tanpa melepaskan jewerannya itu.

Bibir gw mengerucut. Setelah jeweran niko terlepas, gw buru-buru mengelus telinga gw yang sudah memerah.

"Ini udah bangun abang! Elahh!" Gw mendengus, lalu hendak membaringkan tubuh gw lagi di atas kasur. Tetapi kerah baju gw udah ditarik lebih dulu dengan kedua jari telunjuk dan jempolnya niko yang saling mengapit pada kerah baju gw.

"Ih emang gue sampah apa ditariknya kayak gitu!" Lagi dan lagi, gw kembali ribut dengan Niko, padahal ini baru menjelang pagi.

"Mandi sana! Bau tau lo! Ada temen lo tuh di bawah nungguin" ucap Niko sambil berjalan menuju pintu kamarnya. Saat pintu tertutup, gw masih bergeming. Otak gue belum bisa berpikir dengan cepat.

Lima.....
Empat....
Tiga......
Dua......

"ABANGGGG!!!" Teriak gw dengan kencang. Niko kembali membuka pintu kamar gw.

"Kenapa sih lo? Ada kecoak terbang? Cicak? Laba-laba? Gak usah jerit-jerit gw bisa bu-----"

"Siapa yang dateng?" Potong gw cepat.
Gw beranjak berdiri.
Niko menaikkan satu alisnya.

"Cewek" katanya tak acuh, lalu berlalu pergi.

Gw menatap niko bingung lalu masuk kedalam kamar mandi.

15 menit kemudian, gw menatap bayangan gw sendiri di hadapan cermin. Penampilan gw yang hanya mengenakan baju lengan pendek. Rambut di ikat rapi menjadi satu.

"Siapp!!" Ucap gw saat sudah selesai memoleskan bibir tipis gw dengan lipblam.

Gw menuruni anak tangga dengan cepat. Semua keluarga pasti sudah berkumpul di meja makan. Tamu yang tadi? Mungkin di ajak ikut makan juga.

Marisa:

"Selamat pagi, bun...." ucapku terputus saat tau ada satu orang laki-laki yang sedang duduk membelakangiku.

Mungkin ayah. Ayah aja gak ada. Berarti ini ayah, gumamku lalu berlari kecil memeluk ayah dari belakang.

"Ayahh..... i miss you so much. Kenapa ayah gak keliatan dari kemaren, ayah berangkat kerja? Ayah baru pulang?" Ucapku manja.

"Marr!" Sergah nika.

"Ayah capek ya? Ayah istirahat aja ya walaupun marisa kangen sama ayah"

Niko tersedak saat ingin memanggilku lagi, namun tak aku pedulikan. Aku sangat rindu ayah.

WHEN HATE INVITES LOVE - BOYSTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang