Fate (3) [Annyeongz]

2.3K 306 43
                                    


Winter, 2017.

Malam itu juga, Yujin memutuskan pulang ke desanya. Ia tidak sendiri, terpaksa ia membawa Minjoo, mantan kakak kelasnya- yang sekarang menjadi calon pasangan hidupnya- ikut bersamanya.

Bagaimana dengan Wonyoung? Jelas ia tidak tahu.

Yujin hanya menitipkan pesan pada Eunbi, jika Wonyoung datang mencarinya, bilang saja ada urusan di kota.

Namun siapa tahu? Wonyoung bukanlah tipe yang mudah menyerah. Ditambah ia adalah sosok yang cerdas, bisa mengetahui dimana yujin berada.

Tin tiiiin

Bersamaan dengan turunnya salju, keluarlah seorang wanita cantik dari pagar rumah berwarna coklat yang memiliki kesan elegan khas Seoul. Ia berjalan dan masuk ke mobil sedan antik milik seorang pemilik coffee bar.

Suasana malam ini cukup gelap, namun indah. Karena banyaknya salju yang turun di malam ini. Menambah kesan cantik di Seoul.

"Sudah lama menungguku?"

Yujin hanya menggeleng, terus memandang depannya, tidak berniat berbicara apalagi berhadapan dengan orang yang dijodohkan untuknya oleh ayah ibunya.

"Hei," Minjoo memanggil, suaranya, ehm, manis? Pikir Yujin.

"Ne?"

"Janganlah berpikir bahwa aku juga menyukai perjodohan ini, bodoh."

Yujin kaget, tiba tiba memelankan mobilnya.

"Apa?"

"Aku juga sudah punya kekasih, sama sepertimu,"

"Sudah dua tahun aku bersamanya, sulit bagiku tiba-tiba dipisahkan seperti ini,"

"Jadi, jika ingin menghindar dariku, berpikirlah dua kali. Bukan hanya kamu yang tersakiti, tahu?"

Yujin menelan ludahnya. Mungkin ia terlalu egois selama ini, terlalu tertutup dan berpikir bahwa ia yang paling tersakiti.

"Apakah kamu akan meninggalkan kekasihmu, Mi-minjoo unnie?" tanya Yujin perlahan.

"Berat mengatakannya,"

"Tapi, bisakah kita berdua membatalkan perjodohan ini, unnie?"

"Kurasa ehm, kau punya kebahagiaan sendiri, begitu juga aku. Ayah ibu juga akan mengerti jika aku dan kamu sepakat untu- "

Yujin melebarkan matanya.

Tangan kanan miliknya yang sedari tadi berada di stir mobil, tiba tiba digenggam oleh wanita sebelahnya, Kim Minjoo.

Hangat, itu yang Yujin rasakan.

"Bisakah kita lewati ini bersama? Aku tahu ini berat, soal kekasihmu, biar aku yang bilang,"

"Ayo kita lewati bersama."

Yujin terdiam.

Hatinya tidak bisa berhenti berdegup sedari tadi, terus mengencang.

"Ayo kita batalkan ini bersama sama. Aku rasa ayah ibumu akan mengerti," ucap Minjoo sambil tersenyum dan melepas tangan Yujin.

Yujin mengangguk dan tersenyum, lalu lanjut menancapkan gasnya.

***

Sudah sejam perjalanan, Minjoo merasa tidak enak badan, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di pom bensin yang kebetulan ada kliniknya.

Ia membantu Minjoo duduk di kursi luar dekat klinik pom bensin dan memakaikan mantel hangat untuknya, lalu bergegas membelikan obat di klinik tersebut.

ʙᴜᴄɪɴ ; ɪᴢᴏɴᴇ (ᴏɴᴇsʜᴏᴏᴛ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang