game sanaeha ep 4

1.1K 19 0
                                    

Nai datang ke resepsionis untuk mengembalikan kartu tamu miliknya dan milik Nok. Serta untuk mengambil kembali tanda pengenal mereka. Dan tanpa sengaja, disaat itu Nai dan Khae bertemu. Namun tanpa menyapa Khae, Nai berjalan pergi dan mengabaikan Khae.

“Tidak kah kamu ingin menyapa ku sebagai seseorang yang menjadi teman?” tanya Khae, menghentikan Nai yang mengabaikannya.



“Kamu mengabaikan peringatanku. Lebih baik kita menjadi orang asing,” balas Nai.

“Apa kamu punya urusan disekitar sini? Khae sedang menunggu untuk rekaman acara TV jam 6. Aku sengaja datang lebih awal. Mari kita minum sesuatu,” ajak Khae.

“Aku permisi,” balas Nai, lalu mau berjalan pergi.



Khae menarik lengan Nai dan menahannya. “Aku bukannya mengabaikan peringatan mu. Tapi aku tidak bisa menerima itu. Selanjutnya, aku masih membutuhkan peringatan mu. Karena itu membuat ku menyadari bahwa kamu khawatir padaku,” kata Khae. Lalu dengan perlahan, Khae yang awalnya memegang lengan Nai, dia menurunkan pegangannya dan memegang tangan Nai dengan kedua tangan nya.

“Aku tidak khawatir padamu. Tapi aku mengkhawatirkan tentang keluargamu yang menjadi demarwan ku,” balas Nai dengan tegas. Lalu Nai mencoba untuk melepaskan tangan Khae yang memegangnya.

Tapi dengan erat, Khae tidak mau melepaskan pegangan nya. Dan lalu karena itu, tanpa sengaja kartu identitas milik Nok yang sedang dipegang oleh Nai terjatuh ke lantai.



Melihat ada sesuatu yang jatuh, Nai membungkuk untuk mengambilnya. Namun dengan cepat, Khae berhasil mengambilnya duluan. Dan ketika dia melihat, nama yang berada di kartu identitas itu, dia tampak terkejut.

Tepat di saat itu, Nok yang baru kembali langsung merampas kartu identitasnya dari tangan Khae.. “Ini jadi bernoda! Kotor!” kata Nok sambil menlap kartu identitas miliknya dan menatap tajam kepada Khae.



“Bekerja? Aku begitu terkejut. Aku pikir bahwa kamu bisanya hanya mengambil uang Ayahku,” kata Nok, menyindir.

“Tanpa Ayahmu, aku bisa hidup. Tapi Ayahmu, bagaimana bisa dia hidup tanpa ku?” balas Khae. Dan mendengar itu Nok menjadi agak kesal.

“Dia sudah hidup lama, tidak perlu bersamamu,” balas Nok.

“Aku berharap kamu melihat wajahnya ketika dia bertemu dengan ku kemarin malam. Betapa bahagiannya dia. Rencana sederhana mu, tidak akan bisa membuat dia menjauh dari ku,” balas Khae dengan santai.



Nok menjadi semakin kesal dan dia balas mengatai Khae lagi. Lalu Khae pun balas mengatai Nok lagi. Dan melihat itu, Nai pun menyela dan mengajak Nok untuk pergi makan saja, tapi Nok tidak mau makan lagi, karena melihat wajah Khae.

Lalu setelah mengatakan hal itu, Nok memengang tangan Nai dan menariknya untuk pergi dari sana. Dan dengan kesal, Khae pun tidak bisa berbuat apapun.



Sesampainya dirumah. Nai ingin naik ke lantai atas, untuk mandi dan berganti baju. Tapi Nok menghentikan Nai dan mengajak Nai untuk makan bersama. Dan mendengar ajakan itu, Nai pun menjadi agak heran.

“Kamu belum makan juga, kan?” tanya Nok, ketika Nai hanya diam saja.

“Ya. Tapi aku kira, kamu tidak mau makan,” jawab Nai.

“Sebenarnya, aku tidak mau. Yang ku mau adalah berolahraga,” balas Nok. Dan hal itu membuat Nai menjadi semakin heran.



Di dapur. Dengan cepat, Nok mengocok- ngocok telur di dalam mangkuk. Lalu dia memerintahkan agar para pelayan nya segera memasukan sayur ke dalam panci dan dia akan menuangkan telur ini nantinya. Dan para pelayan pun memasukan sayur yang ada ke dalam panci.

game sanaehaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang