Hatiku pernah terluka karena hinaan dan penghianatan orang-orang yang aku sayang. Día yang awalnya sempurna dengan akhlak dan budi pekerti tega melukaiku saat aku butuh sandaran buat melawan penyakitku.
Sekarang día hadir kembali disaat aku telah bahagia dengan hidupku yang baru.
Día lelaki yang pernah kuberikan hidupku tapi día tak pernah lagi menyanyangiku saat keluarganya menfitnahku.
8 tahun yang lalu.....
Awal pernikahan kami amatlah bahagia. Walau banyak tantangan kami lalui bersama.
Dua tahun kami lalu hidup bersama walau kami belum memiliki pelita hati. Sejak awal keluarga suamiku tak pernah merestui penikahan kami. Bagi keluarganya aku bukanlah gadis yang tepat buat anak lelaki satu-satuan dikeluarga suamiku. Suamiku adalah anak pertama dari 3 saudara.
Bagi keluarga suamiku, día adalah harapan buat meneruskan keturunan keluarga kakeknya.
Hubungan kami renggang saat día mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya.
Saat itu día mengalami koma selama seminggu. Dan kalau día sadar día mulai berubah kepadaku. Día tak lagi memperhatian padaku. Emang waktu ketika día sadar aku tak ada di ruang rawatnya. Saat itu aku harus kekampus buat menyerahkan surat izin cuti kuliah.
Entah apa yang dikatakan keluarga sampai suamiku berubah terhadapku. Setelah suami sembuh dan keluar dari rumah sakit. Ibu mertuaku meminta buat menemani día buat pulang kampung. Saat itu yang aku tahu suamiku hanya pergi 3 hari tapi,rupanya 3 minggu. Saat aku mencoba menghubungi suamiku, día selalu marah dan membentakku.
Tiga hari setelah kepergian suamiku, aku jatuh pingsan. Beruntung adekku datang buat mengunjungiku dan segera membawaku ke rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan dokter aku divonis mengidap cancer mulut rahim stadium 1.Hatiku hancur, ingin rasanya aku bunuh diri. Sekarang derita apa yang harus ku tanggung lagi. Suami yang ku harapkan buat sandaran tak pernah lagi buatku.
Cuma adekku dan keluarga yang menguatkan diriku buat menjalani hari. Keluargaku mulai curiga ketika aku dirawat suamiku tak pernah ada buatku.
Kebencian keluarga semakin nyata ketika suamiku kembali membawa seorang wanita yang rupanya istri barunya.
Kakakku yang tak bisa memerima perlakuan suamiku, langsung menghajarnya.
Disaat itu mertua semakin menyudutkanku dan meminta buat menceraikan ku langsung dihadapan mereka.
Hatiku yang hancur, membuat daya tahan tubuhku drop. Ketika talak 1 jatuh padaku, duniaku hancur dan tubuhku langsung lunglai.
Beruntung keluarga ada disaat itu, mereka langsung membawaku pergi.
Sebulan setelah kejadian itu, kami resmi bercerai. Selama sidang cerai, aku tak pernah hadir. Keluargaku segaja menyembunyikan keadaan diriku sebenarnya. Mereka berdalih kalau aku sedang menenangkan diri di Rumah nenekku. Padahal aku sedang menjalani pengobatan di Jerman.
Selama kami menikah, aku selalu menyembunyikan tentang Keluargaku yang merupakan orng berpengaruh di kota tempat kami tinggal. Bahkan mantan suamiku tidak mengetahui kalau perusahaan tempat dia bekerja milik keluargaku.
Tunggu dulu, Bram.. Setelah kamu bercerai dengan adikku, segera keluar dari rumah yang selama ini kalian tempati. Ucap kakakku.
Maaf ya mas, kenapa harus mas Bram keluar dari rumah itu? Bukannya mas Bram pemilik rumah itu?. Tanya istri baru Bram.
Tanya suamimu itu siapa pemilik rumah itu? Dia atau adikku. Balas kakakku.
Rumah itu milik Miranda. Balas Bram.
Dan satu lagi deposito milik Miranda segera kamu kembalikan jangan sampai kamu pakai buat istri barumu.
Kalau sampai kamu tak mengembalikan semua milik Miranda aku sendiri akan mengirimu ke penjara. Ucap kakakku.